Investasi Sosial



 
Apa investasi sosial kita?
Saya menemukan istilah investasi sosial di buku berjudul Berjalan di Atas Cahaya karya Hanum Salsabiela Rais, dkk. Saya tergelitik untuk membuat tulisan di blog. Disini saya tidak sedang mereview buku tersebut. Saya  ingin membahas salah satu point yang ditulis di halaman 7, “investasi sosial”.

Setahu saya investasi itu menanam modal. Menaruh sejumlah uang, barang, surat berharga yang nilainya akan meningkat di masa mendatang. Lalu apa bedanya dengan invetasi sosial? Beda banget.

Investasi sosial bukan sesuatu yang abrakadabra. Bukan pula sesuatu yang ujug-ujug alias tiba-tiba. Semua ditanam dalam proses lama, sehingga suatu saat kita akan memetiknya. Sebenarnya, kita tak boleh meniatkan untuk memiliki hubungan baik dengan banyak orang agar memiliki investasi sosial. Agar suatu saat kita bisa merasakan keuntungannya. Agar suatu saat kita dibantu. Agar suatu saat kita ditolong. Berhubungan baik dengan semua orang adalah keniscayaan. Suatu lakon yang harus dilandasi keikhlasan. (Berjalan di atas Cahaya, hal 7)

Dalam cerita ini, Hanum sebagai seorang jurnalis sedang mendapat tugas liputan di beberapa negara di Eropa dengan dana USD 3.000. Sebuah angka yang mustahil. Maka A Man Kutzenberger menyarankan untuk membuka investasi sosial Hamum selama 3 tahun tinggal di Eropa.

...Kau punya teman dan kolega banyak sekali di Eropa. Itu investasimu selama 3 tahun. Nah, carilah rute perjalanan liputan yang paling masuk akal dengan kapital sekecil itu... (hal 6)
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak kita bisa bersosialisasi saya yakin kita sudah melakukan banyak investasi sosial. Adakah yang bisa menghitungnya? Sejak kecil hingga dewasa kini.

Tak ada yang benar-benar mengerti bahwa apa yang selama ini kita lakukan adalah investasi sosial. Atau memang diniatkan untuk investasi sosial. Perbuatan di masa lalu itu natural saja. Agama menjadi pedoman agar tidak salah langkah.

Bicara investasi itu memerlukan waktu yang panjang. Hasilnya bisa dipetik di kemudian hari. Tidak hari ini! Investasi sosial itu dibutuhkan ketika kita sedang berhadapan dengan sekian banyak masalah. Kita membutuhkan orang lain untuk membantu dan memperlancar usaha kita. Bagaimana kalau selama ini kita tidak pernah berbuat baik. Sebagai “hukuman” tak ada orang yang bersedia membantu. Kira-kira seperti itu.

Kalau saya pribadi mengatakan ini sebagai sebab akibat. Karena kita berbuat baik maka orang akan berbuat baik pada kita. Meski yang namanya orang banyak ada juga yang bersinggungan sana sini. Tapi selalu yakin selalu ada kebaikan yang akan mengelilingi kita.

Jadi meskipun ada istilah investasi sosial sebaiknya niatkan semua perbuatan baik dengan hati yang ikhlas. Bukan karena mengharapkan kebaikan, jabatan, uang, status sosial. Bukan pula untuk menarik hati, simpati, perhatian dari orang lain. Apalagi untuk pencitraan.

Ikhlas berbuat baik!
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Investasi Sosial"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel