Wisata Petik Belimbing di Ngringinrejo
Kamis, 23 Juni 2016
7 Komentar
Di
agrowisata ini pengunjung bisa merasakan sensasi memetik buah. Seperti layaknya
kebun pribadi, pengunjung bebas memilih kebun dan buah yang ingin dipetik. Asyik bukan!
Lokasi
Agrowisata
petik belimbing ini di jalan Letjen Soedirman, desa Ngringinrejo, kecamatan Kalitidu,
kabupaten Bojonegoro. Kalau dari Tuban, setelah keluar dari kota Bojonegoro menuju ke arah
barat. Sebagai pedoman, setelah jembatan belok kiri. Jalan masuk sudah baik
sehingga perjalanan memasuki kebun lancar. Hanya saja agak sempit apabila ada
dua kendaraan roda empat yang berpapasan.
Di
pintu masuk kebun ada monumen belimbing (seperti foto diatas). Tiket masuk hanya Rp 1.000 per orang. Sangat
murah! Setelah lebaran lalu harga tiket naik menjadi Rp 2.000.
Jam buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00. Kebun ini ramai pengunjung saat weekend, dan hari libur lainnya.
Jam buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00. Kebun ini ramai pengunjung saat weekend, dan hari libur lainnya.
Kebun
belimbing seluas sekitar 20 ha ini milik 104 petani di bantaran sungai
Bengawan Solo. Jangan heran kalau Anda bisa duduk-duduk santai sambil menikmati
segelas es degan di sebuah gazebo dekat Bengawan Solo.
Pohon
belimbing disini dapat tumbuh dengan baik karena mendapat perawatan yang
maksimal. Para petani selalu memberikan pupuk. Di musim kemarau mereka rajin
menyirami pohon belimbing. Pohon belimbing disini cocok dengan jenis tanah.
Sejak
adanya perkebunan belimbing, perekonomian warga cukup terbantu. Mereka juga
berjualan buah belimbing baik di lokasi wisata maupun ke luar kota, seperti ke
Surabaya, Lamongan hingga Semarang.
Ketika
saya dan keluarga datang sebenarnya belum waktunya panen. Belimbingnya masih
kecil dan berwarna hijau. Harus menunggu berapa waktu lagi. Yeah, sayang
sekali, jauh-jauh datang tapi tidak bisa memetik buah. Tapi kami tetap berkeliling
kebun. Anggap saja sedang jalan-jalan atau olah raga. Sampai berkeringat dan kaki
pegal.
Pengunjung
bisa bertanya langsung kepada petani belimbing. Sambil berjalan menyusuri jalanan berpaving, mata kita akan dimanjakan
dengan deretan pohon-pohon belimbing yang mulai berbuah. Setiap kebun dibatasi dengan pagar
bambu rendah atau gundukan tanah. Jadi kebun mereka seperti dikapling-kapling.
Kebun ini rindang dan sejuk. Karena pohon-pohon
tinggi besar. Sepanjang mata memandang setiap satu kebun pasti ada pemiliknya
yang menjual buah. Di depan kebun mereka, ada meja untuk menaruh buah yang
dijual.
Disini
juga ada kebun jambu biji. Sama seperti kebun belimbing, belum waktunya
berbuah. Jadi tidak bisa petik jambu. Tidak apa. Masih ada yang menjual jambu
di kebun. Saya puas membeli jambu disini. Karena buahnya benar-benar pas masak
di pohon. Satu kilo harganya Rp 10.000. saya boleh memilih sendiri buahnya lalu
ditimbang. Tara! Dapat dua kilo.
Kalau
lapar bangaimana?
Jangan
khawatir, disini banyak kok yang menjual makanan dan minuman. Sebelum masuk ke
kebun, saya sudah mengajak anak-anak duduk santai di gazebo sambil menikmati es
degan. Maksudnya agar kuat diajak jalan-jalan ke kebun.
Kita
bisa mampir di warung-warung mereka di dalam kebun. Tempatnya lesehan ala pedesaan. Contohnya
anak-anak saya. Saya tidak mengira bakal keliling kebun seluas itu. Dia membeli
makanan ringan untuk mengganjal perutnya.
Petik
belimbing.
Sejak
masuk ke kebun saya sudah naksir berat dengan buah satu ini. Deretan kios yang
menjual belimbing seolah mengajak semua pengunjung untuk segera membeli. Tapi
saya mau jalan-jalan dulu.
Belimbing
disini ukurannya cukup besar. Warnanya kuning tua dan tampak segar. Benar-benar
menggoda. Ketika masuk kebun saya dikasih tahu belimbingnya belum bisa dipetik.
Ada empat orang petani yang mengatakan begitu. Maklumlah disini tidak ada
guide/pemandunya. Jadi harus rajin bertanya saja.
Sempat
berpikir mau beli saja di depan kebun, di kios-kios mereka. Wah, tidak seru
kalau tidak petik buahnya. Tapi kok ada yang menjual belimbing. Berarti ada
kebun yang menghasilkan buah.
Jadi
saya masih melanjutkan keliling kebun. Kondisi belimbing waktu itu masih
dibungkus plastik. Kira-kira habis lebaran bisa petik belimbing.
Ibu
penjual jambu juga berkata demikian. “Tidak musim buah.”
Si
ibu ini berbaik hati menunjukkan petani lain yang kebunnya siap panen. “Tanya
sama ibu yang pakai baju merah itu.”
Sesuai
dengan petunjuk tadi, saya segera menemui petani belimbing. Benar saja. Disini
banyak pohon belimbing yang bisa dipanen. Saya diajak ke kebunnya. Belimbing
yang besar-besar itu sudah menguning. Seperti sedang menunggu tangan-tangan
kami untuk memetik.
Setelah
tiba di kebun, si ibu meninggalkan kami. Senang sekali kami bisa bebas memilih
pohon mana saja. Tidak boleh melewati batas kebun. Karena itu sudah masuk
wilayah petani lain.
Ibu
ini memberikan bambu yang panjang untuk mengambil buah yang berada di atas
pohon. Anak-anak bersorak. Norak banget!
Ternyata
kami lebih suka mengambil belimbing yang bergelantungan di bawah.
Bahkan ada
yang hampir menyentuh tanah. Untuk memilih belimbing saja heboh. Saya bilang
cari yang sudah matang, kuning tua dan bentuknya bagus. Tapi mereka asal pilih
saja. Ada yang belum kuning tua sudah diambil. Disini, serasa memiliki kebun
sendiri!
Semua
seolah sedang berlomba memetik belimbing. Satu dua dan seterusnya hingga si ibu
pemilik kebun tiba-tiba datang menghampiri kami. “Kalau metik belimbing nggak
usah diambil bungkusnya.”
Di
kebun ini, semua belimbing dibungkus plastik bening. Saya sobek saja dan ambil
belimbingnya. Sambil jepret sana sini. Eh,
ternyata tidak boleh. Katanya plastik itu mau dipakai untuk membungkus lagi.
Wah, hemat dong!
Tak
terasa kami telah memetik 3 kg belimbing. Harga petik sendiri berbeda dengan yang
tidak. Kalau memetik sendiri harga per kilonya Rp 13.000 sedangkan jika tidak
hanya membayar Rp 10.000 per kilo.
Tips
memetik belimbing:
Pilih
yang sudah matang/masak. Warnanya kuning tua. Rasanya manis.
Nah,
Anda pilih mana?
Aduuh...pengeenn... sayangnya jauh. Di bojonegoro😐
BalasHapusIya, nih. Di Bojonegoro.
Hapusasik bangett, sy seneng deh mak kalo liat wisata"buah gitu, berasa surga dunia banget dikelilingi buah"an yg banyak dan gampang dipetik hihi :D
BalasHapuswww.leeviahan.com
Bener, mba'.Rasanya pengen dipanen semua.
HapusWahhhh aku suka blimbing yang langsung petik daripohon apalagi yang warnanya uda kuning cerah hihi
BalasHapusYang kuning mateng itu pasti manis. Tp anak2 langsung ambil aja, masih muda, rasanya sepet.
Hapuswong bojonegoro toh, Daerahe KH. Anwar Zahid sing senengane mbengok2 Qulhu Ae Lek
BalasHapus