Before and After Hijrah
Rabu, 29 Juni 2016
Tulis Komentar
Suatu hari saya menemukan sebuah foto
jadul di rumah bapak. Kira-kira foto itu diambil ketika saya masih duduk di
bangku SD. Saya memakai dress hijau lengan pendek selutut. Saya duduk di kursi
dan menghadap ke kamera. Wajah saya masih
lugu dengan rambut dibiarkan tergerai.
Lama saya memandangi foto itu.
Menyaksikan potongan masa lalu pada diri ini. Tiba-tiba anak-anak datang.
“Ini fotonya siapa?” tanya mereka
penasaran.
Saya jelaskan kalau itu foto saya. Eh,
mereka tertawa. Tidak ada yang percaya kalau ibunya seperti itu.
“Malu! Ih, ibu nggak pakai jilbab.
Kakinya kelihatan.”
“What!”
Jadi anak-anak menilai saya seperti
itu. Ya, jaman dahulu anak-anak muslimah biasa tidak memakai jilbab. Tidak
merasa malu. Biasa saja. Kalaupun berangkat mengaji hanya mengenakan kerudung
yang sekedar menutup rambut. Seringnya kerudung itu melorot hingga jatuh ke
bahu. Maklumlah kerudungnya tipis dan licin. Tidak menggunakan peniti atau
bros. Bentuk dan model kerudungnya masih sederhana, ada yang panjang dan segi
empat. Tapi kalau yang langsung pakai tidak ada.
Baju juga seenaknya. Boro-boro memakai
baju panjang. Seingat saya, dulu anak-anak mengaji di langgar (musholla)
memakai baju lengan pendek juga boleh. Sedangkan anak laki-laki biasanya
memakai kaos oblong dan sarung.
Beruntunglah anak-anak jaman sekarang,
mereka lebih mengerti agama. Bisa membedakan mana yang wajib dan tidak. Belajar mengajipun lebih terarah.
Tapi sering juga loh, foto-foto jadul sebelum
berhijrah itu mondar-mondir di medsos. Ada yang mulai jaman masih bayi hingga dewasa.
Entah dengan maksud apa?
Ada foto saya yang anak-anak bahkan
tidak mengenalinya. Tidak percaya saja kalau foto itu saya. Yang mereka lihat
sejak kecil adalah saya yang sudah berhijrah. InsyaAllah. Berbeda banget dengan
jaman jahiliyah, yang suka tidak jelas trend modenya.
Kalau sudah niat berhijrah, hal-hal
yang berhubungan dengan masa lalu sebaiknya disimpan saja. Mantap menata masa
depan. Tetap fokus untuk memperbaiki diri. Berhijirah dengan sebenar-benarnya.
Saya mengalami dilema ketika
kawan-kawan mengirim foto lama, tanpa jilbab.
Saya mengerti kalau sejatinya
mereka hanya ingin bernostalgia dengan foto-foto itu. Bercanda dan berkisah
layaknya kejadian di masa lampau, tanpa maksud apapun.
Saya tidak bisa mengubah masa lalu.
Semuanya sudah terjadi. Meski saya menyesalinya seperti apapun, tetap sudah
menjadi kenangan. Foto itu menunjukkan kita bahwa sebenarnya manusia itu selalu
berproses.
Behijab adalah kewajiban muslimah yang
sudah baligh. Jadi kalau ada foto-foto semacam itu sih menurut saya sebaiknya
disimpan saja. Tidak perlu diunggah untuk ditunjukkan kepada umum. Itu kan
sudah masa lalu, tidak perlu diungkit lagi. Bahkan untuk lucu-lucuan sekalipun.
Bersyukurlah, kita, para muslimah yang
mendapatkan hidayah untuk berhijab. Mengenakan hijab dalam kehidupan
sehari-hari dengan ikhlas. Rasanya mudah
dan enteng saja. Merasa nyaman apapun cuacanya. Mau panas, dingin, mau gerah
mau tidak. Lha iyalah, bukankah kita sudah hijrah, sudah niat tulus
melaksanakan perintahNya.
So, di momen Ramadhan tahun ini semoga
kita, muslimah dimudahkan dalam menyongsong masa depan yang lebih gemilang. InsyaAllah.
Belum ada Komentar untuk "Before and After Hijrah"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!