Nak, buanglah Sampah Pada Tempatnya





Assalamualaikum moms,

Saya suka gemes  kalau melihat sampah yang berserakan di dalam rumah. Ini jelas tanggung jawab saya. Di rumah sendiri. Pelakunya adalah anak-anak yang sejak mulai mengenal apa itu sampah sudah saya ajarkan untuk membuang ke tempatnya.


Oke, sampah itu ada dimana saja.  Kali ini saya hanya membahas sampah di rumah. Karena bermula dari rumahlah moms bisa mengajarkan kebersihan. Juga sebagai self reminder agar saya berusaha mengajak anak-anak manjaga kebersihan.

Masalah sampah di dalam rumah itu kadang tidak ada seorangpun yang mau mengakui. Padahal terlihat dengan jelas ada bungkus permen, snack, kertas , sobekan, dsb. Lalu, siapa dong?

“Bukan aku,” kata si kakak.

“Lalu, siapa dong, yang tidak mau membuang sampah di tempatnya?”

Si bungsu senyum-senyum. Seperti ada “sesuatu” yang disembunyikan. Maka, saya mendekatinya. Dengan suara lirih, dia mangakui kalau “lupa” membuang sampah. Nah, loh!

Siapa sih yang tidak mau memiliki rumah yang rapi, bersih dari tumpukan sampah? Faktanya, anak-anak membuat kacau saja.

Kadang mereka sengaja tidak mau membuang sampah. Dimana mereka duduk, disitulah sampah bekas mainan dan snack. Diminta membuang sampahnya, eh dibilang “iya”. Saya tunggu tidak ada reaksi. Kembali pada peringatan selanjutnya. Bagaimana ini?

“Nanti, dulu,” jawabnya.

“Belum selesai mainan,” alasannya lagi. “Masih mau dipakai lagi.”

Aduh, anak-anak mempunyai banyak alasan untuk mengelak. Padahal sampah yang terserak adalah hasil perbuatan mereka. Jelas mereka yang melakukan, tapi tetap minta perpanjangan waktu.

Saya pernah menemukan pembungkus snack yang disembunyikan di lipatan tempat tidur. Ada juga di kolong sofa dan tempat tidur. Atau kalau sedang makan di ruang tamu, sampahnya juga disitu. Apalagi kalau sudah di kamarnya, sampah ada diantara tumpukan buku.

Mending kalau sampah bekas snack yang tersembunyi bisa ditemukan. Kalau seminggu kemudian baru ketemu, bagaimana? Lalu, datang semut-semut yang minta jatah makanan. Iiih...jangan dong!

Dari ngobrol santai bersama anak-anak, saya mulai mengerti mengapa mereka tidak segera membuang sampah di tempatnya. Sambil elus dada, ya moms. Yang penting jangan menyalahkan dulu. Saya ingin mencari pokok masalahnya sehingga bisa membuat solusi.

Berikut ini adalah alasan yang menyebabkan anak-anak enggan membuang sampah:


  1. Malas bergerak. Padahal tinggal berjalan beberapa langkah saja menuju ke tempat sampah. Apa susahnya berdiri lalu berjalan sebentar.
  2. Lupa. Ya, lupa kalau ada sampah dari snack yang sudah dimakan. Ketika makan sih enak saja. Giliran buang sampahnya dibilang lupa!
  3. Capek. Badan yang capek setelah beraktivitas menyebabkan mereka tidak mau bergerak. Ya, sampah yang dihasilkan anak-anak masih di tempatnya.
  4. Lagi asyik bermain dan nonton film. Misalnya begini nih, anak-anak sedang nonton film sambil ngemil. Nah, sampahnya disitu juga. Tidak mau bergerak untuk membuang sampah karena takut terlewatkan adegan filmnya.
  5. Belum memiliki tanggung jawab. Bahwa kebersihan rumah adalah tanggung seluruh anggota keluarga. Termasuk anak-anak. Saya tidak mau membiarkan anak-anak seenaknya menaruh sampah mereka. Perbuatan yang terlihat sederhana ini adalah tanggung jawab mereka. Mereka ikut dalam menjaga kebersihan rumah.

Tips agar anak-anak mau membuang sampah di tempatnya:

  1. Diingatkan. Jangan segan untuk selalu mengingatkan anak-anak. Meskipun kadang bosan, tetaplah untuk membiasakannya. Semoga moms selalu dilimpahi kesabaran ekstra.
  2. Letakkan tempat sampah di tempat yang terjangkau semua anggota keluarga. Bisa dengan menempatkan tempat sampah kecil yang sudah dilapisi kresek. Kalau sudah penuh tinggal dibuang.
  3. Memberikan contoh. Kalau orang tua biasa memberikan contoh nyata, insyaAllah anak-anak mudah mengikuti.
  4. Mengajarkan kebersihan. Sampah artinya kotoran. Tidak alasan untuk menimbun, menyembunyikan apalagi membiarkannya.

Kadang anak-anak benar-benar menolak. Kalau sudah seperti ini, saya akan menawarkan bantuan. Biasanya kalau sampahnya banyak dan berceceran. Si anak tetap membuang sebagian sampahnya. Lainnya saya yang membereskan.  Sebagai hadiah dari perbuatan baik ini saya ucapkan terima kasih.

“Makasih ya, dek! Semoga adik selalu menjaga kebersihan.”

Well, sebenarnya bisa saja orang tua langsung mengambil alih tanggung jawab ini. Lalu, mengambil sampah yang berceceran. Dan beres Tapi...bagi saya, anak-anak harus belajar bertanggung jawab. Dari hal-hal yang mudah. Dari urusan mereka sendiri. Kalau setelah bermain kertas, ya dibereskan. Kalau setelah makan kue, bungkusnya ya dibuang. So simple!

Aturannya memang demikian. Namun tak selamanya anak-anak setia dengan aturan. Ada saat tertentu ketika mereka bahkan tidak peduli lagi. Kalau sudah seperti ini, saya akan menawarkan bantuan. Si anak tetap membuang sebagian sampahnya. Lainnya saya ikut membereskan. 

Saya berharap kalau sejak kecil dibiasakan bertanggung jawab seperti ini anak-anak mudah melakukannya. Membuang sampah pada tempatnya sudah menjadi kebiasaan saja. Tidak perlu menunggu perintah dari orang tua.

Sampah adalah sisa barang ataupun cairan yang sudah tak terpakai. Seperti kemarin ketika bermain air dengan pewarna. Setelah selesai harusnya dibuang saja. Tapi si anak tetap tidak mau. Masih menunggu sampai besok. Masih sayang untuk dibuang.

Sampah itu bisa menyebabkan pemandangan tidak nyaman di rumah. Rumah terasa sumpek. Lalu, aroma tak sedap, dsb.  Nah, kalau sudah bersih, yuk main-main lagi!

Mari biasakan membuang sampah pada tempatnya! Mulai dari keluarga kita. Mulai dari hal yang sederhana. Semoga!

Happy family!

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

12 Komentar untuk "Nak, buanglah Sampah Pada Tempatnya"

  1. Baca ini saya jadi inget temen SMP di asrama dulu mbak. Berhari-hari nyium bau nggak sedap, sumbernya dimana. Eh, ternyata di lemarinya teman saya itu, ada buah melon (atau semangka) yang membusuk. Pdhl di dlm rak atasnya (masih di lemari sama), ada tumpukan bajunya.

    Emang ya, kalo ortunya nggak ngajari soal kebersihan terutama soal tanggung jawabnya, pas hidup sendiri di asrama jadinya malah begini. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anak-anakku pernah nih, kue di dalam tasnya sampai berhari-hari. Karena besoknya libur, jadi lupa mengeluarkan.

      Hi...pasti bau ya!

      Hapus
    2. ish jorok bangeeet Mbaaa.. risih ya pasti?

      Hapus
    3. Aku yang risih, tapi anaknya kok cuek, pake ngeles pula.

      Hapus
  2. mengajari anak-anak untuk buang sampah di tempatnya memang harus sejak dini diupayakan. suami saya paling keras soal ini. kalau pas di rumah makan, jangan sampai buang sampah di kolong meja. eeuuuh, risih. kalau lagi jalan, mending dikantongi dulu atau dimasukkan ke dalam tas. baru kalau ketemu tempat sampah, sampahnya dibuang disana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pas jalan dan gak nemu tempat sampah, aku yang mesti ngantongi, masukkan ke dalam tas.

      Harusnya dimana-mana ada tempat sampah ya.

      Hapus
  3. Aku pun dari anak masih kecil udah ngajarin buang sampah di tempatnya mba. Eh tapi skrg2 anakku udah kenal kata "tolong" jadi dia suka bilang minta tolong Buu buangin sampahnya.. Aaakkk gemeees jadinya kan.. :D

    BalasHapus
  4. Bener banget bunda. Kita harus ngajarin anak2 kita untuk membuang sampah pada tempatnya. Biar mereka juga ga termasuk orang kebanyakan yang suka buang sampah sembarangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar kebersihan dimulai dari keluarga masing-masing.

      Hapus
  5. anakku masih bayi, pastinya mau diterapkan seperti ini sedari dia bayi, biar terbiasa sampai dewasa ^_^

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel