Toilet Pria vs Wanita




Menahan BAK itu tidak baik untuk kesehatan. Tapi kalau sedang dalam perjalanan bagaimana? Nggak banget deh! Please, sabar ya. Tenangkan hati dan pikiran, tajamkan pandangan di kiri jalan (agar kendaraan kita mudah berhenti). Mari mencari fasilitas umum, seperti masjid dan pom bensin.

Maka berhentilah kami di sebuah pom bensin di Lamongan. Saya langsung berlari menuju tempat itu. Wah, ada tiga laki-laki dewasa yang sudah mengantre. Tapi tenang, semuanya laki-laki, artinya kesempatan saya masuk ke toilet wanita terbuka lebar.

Semua toilet penuh. Dua toilet pria dan tiga toilet wanita. Tidak ada penjaganya disana. Di depan pintu keluarnya ada sebuah kotak untuk membayar biaya kencing, Rp 1.000. Saya berdiri paling ujung di depan kotak itu.

Sebentar lagi giliran saya. Saya menunggu dengan damai. Ketiga laki-laki itu akan memperebutkan dua toilet. Saya tidak tahu mana yang akan masuk dulu.

Pintu sebuah toilet wanita terbuka pelan. Saya sudah siap-siap berjalan ke arah sana. Tapi... seorang laki-laki keluar dari toilet wanita itu, disusul dengan laki-laki pula yang memasuki toilet.

Laki-laki itu sudah berdiri di depan toilet wanita sejak saya datang. Mungkin ini benar giliran dia. Lagipula, jarak dia lebih dekat menuju toilet wanita.
Sabar! Masih ada dua toilet wanita. Semoga saja salah satunya adalah keberuntungan saya.

Toilet kedua terbuka, seorang wanita dan anaknya yang masih kecil keluar. Dan, kali ini saya juga sudah siap untuk masuk. Tapi...lagi-lagi seorang laki-laki yang sudah antre memasukinya.

Hanya dengan bersabar saya akan mendapat giliran. Toilet ketiga terbuka. Seorang laki-laki keluar. Sepatunya membekas di lantai yang basah.

Saya lihat seorang laki-laki berkaos biru menunggu di depan toilet pria. Jadi saya masuk saja ke toilet wanita yang kosong ini.

Aih, tulisan diatas 5 toilet itu masih jelas. Hanya saja hasrat yang mendesak, tak mungkin ditahan demi sebuah nama, toilet pria. Pagi itu, meski yang keluar masuk toilet wanita sebagian besar laki-laki, mereka santai saja. Sepertinya berdasarkan urutan kedatangan saja.

Kalau seperti ini, mungkin sebaiknya tak perlu ada papan tulisan toilet pria dan wanita. Karena orang tanpa memandang jenis kelamin boleh memasukinya.

***

Illustrated by Ihsan
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Toilet Pria vs Wanita"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel