Kutu Rambut




Assalamualaikum, moms.

Hari gini masih ada kutu? Iya kutu! Kutu rambut! Oh tidak! Mana mungkin di jaman yang sudah maju seperti ini masih ada kutu. Bukankah sudah banyak produk perawatan rambut? Bukankah anak-anak rutin keramas? Lalu darimana asal kutu dan telur-telurnya?

Beberapa bulan ini saya rutin memeriksa rambut anak-anak. Rambut saya juga. Demi menjaga kebersihan rambut. Demi menghilangkan kutu-kutu rambut.

Awalnya saya melihat rambut si kecil kok banyak kotorannya. Putih, kecil dan tersebar di rambutnya. Karena habis berenang (ikut ekstra renang), saya pikir, kotoran itu berasal dari air kolam yang kotor.

Setelah selesai berenang selalu saya bawa ke mandi. Tapi mandi disana ya bisa dibilang kurang bersih. Mandi dengan terburu-buru karena ada yang ngantre. Juga karena di tempat umum, jadi merasa kurang nyaman saja.

Tiba di rumah saya melihat sekilas. Ternyata kotoran itu sulit diambil. Sorenya rambut si kecil saya keramasi. Setelah kering saya lihat lagi.

Karena saya tak tahan melihat telur kutu (di daerah saya disebut lingso) maka  saya segera mengambilnya satu per satu (metani). Tangan ini rasanya gemes ingin segera menyingkirkannya (njites).

Sambil garuk-garuk kepala, kedua tangan saya bergerilya. Menyisir seluruh rambutnya. Bukan hanya sekali, dua kali, tapi berulang kali. Khawatir masih ada telur-telur kutu yang terselip.

Kutu rambut merupakan parasit yang hidup di kepala manusia. Saat baru menetas ukurannya lebih kecil dari ujung peniti. Setelah dewasa hanya sebesar biji wijen. Kutu rambut hidup dengan cara menghisap darah manusia dari kulit kepala.

Ketika ketemu kutu-kutu rambut, segera saya tunjukkan kepada si anak. Nah, dia saja nggak tahu bentuknya kutu seperti apa. Tapi dia merasakan gatal bahkan sesudah keramas sekalipun.

Saya menemukan bermacam-macam ukuran kutu, mulai dari yang besar hingga yang baru menetas. Ada sekitar 4, seterusnya mulai berkurang. Sayangnya ini tidak berlangsung lama. Seminggu kemudian, kutu-kutu itu datang lagi bersama telur-telurnya. Begitulah seterusnya.

Gemes banget! Gerilya kutu semakin intensif. Bukan setiap minggu, namun setiap hari. Dengan begitu kadang saya menemukan tapi lebih sering tidak.

Saya pikir pasti ada yang tersisa di rambutnya. Kalau tersisa satu lalu beranak pinak, jadi banyak juga. Saya curiga dengan teman-temannya. Bisa jadi teman bermain, teman sekolah atau bahkan dari kerabatnya.

Dugaan saya benar. Tapi saya tak perlu menceritakan asal mula si kutu.

Penularan kutu rambut


Kontak langsung terjadi jika kita berdekatan/bersentuhan langsung dengan penderita kutu rambut.

Bermain. Jika berdekatan dan bermain bersama teman yang berkutu maka proses penularan semakin cepat. Dengan mudah si kutu ini meloncat ke rambut temannya. Tak ada yang tahu. Kecuali rasa gatal yang mengganggu di kepala.

Tidur. Ketika si anak yang ada kutunya tidur bersama kita, boleh jadi kutu itu ikut menyerang. Pindah tempat tinggal. Akhirnya satu rumah terjangkit kutu rambut.

Kontak tak langsung terjadi jika ada perantara/benda yang dipakai terkontaminasi kutu rambut. 

Misalnya, sisir, helm, topi, sikat rambut, bantal, seprai, handuk, baju yang dipakai bergantian.

Pengobatan kutu rambut

Karena sudah terjangkiti kutu rambut, maka segera saja dibersihkan. Caranya dengan menggunakan sisir serit (sisir yang rapat). Penyisiran sebaiknya dalam keadaan basah. Semakin cepat semakin sedikit yang tertular. Semakin cepat semakin nyaman si anak.

Keramas? Ah, keramas itu tidak menghilangkan kutu rambut. Saya sudah mencobanya. Setiap hari keramaspun tetap tidak hilang. Telur-telur kutu itu menempel dengan erat di helaian rambut. Kalau tidak diambil dengan jari-jari kita tidak akan lepas. Kadang mengambil sekali tak berhasil. Kadang hingga berkali-kali hingga terlepas. Betapa kuatnya!

Jika telur-telur kutu dalam kondisi baik ditekan dengan dua kuku kita akan berbunyi “Tis”. Sedangkan jika sudah tak baik (sudah mati) sama sekali tak berbunyi. Namun tetap saja, masih menempel dengan kuat.

Ada yang mengatakan bahwa untuk mengusir kutu bisa dengan kapur semut yang diusap-usapkan ke rambut. Saya kok kurang setuju ya.

Jika dengan metode sederhana ini tidak berhasil, cobalah menggunakan obat yang bisa dibeli di apotik. Namanya PediTox. Harganya murah, Rp 5.000. Digunakan seminggu sekali. (*maaf saya nggak ngiklan, cuma sharing pengalaman saja)

Jengkel sekali ketika mengetahui bahwa penularan kutu ini dari teman anak kita. Saya mencoba berbicara dengan orang tuanya. Saya pikir setiap ibu pastinya akan merawat dengan baik anak-anaknya. Termasuk yang berhubungan dengan rambut anak. Namun kalau ada jawaban seperti ini, “Ngapain sih. Lha setiap sudah bersih datang lagi kutunya.”

Kok sepertinya pasrah gitu. Saya ingin orang tua ikut sama-sama membersihkan kutu. Bukan saling menulari. Bukan saling menyalahkan si kutu. “Kok datang lagi sih!”

Saya juga merasa seperti itu. Rambut anak saya sudah bersih, sudah potong rambut, sudah keramas. Sudah diobati pula. Terus datang lagi si kutu. Huh, rasanya.....

Meski sedang gemes, jengkel dan pengen marah, tapi saya tetap memeriksa rambut anak-anak dan merawatnya. Kalau keramas sendiri mungkin belum bersih. Memang anak-anak harus belajar mengurus dirinya sendiri, tapi rambut tetap saya yang turun tangan hingga benar-benar bersih.


^_^

Sumber bacaan:
Alodokter.com
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

6 Komentar untuk "Kutu Rambut"

  1. Pas ke Banyumas, aku lihat ada salon yang promosi bisa menghilangkan kutu rambut mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba, harusnya salon itu buka cabang di Tuban ya. Aku jadi pelanggannya, bawa anak-anak dan teman-temannya sekalian.

      Hapus
  2. emang gemes banget sama masalah kutu ini. saya dulu pernah kutuan, asal muasalnya gatau darimana padahal disekolah saya juga bukan yang suka kotor-kotoran. alhasil saya dibully. Masalah kemudian selesai dengan peditox dan rajin creambath :(

    BalasHapus
  3. kutu rambut itu memang menjijikan, bikin kepala gatal. peditox, dulu jaman kecil aku pernah pakai itu, hihihihi.. terus kalau keramas sukanya digosok pakai kain yang lembut, jadi kutunya menempel di situ, jadi mudah buat dibuang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kutu rambut ini benar-benar bandel. Datang dibersihkan lalu datang lagi. Kudu rajin deh.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel