Pencurian Foto di Dunia Maya
Kamis, 19 Mei 2016
10 Komentar
Pencurian
di dunia maya sejatinya sama saja dengan pencurian di dunia nyata. Sama-sama
mengambil tanpa ijin. Tujuannya bisa macam-macam. Dari yang cuma tertarik lalu
pengen koleksi sampai untuk diikutkan lomba.
Kenapa mencuri sih?
Mungkin
nih, nyari gambar aslinya susah ( pakai bingit) atau memang malas hunting saja.
Adanya internet memudahkan banyak pekerjaan, termasuk foto.
Jujur, saya dan mungkin banyak diantara kita sering mencari gambar untuk suatu pekerjaan atau tugas tanpa menuliskan sumbernya. Ketika belajar jepret (amatiran yang belajar otodidak) saya mulai sadar bahwa motret itu sama susahnya dengan pekerjaan lain. Tidak bisa sekali jadi. Menunggu moment tertentu, angle, cahaya, dsb ikut mempengaruhi hasilnya. Kadang sampai pegel tapi hasil tak maksimal.
Awalnya
saya jengkel sekali begitu tahu ada teman dumay yang mengambil foto bunga milik
saya. Masih manusiawi deh rasanya. Saya ngomong baik-baik (ngomongnya pakai
tulisan deh.), tapi tidak ada jawaban. Terakhir akun dia menghilang.
Untuk
kedua kalinya anak saya yang menemukan. Apa susahnya untuk bilang baik-baik dan
menuliskan sumbernya. Haduh! Entahlah. Mungkin mengcopy tanpa ijin adalah
lumrah di dumay.
Kali
ini saya tidak mau ribut lagi. Perasaan saya lebih tenang. Lagi-lagi yang
diambil adalah foto bunga. Saya memang suka sekali memotret bunga. Saya adalah
pengagum bunga meski tidak paham seluk beluk bunga. Karena bunga itu indah. Bunga
itu adalah bukti kekuasaanNya.
Memang
salah saya juga. Saya kadang malas memberi watermark. Saya rasa lebih enak
memandang gambar tanpa ada tulisan. Mata menatap dengan puas. Menikmati setiap lekuk-lekuk
keindahan yang Dia berikan. Lalu tak hentinya saya bersyukur, masih diberi
kesempatan untuk melihat yang indah-indah.
Ada
beberapa point yang bisa diperhatikan sebelum mengupload foto:
1.
Kalau
memang niat memamerkan foto ke dumay berarti siap dengan segala resikonya. Saya
yakin banyak foto dari fotografer terkenal yang tidak luput dari pencurian
semacam ini.
2.
Jangan
lupa memberi watermark. Tapi...yang namanya mencuri itu kalau sudah niat banget
apapun itu pasti disamber. Setidaknya dengan memberi watermark ada usaha kita
untuk melindungi hasil karya.
3.
Upload
foto-foto yang baik saja. Misal mau upload gambar orang, sebaiknya yang memakai
baju rapi, sopan. Tidak menimbulkan pikiran negatif, kotor, dsb. Tapi kalau foto makanan, efeknya luar biasa, bikin cepat lapar saja.
4.
Ingatlah
selalu bahwa apa yang kita lakukan ini akan dimintai pertanggung jawaban kelak.
Lalu cek dari hati nurani kita, untuk tujuan apa kita upload foto. Yang haik-baik saja deh, bikin hati adem, damai, tentram.
Semoga
bermanfaat.
iya harus siap foto kita diambil orang... sebuah foto jepretan anakku ada yg dipake banyak orang .. viral hahaha...tp dia mah cuek ajah...
BalasHapusWah, anaknya mba Ida sabar bgt. Cuek aja.
HapusSy awalnya jengkel, tp ya sudahlah..lama2 bs cuek gtu.
Saya merasa foto2 saya biasa2 aja jadi agak malas ngasih watermark. Sampai kemudian ada menemukan blog atau postingan di sebuah website dengan memakai foto saya. Mereka mencantumkan sumber sih jadi bisa terlacak. Yang tidak mencantumkan sumber dan tidak terlacak, entahlah :-)
BalasHapusSebagai amatir, saya juga merasa foto saya biasa saja. Tapi kok ya ada yang tertarik sampai segitunya...
Hapusaku juga beberapa kali, ada yg ambil foto tanpa tulis sumbernya. Aku email, nggak dibalas, akhirnya aku biarkan ajalah.
BalasHapusMeskipun sudah kasih watermark, kadang dicrop atau dihapus.
Itu pencurinya niat banget.
BalasHapuspernah kejadian pas aku lomba fotoku diambil tanpa ijin trus dibuat lomba juga huhu
BalasHapussedih
walo ga ngaku, tapi aku tau itu fotoku karena aku ada foto yang belom dicropnya huhu
klo dah kaya gini watermark mang kudu ya mb
Pencurinys kurang canggih dong! xixixi...
Hapusiya kudu dikasih watermark biar ga dicolong, atau kalau nggak album fotonya di lock.
BalasHapusMencegah lebih baik ya, mba.
Hapus