Intermezo
Kamis, 24 Juni 2010
Tulis Komentar
UAS (Ujian Akhir Semester) baru saja berlalu. Alhamdulillah. Saya ikut lega. Saya tak perlu lagi mengingatkan anak untuk belajar. Duh, yang namanya belajar emang sulit. Katanya sih bosen. Kenapa? Karena pelajarannya diulang-ulang. Tapi kan dengan begitu anak-anak menjadi pinter. Satu lagi alasannya, males. Kayaknya yang namanya belajar emang berat ya. Mungkin samalah seperti saya dulu. Jadi sebenarnya saya tak perlu memaksanya, cuma mengingatkan saja. Toh, dia sudah tahu hukum sebab dan akibat (belajar = bisa ). Meski itu tak berlaku mutlak.Belajar seringkali atau mungkin lebih tepatnya tidak menyenangkan, bagi pelajaran yang tidak disukai.
Bagaimana dengan membaca buku? Hampir sama seperti belajar, lebih nyantai dan tentu menyenangkan, rupanya. Eits, si Ihsan tanpa dikomando, begitu ada buku baru, pasti segera dilahapnya hingga habis. Sampai-sampai saya ngomongpun tak terdengar oleh telinganya. Makan, nanti dulu. Mandi, nanti dulu. Apalagi disuruh bantu-bantu ibu. Pasti nanti dulu! Lagi asyik sih.
Sewaktu sedang belajar, tiba-tiba si Ihsan ijin, “Boleh maen sepeda.”
Bukannya sedang belajar, kok mau melarikan diri sih. Padahal baru sebentar belajarnya. Saya yakin belum selesai. Emang belajarnya si Ihsan lebih banyak mandiri, alias belajar sendiri. Kalau ada yang belum mengerti pasti dia akan bertanya pada saya.
Trus, kok mau main sepeda. Tapi ya sudahlah, mungkin sedang bosen saja, pikir saya. Belum sempat saya memberi ijin, dia sudah lari ke gudang dan mengambil sepedanya. Sepeda Ihsan melesat dengan kencang di depan rumah. Saya melihat rona wajah Ihsan riang saat duduk diatas sepadanya.
Tak berapa lama si Ihsan pulang. Lalu sambil senyum-senyum dia melanjutkan belajarnya. Ugh, anak-anak, ada saja cara untuk menghilangkan ketegangan saat menghadapi buku-bukunya.
Bagaimana dengan membaca buku? Hampir sama seperti belajar, lebih nyantai dan tentu menyenangkan, rupanya. Eits, si Ihsan tanpa dikomando, begitu ada buku baru, pasti segera dilahapnya hingga habis. Sampai-sampai saya ngomongpun tak terdengar oleh telinganya. Makan, nanti dulu. Mandi, nanti dulu. Apalagi disuruh bantu-bantu ibu. Pasti nanti dulu! Lagi asyik sih.
Sewaktu sedang belajar, tiba-tiba si Ihsan ijin, “Boleh maen sepeda.”
Bukannya sedang belajar, kok mau melarikan diri sih. Padahal baru sebentar belajarnya. Saya yakin belum selesai. Emang belajarnya si Ihsan lebih banyak mandiri, alias belajar sendiri. Kalau ada yang belum mengerti pasti dia akan bertanya pada saya.
Trus, kok mau main sepeda. Tapi ya sudahlah, mungkin sedang bosen saja, pikir saya. Belum sempat saya memberi ijin, dia sudah lari ke gudang dan mengambil sepedanya. Sepeda Ihsan melesat dengan kencang di depan rumah. Saya melihat rona wajah Ihsan riang saat duduk diatas sepadanya.
Tak berapa lama si Ihsan pulang. Lalu sambil senyum-senyum dia melanjutkan belajarnya. Ugh, anak-anak, ada saja cara untuk menghilangkan ketegangan saat menghadapi buku-bukunya.
Assalamualaikum.
Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan.
Happy reading!
^_^
Belum ada Komentar untuk "Intermezo"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!