Menelaah Bab 1 Pada 3 Novel




Pada bagian ini saya mengambil 3 contoh novel yaitu Kalam-Kalam Langit, Bukan 3 Idiot dan Ayahku (Bukan) Pembohong. Dari bab 1 ini saya akan mengupas keistimewaan masing-masing novel sehingga pembaca betah membaca hingga tuntas.



Kalam-Kalam Langit

Novel romance religi

Pipit Senja

Keistimewaan Bab 1

Membaca bab 1 ini, kita seolah diajak untuk melihat gambaran konflik. Ini adalah awal konflik yang terjadi pada tokoh utama (Jafar).

Ada cita-cita mulia hendak yang diperjuangkan. Ada kebahagiaan yang terengut dengan paksa. Ayah Jafar benci dengan lomba. Aneh, memang! Selama ini kita sering mendapatkan kenyataan bahwa orang tua akan bahagia dengan prestasi anak-anaknya. Bahkan berjuang mensupport anak-anak untuk mengikuti berbagai lomba. Namun tidak demikian dengan ayah Jafar.

Prestasi Jafar dalam menjuarai lomba MTQ tingkat madrasah membuat ayahnya marah. Ada perih berusaha ditutupi Jafar. Piala itu telah jatuh berkeping-keping. Ada luka yang mulai menganga.

Nah, bagaimana dengan pembaca? Adakah yang ingin tahu apa alasan ayah Jafar untuk membenci lomba? Apakah penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Berbagai pertanyaan yang muncul di kepala pembaca mulai dibangun di bab 1.



Bukan Tiga Idiot

Novel Humor

Boim Lebon

Keistimewaan Bab 1

Dalam bab yang diberi judul Musuh Tapi Teman ini pembaca diajak untuk berkenalan dengan tiga tokoh utama, yaitu Sudiyanto, Brur dan Fahri. Semuanya adalah ketua ekskul di di SMA Cigeol Jaya.

Cerita diawali dengan setting waktu dan tempat. Sabtu siang adalah waktu untuk mengikuti ekskul. Lokasi digambarkan di lapangan dengan pembagian tempat untuk masing-masing ekskul yaitu basket, paskibra, pecinta alam, rohis  dan teater.

Sesuai dengan judulnya, sejak awal, ketiga tokoh itu dibuat selucu mungkin. Ketiganya memiliki sifat yang berbeda yang bisa memunculkan konflik dan humor. Perselisihan dari hal-hal yang sepele dibuat untuk mengocok perut pembaca.

Konflik dimulai sejak ketiga tokoh terebut membutuhkan tempat yang nyaman untuk latihan ekskul masing-masing. Ekskul rohis butuh ketenangan, ekskuk teater butuh suasana yang ramai untuk latihan suara dan gerak, dan ekskul pecinta alam butuh sarana dan tempat latihan yang memadai. Semuanya terjadi di tempat yang berdekatan. Semuanya saling terganggu. Dan semuanya tidak ada yang mau mengalah.

Konflik selanjutnya adalah ketika kepala sekolah meminta ketiga anak tersebut untuk menghadiri pelatihan jurnalistik. Semua anak yang berbeda ide itu terus saja membuat kekacauan.

Sebelum mengakhiri bab 1, penulis mengajak pembaca untuk menebak alur ceritanya. 

Nah, kalau ada pertanyaan seperti ini, kita merasa wajib membaca terus atau tidak?

Hmm, gimana kalau diantara mereka tidak ada yang berangkat?
Kecewakah Pak Was sang kepsek?




Ayahku (Bukan) Pembohong

Novel keluarga

Tere Liye

Keistimewaan Bab 1

Sejak membaca judulnya saya dibuat penasaran. Lalu membaca sinopsisnya di bagian belakang. Saya mengatakan novel keluarga karena memang bercerita tentang Dam, ayah dan ibu. Kemudian Dam dewasa dan memiliki keluarga kecil. Hubungan diantara tokoh-tokonya adalah keluarga. Ada romance sebagai bumbu penyedap.

Coba kita perhatikan awal paragraf pertama:

Aku berhenti mempercayai cerita-cerita Ayah ketika umurku dua puluh tahun.....

Kalimat diatas sudah mendukung judul, Ayahku Bukan Pembohong atau Ayahku Pembohong. Kata di dalam kurung memiliki makna bias. Jadi silakan saja pembaca yang memberikan penilaian. Bebas!

Sejak awal penulis sudah menggiring pembaca untuk setuju dengannya, Ayahku pembohong! Oke, apakah sebagai pembaca kita akan setuju begitu saja? Lalu semuanya akan beres!

Katakanlah dalam dunia nyata, apakah kita akan memperlakukan ayah kita seperti tokoh Dam? Membuat penilaian buruk? Mengajak berkonflik?

Dalam bab yang cukup singkat ini, hanya tiga halaman, sudah cukup kuat karakter si Dam, kebenciannya terhadap ayah, dan cita-citanya dalam membesarkan kedua anaknya.

Dam adalah kepala keluarga. Namun disisi lain, dia adalah seorang anak yang tak sejalan dengan cara ayahnya dalam membesarkan anak-anak. dia tinggal bersama ayah dengan segala permasalahannya. Rasa hormat mulai luntur sejak ayah selalu mencekoki anak-anaknya dengan dongeng-dongeng palsu.

Secara keseluruhan, bab 1 merupakan pengenalan tokoh dengan segala konflik yang akan dihadapinya di bab selanjutnya. Akankah si tokoh utama ini berhasil menyelesaikan masalahnya dengan akhir yang bahagia, lega dan damai atau sebaliknya, menyerah.

#blogtobook

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

11 Komentar untuk "Menelaah Bab 1 Pada 3 Novel "

  1. Hai mba, terkadang Bab 1 menentukan juga ya kita akan melanjutkan membaca hingga selesai atau tidak :)
    Nice sharing mba

    BalasHapus
  2. Bener Pak Benny, Mbak. Kayaknya kalau novelnya sampean diarahin jadi kayak yang buku pertama dan ke tiga di artikel review ini kayaknya bagus dan menarik.

    BalasHapus
  3. Mudah-mudahan bab 1 kita mampu menyedot pembaca untuk terus dan terus membaca bab-bab selanjutnya.

    BalasHapus
  4. dari review bab 1 nya saja sudah menarik, bab-bab berikutnya pasti lebih menari, jadi penasaran nih :)

    BalasHapus
  5. Kadang juga ada yang bab 1 nya oke kesininya krik2 mba sukses bikin pembaca penasaran dan pengen beli :p

    BalasHapus
  6. Iya untuk pengajuan naskah pun yg paling dinilai bab 1 nya dulu ya :D

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel