Miss Communication
Jumat, 05 Februari 2016
Tulis Komentar
“Yah,
nanti kalau pulang, bawa sepatu adik ya.”
Begitu
datang, si ayah membawa 2 pasang sepatu. Si ibu hanya bisa pura-pura tersenyum,
menahan jengkel. Mungkin daripada salah ambil jadi dua-duanya dibawa. Okey, itu
lebih baik.
“Kaos
kakinya mana?”
“Oh,
iya, lupa,” jawabnya.
Masak
pakai sepatu, tidak pakai kaos kaki. Mudheng gak sih tadi pesanku.
Lalu,
“Nanti beli saja kaos kaki di jalan.”
Hah!
Mana ada toko yang buka jam 07.00 di sini. Ini kota kecil. Jam segitu masih
sepi. Di pasar saja, jam segitu yang ada bakul-bakul sayur, buah, ikan, dan teman-temannya.
Bagian baju termasuk kaos kaki masih menunggu beberapa saat lagi.
Anaknya
sih gak masalah. Pergi saja ke acara sekolahnya tanpa sedikitpun mikir gak
pakai kaos kaki. Jadi, sepanjang jalan lihat kanan kiri barangkali ada yang
jualan.
Tiba
di lokasi acara, si anak gembira bertemu teman-temannya. Seorang teman perempuan
mendekat, “Sam, kaos kakikmu hilang ya.”
Oh,
no! Si ibu yang mendengar jadi gak tega. Ikut menjawab, deh, “Ketinggalan,
mbak.”
Sebenarnya
yang ditanya siapa sih! Kenapa si ibu rasanya gak tega kalau anaknya gak
perfect.
Ternyata,
celana panjang yang dipakai si anak sedikit kepanjangan. Dilipat dan terlihat
kakinya. “Jadi ini masalahnya.” Si ibu yang gak tega tadi akhirnya melepaskan
lipatan celana.
Adakah
yang pernah mengalami hal seperti ini? Masalah-masalah kecil yang bikin dahi
berkerut dan saling menyalahkan.
Maksud
hati, sepatu itu pasti pasangannya kaos kaki. Yang diajak ngomong juga pasti
sudah paham. Jadi tak perlu menjelaskan panjang lebar. Apalagi harus
mengulang-ulang pesan! Tapi ada kalanya memang daya tampung otak yang terbatas untuk
memahami, maka jadinya begini deh.
Dalam
kasus seperti ini memang tak ada gunanya beradu argumen. Tak ada manusia
yang perfect. Dan karena laki-laki dan wanita itu berbeda, maka hargailah
kekurangan masing-masing. Fokus pada kelebihan pasangan lebih membuat hati
ini lapang.
“Tadi
katanya suruh ambil sepatu.”
Coba
kalau dia berkata seperti itu, yang benar siapa? Terus, tentang maksud hati...adakah
orang lain benar-benar tahu apa yang sedang inginkan, kita pikirkan sampai
sedetail-detailnya.
Please,
tersenyum saja. Masih untung diambilkan sepatu. Biar si kecil tidak
salah kostum.
Akhirnya,
terima kasih, sudah diambilkan sepatu. Itu lebih baik
dan lebih melegakan. Toh, si kecil tidak merasa dunianya gelap tanpa kaos kaki.
Buktinya, dia tetap senang sampai acaranya selesai.
So,
tidak perlu terlalu mempermasalahkan kerikil-kerikil kecil yang mengganggu
rumah tangga kita.
We
are happy family.
Belum ada Komentar untuk "Miss Communication"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!