Yang Terkenang dari Pentas Seni Anak-Anak
Minggu, 05 Juni 2016
2 Komentar
Saya
gembira mendengar anak saya akan pentas di perpisahan kakak kelas VI. Tahun ini
penampilan anak-anak bisa dikatakan sangat banyak daripada tahun-tahun
sebelumnya. Saya sangat mendukung. Setidaknya anak-anak kelas II sampai V
berpeluang untuk meramaikan acara perpisahan.
Saya
percaya ada banyak nilai positif yang bisa ditanamkan kepada anak-anak. Bahkan
kepada mereka yang jarang mendapatkan kesempatan untuk tampil. Atau memang
anaknya pemalu dan tidak suka dengan keramaian.
Dengan
adanya pentas seni ini anak-anak akan berlatih sebaik mungkin. Menjaga
kekompakan, kerjasama dengan teman-temannya. Tentu saja menguatkan rasa percaya
diri mereka.
“Jadi
apa, dek?” tanya saya.
“Jadi
reog,” katanya. Ceritanya dia mau pentas seperti apa, mau menari seperti apa
masih absurd alias tak ada bocorannya. Kalau ditanya dia cuma menjawab main
teater.
Saya
bertanya apakah saya dikasih undangan untuk melihatnya. Dia menyodorkan tiga
lebar kertas pemberitahuan dari sekolah. Yang berhubungan dengan pentas itu
saya baca sampai berkali-kali. Isinya tetap sama. Mengharapkan kesediaan wali
murid untuk pengadaan kostum. Bukan undangan, sodara-sodara.
Acara
perpisahan itu diadakan di sebuah gedung. Jadi sudah menjadi hal yang wajar
kalau sekolah menyewa gedung. Harus cepat agar mendapatkan gedung yang
diinginkan.
Well,
demi anak, tanpa undangan saya datang ke gedung KSPKP. Datang pukul 07.30,
ketika acara bahkan belum dimulai. Saya tidak tahu susunan acaranya. Yang saya
tahu anak saya bilang dia akan tampil dua kali. Wow!
Saya
sudah datang bersama teman-teman anak saya. Teman saya yang mengurusi kostum
mereka saja belum datang. Saya duduk di area parkiran. Dari sini saya bisa
mendengar dengan jelas acara pembukaan, tilawah, sambutan, dan tampilan rebana.
Ketika
bertemu dengan ustadzah-ustazah saya disuruh masuk saja. “Us, saya tidak
termasuk undangan.”
“Nggak
apa-apa. Masuk saja, bu.”
Kalau
masuk lewat pintu utama harus menuliskan nama. Wah, nggak banget rasanya. Tapi
sudahlah lupakan masalah perasaan. Semuanya demi anak. Demi menonton aksi panggungnya.
Saya
banyak melewatkan waktu ketika anak pertama saya sering tampil di atas
panggung. Saya mendapat undangan! Waktu saya merasa begitu repot ketika harus
datang bersama baby. Menggendong bayi dengan segala keruwetannya.
“Semuanya
akan baik-baik saja,” pikir saya. Maka saya sering menitipkan anak saya kepada
teman-teman atau pak becak langganan. Entah seperti apa penampilannya. Tapi
saya yakin dia sudah melakukan yang terbaik.
Saya
ingat, seorang pernah menasihati saya. “Datang dan lihatlah penampilan
anak-anak. Meraka pasti senang. Mereka adalah anak-anak yang membutuhkan
dukungan dan semangat kita, para orang tuanya.”
Saya
setuju. Namun, masalah baby tetap saja mengganggu saya. Maka, ketika ada
pemberitahuan tetang pentas itu saya berjanji akan datang. Meski tidak
diundang.
Setelah
semuanya kostum anak-anak beres, saya dan teman-teman masuk lewat pintu
samping. Alhamdulillah masih dikasih snack box dan air mineral. Kami duduk,
menunggu dengan tak sabar penampilan anak-anak.
Ternyata
anak-anak tampil diurutan terakhir. Setelah serentetan prosesi wisuda anak-anak
kelas VI, barulah tampilan aksi panggung adik-adik kelas. Kira-kira dia dan
teman-temannya tampil pukul 12.00.
Setelah
pembawa acara mengumumkan tampilan anak-anak, saya siap dengan kamera. Saya
ingin mengabadikan penampilannya. Ingin rasanya merekam penampilan anak. Tapi
saya urungkan, karena saya merasa akan mengganggu para undangan yang duduk di
belakang saya. meski begitu tetap saja ada wali murid yang berdiri untuk
memotret dan merekam.
Saat
penampilan anak, saat itulah saya merasa galau. Saya sibuk mencari angle yang
pas untuk motret. Bagi seorang pemula, eaaa...butuh waktu lama. Dan penampilan
anak tidak mungkin berulang. Maka secepatnya saya berpikir, mencoba di sebelah
kanan, kiri, tengah (Hilangkan rasa malu sebelum maju ke tengah tepat di karpet
merah.)
Apapun
penampilan anak-anak di panggung, sebagai orang tua saya sangat senang dan mendukung. Meski saya tidak secara detail melihatnya, saya tahu anak-anak bisa mengatasi semua masalah di panggung. Termasuk gerakan yang tidak sama, hingga bendera yang katanya nyangkut atau kena pemain lainnya. Itulah pengalaman berharga buat anak-anak dan kenangan indah buat orang tua.
Anak pasti bngga dan senang jika penampilan mreka ditonton oleh org trkasih mereka. Apalagi ortu mereka. Hhee
BalasHapusAnglenya jelas mba hhee
Fotonya banyak yg blur juga. Yg penting main jeprat-jepret.
Hapus