Barang Bekas Kita




Barang bekas adalah barang yang sudah tidak kita butuhkan tapi bisa dipakai ulang. Contohnya, baju, botol, wadah, kardus, mainan, perlengkapan rumah tangga, dsb.



Kadang saya merasa sayang kalau dibuang begitu saja. Tapi kalau suka membuat barang daur ulang, barang-barang seperti ini cocok deh. Bisa googling cara pembuatannya lalu utak atik, dan jadilah barang baru yang multifungsi. Jadinya tidak perlu membeli barang baru, cukup dengan kreatifitas mengolah barang bekas. 
 

Saya salut kepada moms yang senang berkreasi dengan barang bekas. Aktivitas ini tentu saja menjadi teladan generasi muda dan sekaligus berhemat: hemat pengeluaran dan penyediaan barang baru. Bisa pula dijual sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah. Ah, kegiatan apapun kalau dilakukan dengan tekun insyaAllah akan mengalirkan rejeki.

Bumi ini telah disesaki oleh sampah, ya termasuk barang-barang bekas kita. Artinya sedikit atau banyak kita pasti menyumbang tumpukan sampah. Baik yang bisa diurai maupun tidak.

Contohnya saja plastik/kresek. Dalam sehari saja berapa banyak kresek yang dipakai manusia. Padahal kresek ini termasuk barang yang sulit diurai. Ada juga yang dibuat ramah lingkungan sehingga dalam jangka waktu tertentu sudah rusak/hancur.

Untuk hematnya kalau belanja sebaiknya menggunakan tas belanjaan sendiri. Atau menggunakan kresek yang kita miliki. Jadi hemat, tidak memperbanyak jumlah sampah yang sudah ada.

Kalau bicara tentang mainan, aduh mainan anak-anak kok banyak sekali. Mau dibuang tidak boleh, tapi kondisinya sudah mengenaskan. Adakah yang pernah mengalami seperti ini?

Kalau mau membuang mainan harus ijin dulu sama pemiliknya. Jangan-jangan it adalah mainan kesayangannya. Bisa gawat kalau mereka jadi marah. Biasanya kalau untuk beres-beres mainan saya selalu melibatkan anak-anak. Memilah mana yang masih bisa dipakai dan tidak. Selanjutnya mainan yang masih bisa dipakai itu ditaruh di wadah mereka. Sedangkan yang sudah rusak parah langsung saja ditaruh di tempat sampah. Tidak perlu bawa perasaan, ini mainan mahal, dsb. Karena rumah kita bakal penuh lagi.

Untuk mainan saya tidak pernah memberikan kepada orang lain. Masalahnya, mainan yang sudah tidak dipakai adalah mainan yang sudah parah kondisinya. Hanya satu tempatnya, sampah.

Tapi kalau tidak suka bikin-bikin mesti gimana dong?


Dulu, saya sering bikin-bikin, macam-macam, mulai dari bros dari kain perca, taplak juga dari kain perca, wadah dari kardus. Lumayan buat menampung mainannya anak-anak. Tapi saat-saat ini saya kok tidak ada waktu buat bikin-bikin seperti itu lagi.

Sebelum membuangnya saya pastikan barang-barang tersebut masih bisa dipakai orang lain. Minimal saya tawarkan kepada orang-orang terdekat saya. Misalnya, baju anak-anak yang sudah kekecilan tapi masih layak pakai, kalau ada yang mau ayo diambil saja. Terus, untuk majalah-majalah, dulu pernah saya tawarkan ke perpustakaan umum, tapi tidak ada jawaban. Ya sudah, saya jual saja ke tukang loak.

Boks bayi itu juga berakhir ke tukang sampah. Saya bilang saja, mau nggak saya kasih boks ini. Orangnya bilang mau, ya dikasih saja. Bertahun-tahun saya simpan dengan baik, barangkali mau hamil lagi (sepertinya sudah nggak mikir beginian deh, buat yang muda-muda saja).

Kalau untuk botol-botol kemasan, biasanya saya kumpulkan. Kalau ada orang-orang yang biasa mengambil rongsokan (pemulung), biasanya diambil. Sedangkan kardus, selama kondisinya masih bagus saya simpan untuk menampung buku-bukunya anak-anak. Lumayan kan saya tidak perlu membeli wadah.

Saya pernah ingin menjual saja barang tak terpakai. Kalau dapat uang kan lumayan. Beginilah emak-emak mata duitan. Waktu itu saya ingin ganti lemari es. Selama ini lemari es sudah bekerja ekstra keras buat keluarga kami. Sering diajak berpindah-pindah rumah hingga terendam air banjir. Untungnya habis kebanjiran itu segera kami bersihkan, dijemur, dirawat dengan baik dan bisa dipakai lagi. Sorak-sorak bergembira deh.

Nah, selama bertahun-tahun sejak kebanjiran itu, si lemari es masih bisa digunakan. Tapi karena menurut saya sudah tidak maksimal bekerjanya saya tawarkan kepada tukang sayur. Katanya dia bisa menjualkan lemari es saya. Tapi suami buru-buru melarang saya. Katanya sih, berapa uang yang bakal saya dapat. Pasti juga sedikit. Daripada dapatnya cuma sedikit lebih baik dikasihkan orang saja.

Sebagai seroang istri yang patuh kepada suami, saya ngikut saja. Yang penting ada gantinya. Si mbak ART, saya tawari, mau. Senang sekali dia menerima lemari es. Kini, lemari es dari saya bisa untuk mencari keping-keping rupiah. Lumayan kan, dia bisa jualan es batu dan es-es lainnya.


Terakhir adalah kontainer berbahan dasar plastik. Barang ini sebenarnya masih bisa dipakai. Masih berdiri dengan kokoh dan masih sanggup menampung peralatan memasak saya dan barang-barang lain. Tapi kondisinya sudah parah. Maksudnya kulitnya sudah tidak mulus, warna sudah pudar dan sedikit berlubang.

Suami menginginkan barang ini segera berpindah tangan saja. Kayaknya dia sudah bosan melihatnya. Tapi kok ya eman kalau saya kasihkan ke tukang sampah. Ya sudah saya foto saja. Saya tunjukkan sama teman saya. Saya ceritakan kondisinya agar dia tidak kecewa. Ternyata dia mau. Silakan diambil. Saya senang, dia juga.

Kesimpulan

Kalau memiliki minat, waktu dan kreatifitas bisa banget mengolah barang-barang bekas menjadi barang baru. Ini hanya untuk barang-barang bekas yang bisa diolah. Sekaligus untuk berhemat dan memberikan contoh kepada generasi muda.
 
Tapi kalau tidak, jangan buru-buru dibuang ya. Sebaiknya ditawarkan saja kepada orang-orang disekitar kita. Barangkali ada yang mau dan membutuhkan. Rumah menjadi lebih lega setelah barang kita berpindah tempat. 

Syaratnya barang-barang tersebut masih bisa digunakan. Kondisi masih layak dan memungkinkan untuk dibawa pulang orang lain. Namun, bila barang kita dalam kondisi yang rusak, mau apa lagi, dibuang saja.

Bagaimana dengan Anda?
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

23 Komentar untuk "Barang Bekas Kita"

  1. boleh jg nih idenya mbk,
    kalau aku nih, kalau brgnya masih bagus dna layak pakai, biasanya aku kasih ke pak tukang langganan, kalau udh parah bgd dna gk bs didaur ulang lg aku kasih ke pak rongsokan deh,

    BalasHapus
  2. Sering lihat banyak teman2 yg buat mainan anak dr kardus bekas. Tapi kok saya gak telaten ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga nggak telaten. Anak-anak pasti ikutan, trus bikin rumah makin heboh saja.

      Hapus
  3. karena saya orangnya gak kreatif, biasanya barangnya saya buang Mba :(
    tapi kalo baju bekas yang masih layak pakai namun sudah kekecilan biasanya saya kasih ke tetangga yang lebih membutuhkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke mba Ira.

      Yang penting rumah nggak berantakan gara-gara barang bekas.

      Hapus
  4. Kalo saya suka numpuk brg bekas, kadang sayang kalo dibuang. Kalo dikasih, bingung kasih siapa.
    Mau di ubah jd lebh menarik, kreatifitas tumpul XD.

    But thanks for sharing mba :)

    Buleipotan.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, begitulah, dibuang sayang. Dibikin barang baru, googling aja.

      Hapus
  5. Hihi, saya juga orangnya nggak kreatif. Cuman kadang nekat aja manfaatin barang bekas buat mainan anak. Tapi ya itu tadi, alesan nggak sempetnya terlalu dominan, mbak. :D kalo botol bekas minuman, btk shampo dsb, kardus, saya kumpulin, lalu dijual. Agak mata duitan.:D

    Salut buat mbak Rochma yang nggak jual kulkasnya tapi dikasihkan sama ART-nya, lebih bermanfaat malah. Kalo dijual harganya bakal nyungsep soalnya. :D

    BalasHapus
  6. Barang bekas di tangan orang-orang yang kreatif, hasilnya jadi indah dan bisa bermanfaat. Barang bekas di tangan orang slebor, payah, lemot seperti aku, jadinya malah sampah :-/ Duh, kadang-kadang iri gitu liat orang-orang yang kreatif, bisa muncul ide-ide bagus untuk olah barang bekas jadi barang baru yang bahkan bisa dijual. Makannya apa sih mbak? Kok kreatif bener...

    BalasHapus
  7. Tos mba, saya sering manggil tetangga, saya tawarin barang2 bekas milik saya, seperti baju, sepatu, tas dsb... Alhamdulillah mau. Emang hrs begitu ya kalau punya brg sdh tak terpakai lebih baik ditawarkan atau diberikan kepada yang mau. Kalau hanya disimpan malah rusak, jadi sarang tikus dan bikin penuh rumah hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting rumah jadi lega, bersih dan rapi setelah barang bekas kita berpindah tempat.

      Hapus
  8. Tos mba, saya sering manggil tetangga, saya tawarin barang2 bekas milik saya, seperti baju, sepatu, tas dsb... Alhamdulillah mau. Emang hrs begitu ya kalau punya brg sdh tak terpakai lebih baik ditawarkan atau diberikan kepada yang mau. Kalau hanya disimpan malah rusak, jadi sarang tikus dan bikin penuh rumah hehehe

    BalasHapus
  9. Baju2 yg masih kondisi bagus tp mungkin krn sdh kekecilan oleh ibu saya dikasikan ke orang Mbak, biasanya ke teteh sayur. Termasuk jilbab baru (hadiah dari muridnya) yg kdg warnanya ga cocok di kulit. Barang2 spt kulkas bekas atau apapun yg mw dibuang gitu aja sayang, dijual manggung jg kasihkan ke orang. Mainan2 anak biasanya sdh rusak krn srg dimainkan, jadi dibuang :D

    BalasHapus
  10. Kalau buat DIY aku biasain jd kegiatan yg gak mendesak tp cukup penting, makanya suka diselipin aja kalau lg jenuh gitu, hehe. Eiya Mbak, aku lagi bikin giveaway soal DIY lho, ikutan yuk ^^ http://www.asysyifaahs.com/2016/08/tutorial-diy-mini-notebook-giveaway.html

    BalasHapus
  11. Suami sy tuh mba yg suka bikin2..makanya sering numpuk barang jg, katanya siapa tau nanti bisa berguna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seneng ya, mba. Kalau suami kreatif bisa hemat belanja...

      Hapus
  12. Kalau yg me iliki kreatifitas tinggi sixh bisa memanfaatkan barang bekas. Kalau saya mah udah dikasihinya aja ke tetangga atau orang yg butuh biar kosong ruangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya deh, pilih yang gampang saja, biar rumah lebih rapi.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel