Ungu
Sabtu, 30 Januari 2016
4 Komentar
Ada
si ungu di pelupuk mataku. Penampilannya sehari-hari tak lepas dari warna ungu.
Ada bando, lipstik, payung, kaca mata, dan pernak pernik lainnya.
“Mengapa
ungu? Ini warna janda. Padahal kamu belum nikah!”
“Aku
tak peduli. Ungu itu sexy.”
Sudahlah
aku memang tak pernah bisa mengerti pilihanmu. Biarlah kamu berteman dengan
ungu sepanjang hidupmu sepanjang kamu bahagia.
Kita
bertemu di tempat yang sama. Di kamar kost sempit dan pengap ini. Kelak akan
kuceritakan pada anak cucuku, hidup memang butuh perjuangan hebat. Kita
bersama-sama membesarkan mimpi. Merantau lagi. Kamu pulang ke Solo, sedangkan
aku ke Malang. Kita masih bisa bertukar kabar lewat dunia maya hingga duka itu
datang.
Ada
fotomu dengan selang-selang yang menjulur di tubuh yang terbujur lemah. “Mohon
doanya. Istri saya sakit.” (Hasan, suami Fifi)
Oh,
Tuhan! Ada apa denganmu Fi? Aku selalu memanjatkan doa terbaik untukmu. Andai
aku bisa melipat jarak, aku akan melepaskan rindu ini. Memeluk ragamu.
***
Ini fiksi?
BalasHapusMini fiksi hanya 150 kata, buat meramaikan #PestaFiksi @RedCarra.
BalasHapussedih.
BalasHapusIya, karena hidup penuh warna.
BalasHapus