Perhatikan 5 Hal Sebelum Memutuskan LDM




Assalamualaikum,

Tak mudah ketika pasangan suami istri akhirnya memutuskan untuk Long Distance Marriage (LDM). Siapapun pasangan itu saya rasa tidak ada yang mau hidup terpisah. Pastinya semua pasangan ingin hidup normal, setiap hari bertemu dan berkumpul dalam naungan rumah yang nyaman.


Namun, apa daya jika keinginan seperti itu harus tertunda oleh suatu hal. Semisal, suami yang tiba-tiba harus pindah tugas keluar kota/pulau. Padahal baru saja menempati rumah baru. Anak juga baru masuk sekolah barunya. Rasanya, eman gitu ya.

Dalam keadaan galau seperti itu tetap harus berdiskusi mencari jalan keluar yang baik. Membuat perencanaan yang matang sebelum membuat keputusan untuk LDM.

LDM ini bukanlah keputusan terakhir. Anggap saja sementara. Atau darurat. Karena saya yakin semua yang LDM pun pasti ingin berkumpul bersama keluarga di rumah. Mendengar semua keriuhan anak-anak. Walaupun keinginan seperti itu harus dipendam dahulu. Entah sampai kapan?

Sebelum memutuskan untuk LDM, ada baiknya menimbang semua kemungkinan baik dan buruk. Cenderung lebih banyak mana? Lalu membuat keputusan yang bisa diterima dengan hati yang lapang.

Diskusikan 5 hal ini sebelum memutuskan untuk LDM:


  1. Keputusan bersama. LDM ini adalah keputusan bersama pasangan. Apapun resikonya tetap didiskusikan dengan kepala dingin. Jangan pernah menyalahkan salah satu pasangan. Jika di kemudian hari terjadi hal-hal diluar rencana, pastikan Anda mampu menyelesaikannya dengan baik. Setiap masalah insyaAllah ada jalan keluarnya. Yakin, bahwa kita pasti sanggup melewatinya.
  2. Mandiri. Ya, kalau memang sudah niat untuk LDM, ya harus mandiri. Sanggup mengurus diri sendiri. Jangan sebentar-sebentar telepon pasangan kita. “Aduh, ini gimana?” Jadinya mengganggu banget. Sementara pasangan sedang sendiri pula. Sebisa mungkin menyelesaikan masalah sendiri.  Kecuali kalau ada masalah dengan pasangan.
  3. Komunikasi. Yakin untuk LDM? Pastikan anda dan pasangan mempunyai waktu untuk berkomunikasi dengan aman dan nyaman. Sebagai pasangan pastinya anda tahu dong, kapan kita ada waktu, demikian juga sebaliknya. Setidaknya ada komunikasi lancar. Meski jujur, ngobrolnya itu sebatas laporan kegiatan harian, atau ijin ini dan itu.
  4. Keuangan. Nah, berhubung sudah yakin dengan keputusan untuk LDM, maka Anda harus siap dong dengan membengkaknya biaya pengeluaran rutin. Sebagai contoh, kalau tinggal bersama, artinya dapur cuma satu. Sedangkan tinggal berjauhan dapurnya dua. Disana belanja disini juga. Mending kalau dari perusahaan/kantor suami menyediakan menu makan. Lebih irit karena mendapat gratisan. Kalau tidak, artinya belanja rutinnya dobel. Belum lagi ditambah kebutuhan lainnya. Misalnya tempat tinggal, bisa gratis atau ngekos atau ngontrak, dsb. Jujur nih, sebenarnya berat di ongkos. Tapi bukankah ini sudah diperkirakan. Sehingga semua pengeluaran itu tidak lebih besar dari pendapatan.  
  5. Kepercayaan. Jangan pernah berpikiran macam-macam jika sedang berjauhan. Ingatlah bahwa Allah selalu bersama prasangka hambanya. Jadi gimana dong? Sebentar-sebentar kepikiran pasangan, sedang apa, bersama siapa, mau apa! Jangan deh! Jangan pernah terlintas sedikitpun prasangka yang tidak baik. Karena efeknya luar biasa. Hati kita jadi tidak tenang. Tidak bisa konsentrasi sehingga pekerjaan jadi kacau. Lebih baik dialihkan untuk hal-hal positif sehingga pikiran galau itu segera sirna. Saling mendukung dan mendoakan untuk kebaikan pasangan.

Ketika awal LDM bisa jadi terasa berat. Namun seiring dengan berjalannya waktu akan terbiasa juga. Pastikan anak-anak bisa menerima keputusan ini. kecuali kalau sejak bayi mereka sudah tinggal berjauhan. Dengan sendirinya anak-anak mengerti keadaan ini.

***
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

14 Komentar untuk "Perhatikan 5 Hal Sebelum Memutuskan LDM"

  1. Saya selalu salut bagi pasangan yang bisa memutuskan untuk LDM, saya pribadi belum bisa suami dinas luar kota aza udah kangen pisan hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling cuma bisa telepon. Dan menunggu kedatangannya.

      Hapus
  2. Belum siap LDM sepertinya saya ini, kalau ditinggal tugas aja sering banget ngejapri hiihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau seperti itu saya juga sering. Kadang juga waktunya tidak tepat, mis ketika kami sama2 sibuk. Tapi tetap komunikasi harus lancar.

      Hapus
  3. Keputusan bersama dan komunikasi memang point penting mba. Komitmen pun demikian ya mba
    Salut buat yang komitmen LDR terjaga baik :)

    BalasHapus
  4. Dulu pernah semi LDM dengan suami. Alhamdulillah sekarang suami mutasi ke daerah asal, jadi sementara ayem deh he he. Tapi kalau dimutasi ke pusat suami justru ngajak LDMan karena dia sendiri sebenarnya nggak begitu suka tinggal di kota yang sudah padat sekali seperti di Jakarta dan sekitarnya.

    BalasHapus
  5. Duuh saya deket aja suka miskom apalagi jauh ya

    BalasHapus
  6. saya dan suami LDM Mba, dan benar kelima hal itu yang kami lakukan sebelum akhirnya berani mengambil langkah LDM :)

    BalasHapus
  7. ada baiknya seorang istri selalu ikut suami. Dibandingkan harus LDM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya, iya. Tapi ada kasus tertentu yang "terpaksa" LDM. Saya rasa setiap pasangan suami istri tidak ada sedikitpun keinginan/tujuan dalam kehidupan berumah tangga untuk melakukan LDM. Semua pasti ingin hidup normal.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel