Kisah "Ferry"

Beberapa hari ini saya memang ingin sedikit menanggapi kisah “Ferry” yang sedang ramai di media. Ugh, saya sampai menitikkan air mata membaca kisahnya. Sedih dan sedih…lalu saya geram pada ibunya. Teringat anak saya. Eh, si bayi saya kan selalu dekat. Semakin saya sayang semakin saya merinduinya.

Bayi yang tak bedosa, tak tahu menahu urusan orang tuanya, dianiaya tubuh mungilnya. Disakiti jiwanya. Betapa malang nasibmu, Nak. Betapa pilu lembaran hidupmu. Lalu dimanakah naluri seorang ibu. Dimanakah kasih sayang itu. Sudahkah ia terbang bersama kejamnya tangan ibumu? Duh, kok teganya menganiaya anak kandung, anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri.

Ibu “Ferry”, bayi laki-laki yang berusia 5 bulan, adalah seorang PSK, single parent yang harus menghidupi dua anaknya. Keterbatasan ekonomi dijadikan alasan untuk menganiaya anak-anaknya. Pantaskah? Saya yakin semua orang setuju dengan saya. Tidak!! Semua kekurangan yang dialami orang tua, tak sepantasnya dijadikan alasan apapun untuk melampiaskan kegetiran hidup.

Berat memang menjadi seorang ibu yang baik. Kadang kala beban hidup yang cukup berat membuat diri malas tersenyum dan mudah terpicu amarah. Ditambah dengan anak-anak yang rewel. Masalah yang kian menumpuk dan tak terpecahkan. Sendiri memikulnya. Tapi seorang ibu yang baik akan dengan bijak mengendalikan diri dan membawa semua bebannya pada Sang Maha Pencipta. Luruh dalam damai CintaNya.

Buat “Ferry”, cepat sembuh ya, Nak. Semoga Allah melimpahkan kebaikan padamu, Nak. Semoga ada orang yang berbaik hati untuk mengadopsinya dan memberikan kehidupan yang layak dan mengasihinya dengan tulus.
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Kisah "Ferry""

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel