Kisah "Ferry"
Jumat, 11 Juni 2010
Tulis Komentar
Beberapa hari ini saya memang ingin sedikit menanggapi kisah “Ferry” yang sedang ramai di media. Ugh, saya sampai menitikkan air mata membaca kisahnya. Sedih dan sedih…lalu saya geram pada ibunya. Teringat anak saya. Eh, si bayi saya kan selalu dekat. Semakin saya sayang semakin saya merinduinya.
Bayi yang tak bedosa, tak tahu menahu urusan orang tuanya, dianiaya tubuh mungilnya. Disakiti jiwanya. Betapa malang nasibmu, Nak. Betapa pilu lembaran hidupmu. Lalu dimanakah naluri seorang ibu. Dimanakah kasih sayang itu. Sudahkah ia terbang bersama kejamnya tangan ibumu? Duh, kok teganya menganiaya anak kandung, anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri.
Berat memang menjadi seorang ibu yang baik. Kadang kala beban hidup yang cukup berat membuat diri malas tersenyum dan mudah terpicu amarah. Ditambah dengan anak-anak yang rewel. Masalah yang kian menumpuk dan tak terpecahkan. Sendiri memikulnya. Tapi seorang ibu yang baik akan dengan bijak mengendalikan diri dan membawa semua bebannya pada Sang Maha Pencipta. Luruh dalam damai CintaNya.
Belum ada Komentar untuk "Kisah "Ferry""
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!