Menghargai Anak Kita





Sebagai orang tua, pasti senang dong kalau anak-anak kita patuh. Hanya dengan sekali ngomong sudah nurut. Apalagi kalau mereka ini membantu pekerjaan rumah tangga. Yang sederhana saja, mengurus keperluannya sendiri. Kalau sudah mandiri, lumayan kan, pekerjaan seorang ibu berkurang.

Nah, apa sih bentuk penghargaan orang tua kepada anak?

Materi? Wah, saya sedang tidak ingin membicarakan materi. Karena hubungan orang tua dan anak sebaiknya dilandasi oleh rasa kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Tanpa embel-embel materi yang bisa bikin  dompet kering.  

Bukan seperti itu. Bukan menghargai pekerjaan anak dengan nominal yang diinginkan anak. Bukan! Kalau sekali-sekali bolehlah, asal tidak sering lalu menjadi kebiasaan. Misalnya begini, setiap membantu menyapu halaman dikasih uang. Anak-anak akan melihat pekerjaan itu seharga uang yang kita berikan. Akhirnya tidak ikhlas lagi. Karena sudah terbiasa.  

Ups, maksud hati tidak mau membahas materi kok malah membahas juga.

Biasanya, jika anak sudah berbuat baik, orang tua pasti senang bukan. Si anak pasti senang jika kita mau menghargainya. Ada hubungan timbal balik. 

Anak kecil yang masih belum tahu materi (uang) pasti tersenyum lebar jika kita menghargainya. Menampakkan wajah ceria, senyum dan berkata-kata yang baik. Lalu dengan gegap gempita mendekat dan mencium kita. Uhg...pernah seperti ini tidak?

Dengan semakin bertambahnya usia anak, diharapkan anak-anak ini semakin mandiri, semakin bisa membantu orang tua. Beberes rumah, atau pekerjaan ringan lainnya. “Tolong belikan sabun di warung tetangga.”

Sebagai orang tua, perlu atau tidak memberikan imbalan? Kalau sejak kecil dibiasakan dengan imbalan seperti ini, maka kemungkinan besar imbalannya semakin bertambah. Bisa jadi si anak makin nglunjak. Lalu, kita semakin kesulitan mengerem kebiasaan ini.

Kalau saya sih memberikan kesempatan untuk membeli jajan. “Nanti kembaliannya bisa buat beli jajan, kakak.” Si anak langsung loncat-loncat kegirangan. Maklum di rumah sedang tidak ada snack. Jadi, seimbang. Kita memberikan imbalan karena ada alasan yang jelas.

Lalu, apalagi bentuk penghargaan terhadap mereka?

Ungkapan terima kasih. Menurut saya itu penting dan wajib. Mengapa? Karena anak merasa dihargai. Anak merasa dipercaya, diberi tanggung jawab. Dan dia berhasil. 

Sentuhan fisik. Cara seperti ini cocok buat balita, contoh nyata kalau orang tua sayang kepadanya. Tapi untuk anak-anak yang umur diatasnya, terutama yang laki-laki (anak saya laki-laki semua)  kurang menyukai cara seperti ini.

Setelah berterima kasih, saya selipkan kata-kata positif dan doa buat anak-anak. Meski yang namaya berdoa buat keluarga itu suatu kebutuhan, dilakukan terus-menerus hingga akhir hayat. Iya saya merasa butuh dan perlu banget untuk mendoakan keluarga. Mengapa? Karena saya yakin ada kekuatan yang Maha Besar yang mampu menggerakkan hati-hati keluarga saya untuk berbuat lebih baik. Ada kekuatan yang mampu menggerakkan sesuatu yang menurut perkiraan saya tak mungkin menjadi mungkin. Percayalah!

Kalimat yang bisa dipilih sebagai berikut:
  • Adik hebat!
  • Adik pemberani!
  • Semoga adik makin sholih
  • Semoga kakak tambah pintar.
  • Semoga ngajinya makin rajin.
  • Semoga kakak makin sayang sama adik.

Yang penting kalimatnya disesuaikan saja dengan kondisi saat itu. Misalnya, abis berantem dengan saudara. Pilih kata-kata positif: rukun, sayang, baik, dsb.
Meski si anak tidak merespon kata-kata positif kita namun saya yakin dia suka. Pada umumnya manusia seperti itu bukan? Siapa sih yang suka dijelek-jelekan? Siapa yang suka diumbar kesalahannya?

Oh ya, sebelum meminta tolong si anak, sebaiknya dilihat situasinya dulu. Tidak mungkin kalau si anak sedang bete langsung mau pergi belanja ke warung tetangga. Atau sedang banyak tugas sekolah.

Kesimpulan

Penghargaan terhadap anak adalah imbalan setelah melakukan perbuatan baik. Bisa berupa ungkapan terima kasih, kata-kata positif yang membuatnya bersemangat dan doa. Bisa juga materi, sebaiknya sesekali saja dan lebih berhati-hati.

^_^


Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Menghargai Anak Kita"

  1. Aku juga nyoba ngga ngungkit2, ini agak susah tapi harus yaa mba. . sering nya peluk anak2 hihii..dan mereka jg suka minta

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau anak kecil, sentuhan fisik mesti lebih sering ya.

      Hapus
  2. Aku sering peluk2 anak dan memuji mba. Biasanya makin sayang :)

    BalasHapus
  3. Waw!!! kiss and hug for Asma and Ilmi

    BalasHapus
  4. makasih sharingnya mbak ;) Ya, semuanya nggak harus dihitung dengan materi ya kan mbak? Bentuk penghargaan dengan ungkapan trimakasih.

    BalasHapus
  5. Kita yang sudah dewasa saja masih butuh penghargaan apalagi anak-anak yang mudah mencontoh sikap orang dewasa di sekitarnya ya mbak.

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel