Lupa Dan Pikun
Sabtu, 26 Juni 2010
Tulis Komentar
Suatu hari saya memang benar-benar lupa. Lupa tidak mengenal usia. Lupa bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Apalagi ketika saya sedang tidak konsen dan banyak yang dipikirkan. Lupa pada sesuatu yang sepele. Lupa melakukan sesuatu. Lupa menaruh sesuatu, sampai jengkel mencarinya, tak jua ketemu. Lalu saya menyerah dan menenangkan diri, alias menghibur diri sendiri. Selanjutnya mengaduk-aduk isi memori di kepala, barangkali sudah lebih baik.
Kata Ihsan kalau ibu yang lupa namanya p i k u n. Tidak boleh menyebut lupa. Tapi kalau anak-anak, namanya ya l u p a. Kenapa bisa begitu?
Alasannya, karena ibu sudah tua sedangkan dia masih anak-anak. Sudah setua itukah saya di hadapan anak-anak. Iya deh, mesti nyadar!
Kata Ihsan kalau ibu yang lupa namanya p i k u n. Tidak boleh menyebut lupa. Tapi kalau anak-anak, namanya ya l u p a. Kenapa bisa begitu?
Alasannya, karena ibu sudah tua sedangkan dia masih anak-anak. Sudah setua itukah saya di hadapan anak-anak. Iya deh, mesti nyadar!
Belum ada Komentar untuk "Lupa Dan Pikun"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!