Siapa Yang Memulai

        
    Sebelum masuk kamar mandi saya sudah ijin anak-anak. Maksudnya agar kakak-kakak bersedia menjaga adiknya, Isam.
            Baru saja saya masuk kamar mandi dan menutup pintunya, terdengar si Isam menangis disusul si Irfan. Tangisan Irfan sangat kencang, seolah memaksa saya mengurungkan niat buang air kecil.

      
      Penasaran, saya keluar kamar mandi. Sayaq menatap wajah ketiga anak saya. Tak ada yang mau bertanggung jawab terhadap peristiwa “menangis”. Lalu saya Tanya mereka, “Siapa yang memulai?”
            Irfan masih menangis meraung-raung sementara Isam sudah tersenyum sejak kehadiran saya, “Kakak pukul aku, hua..hua…” Masih menangis memagangi kakinya yang habis dipukul kakaknya.
            “Iya, kak?” selidik saya.
            Ihsan senyum-senyum memandangi saya. Ini pertanda pertama, dia melakukan kesalahan.
            Setelah beberapa saat diam, akhirnya dia mengaku juga. “Lha Irfan tadi mukul Isam.”
            Ow…gitu.
            “Iya, dik?”
            Si Irfan tak menjawab. Masih menangis, tapi volumenya sudah turun. Pertanda kedua, Irfan melakukan kesalahan, tidak mau mengakui.
            “Ya sudah, sekarang kalian minta maaf, saling memaafkan.”
            Jadi kejadian pertama, Irfan memukul adiknya. Sebagai kakak tertua, melihat keadaan yang tidak seimbang, tak rela berdiam diri. Apalagi adiknya, Isam belum genap dua tahun. Kejadian selanjutnya, Ihsan membalas memukul Irfan. Duh, ada-ada saja anak-anak…
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Siapa Yang Memulai"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel