Mengenang Kecantikan Kedung Maor




Akhir-akhir ini saya mulai terbiasa dengan ajakan suami yang tiba-tiba. Ya, tiba-tiba saja ada ide untuk ngetrip. Tidak jauh, hanya di kota sebelah, Bojonegoro. Tanpa persiapanpun insyaAllah akan baik-baik saja.

Tujuan kami adalah ngetrip ke wisata alam. Di tempat seperti ini tidak butuh biaya mahal. Jadi ngirit isi dompet. Ok, lanjut deh!

Sudah lama saya ingin menjelajahi wilayah Bojonegoro. Perkembangannya cukup pesat. Saya bahkan lupa jejak-jejak yang pernah tertinggal di sini. Eaa...meski tak lama, sekitar 1,5 tahun kami pernah tinggal di rumah dinas di kotanya. Tapi selama itu tidak pernah ngetrip. Paling main ke rumah teman-teman yang beda kecamatan. Lumayanlah melihat pemandangan lain.


Saya mengusulkan untuk berkunjung ke air terjun Kedung Maor. Langsung saja buka google maps. Air terjun Kedung Maor terletak di desa Kedungsumber, kecamatan Temayang, Bojonegoro. Ah, jalan-jalan itu sebenarnya masih sama, tapi kok ya antara ingat dan lupa beda tipis.




Deretan sawah menghijau memanjakan mata kami. Suasana yang tenang ala pedesaan membuat ingatan saya berkelana pada tahun 2007 an. Saat suami bertugas di kota ini. saat saya mulai menjalin pertemanan dengan orang-orang baru. Juga tetangga-tetangga disamping kompleks yang ramah.
Perjalanan ditempuh sekitar 1.5 jam, lancar. Akses jalan menuju air terjun cukup mudah. Jalan raya cukup lebar dan dekat dengan Kedung Maor. Tiba disini, kami agak kaget saja. Mengapa tempat wisata kok semrawut seperti ini. Kami disuruh parkir mobil di area bangunan proyek ada di depan jalan masuk ke Kedung Maor.



Hari itu Minggu, 2 april 2017. Tanpa berpikir panjang kami langsung menuju jalan yang becek akibat genangan air. Sandal sampai lengket dengan lumpurnya. Dan pandangan kami berhenti ketika ada police line. Ada apa?

Ragu-ragu memilih jalan, karena satu jalur masuk dikelilingi oleh police line. Satunya lagi untuk jalan kendaraan proyek. Tapi kok banyak orang yang berdatangan dan memilih jalur police line. Sebentar datang lalu pergi. Lalu ketika kami berpapasan dengan orang yang baru saja keluar, dikabari bahwa Kedung Maor sudah tidak ada. Tukang parkir juga berkata demikian. What?

Jadi kami kesini buat apa? Masih mau masuk dan hanya melihat gundukan tanah yang menjulang. Atau hanya menjadi saksi bencana longsor?


Ada dua alat berat yang tak henti bergerak. Mengangkut tanah dan memindahkannya. Beberapa orang proyek memberi perintah dan melihat situasi.



Kami belum paham keadaan Kedung Maor saat itu. Sempat ragu, apalagi kami bersama anak-anak. Jadi bagaimana?

Lanjut saja! Saya sih tidak tahan dengan medannya. Masak pakai rok terus kita main tanah. Aduh, tidak bawa baju ganti pula! Suami memaksa untuk masuk. Lha, orang-orang masih banyak yang berdatangan, kok. Mulai dari anak-anak hingga orang tua. Mulai dari polisi, polhut, pramuka, hingga warga.

Tidak ada Kedung Maor



Ada yang menyebut Kedung Maor dengan Grand Canyonnya Bojonegoro. Karena lapis-lapis bebatuannya tampak alami dan mempesona. Lalu air terjunnya yang berwarna jernih jatuh ke kolam terlihat hijau seperti lumut. Foto diatas saya ambil dari internet.

Meski tidak ada kegagahan Kedung Maor seperti dulu, tapi masih tersisa sedikit jejaknya. Air terjun masih ada walaupun hanya sedikit. Air sungai masih mengalir. Sementara di sekitarnya adalah genangan air yang menerjang hutan. Reruntuhan tanah yang mengubah segalanya.



Sempat berbicara dengan petugas dan warga setempat bahwa hutan sudah tidak seperti dulu. Sudah banyak aktivitas yang mengakibatkan hutan lebat berkurang. Lalu, longsor pada Jum’at dini hari setelah hujan deras mengakibatkan air terjun tertimbun tanah

Saat itu, tidak ada akses untuk melihat air terjun. Deretan bebatuan kokoh itu telah raib. Inilah yang tersisa. Air sungai masih mengalir jernih.



Longsor ini segera ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro. BPBD langsung membuat sudetan untuk mengalirkan air dari wilayah hulu (atas). Sudetan yang dibuat selebar lima meter dengan panjang 300 meter dengan menggunakan bantuan buldoser milik PT Hutama Karya (HK) yang sedang mengerjakan pembangunan Waduk Gonseng. 

Pembuatan sodetan berada di utara sungai Kedung Maor, sehingga air yang sekarang menumpuk bisa mengalir dan masuk ke kedung. Sehingga kondisi Kedung Maor langsung penuh berisi air karena air dari atas yang sebelumnya terhalang batu dan tanah. 



Kepala BPBD Bojonegoro, Andi Sujarwo menjelaskan,  berdasar hasil konsultasi ahli geologi Stem Migas Cepu, bahwa kenaikan permukaan dasar sungai setinggi 7 meter dan sepanjang 250 meter merupakan akibat terjadinya patahan tanah lokal. 

Guna mengantisipasi ancaman banjir sebagai akibat tersumbatnya aliran sungai, maka tim bersepakat melakukan pengerukan sungai dengan membuat saluran di sisi timur sungai lama atas persetujuan pihak Perhutani. (kanalbojonegoro.com)



Jadi, begitulah kondisi Kedung Maor. Semoga segera selesai dan aman buat warga sekitarnya. Selanjutnya akan seperti apa, mudah-mudahan ada waktu untuk berkunjung kembali. Andai memang layak menjadi tempat wisata lagi semoga memang benar-benar sudah aman dan nyaman untuk para pengunjung dan tentu saja  warga sekitar.

Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita semua. Sebagai pengunjung apa yang bisa kita lakukan? Sederhana saja, jangan membuang sampah ataupun meninggalkan apapun kecuali jejak langkah kita disana.  




Menjelang pulang, kami dikejutkan oleh tukang parkir. Mobil disuruh berhenti, tepat ketika kami keluar dari tempat parkir. Di depan ada dua mobil plat merah. Ya sudah, kami tunggu saja. Ternyata ada bapak bupati yang meninjau langsung lokasi ini. Beliau tampak santai dan akrab ngobrol dengan warga di dalam warung.



Foto Kedung Maor sebelum longsor: yusmithasari.blogspot.com

Sumber bacaan:

https://beritabojonegoro.com/read/10613-bpbd-lakukan-pengerukan-timbunan-tanah-longsor-kedung-maor.html
https://www.kanalbojonegoro.com/longsor-kedung-maor-ditangani-secara-cepat-dan-tepat/

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Mengenang Kecantikan Kedung Maor"

  1. wow, jalan jelek begitu aja banyak yang mau datang ya, apalagi kalo bagus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Warga berduyun-duyun datang untuk melihat longsor.

      Sebelum longsor air terjun ini cukup populer di Bojonegoro. Ramai pengunjung dari luar kota.

      Hapus
  2. soo green. Bisa jadi tempat melepas penaat nih, biar segerr lagiii :D Tfs mbaak :)

    BalasHapus
  3. Yang pengen relax sangat mantap pergi ke sini . .kunbal ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nunggu diperbaiki dulu. Nggak tahu nantinya mau dibikin seperti apa. Kita tunggu kabar selanjutnya. Semoga menjadi lebih baik.

      Hapus
  4. sayang ya mba, krn longsor air terjunnya jd ga ada.. :( .. pdhl cantik memang aku liat fotonya...

    BalasHapus
  5. masih suasana pedesaan ya mbak, masih banyak pemandangan yang hijau-hijau seger ngeliatnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sawah, hutan, sungai, ah...masih pemandangan alam yang menyejukkan mata.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel