Ngobrol Santai dengan Teman si Anak





Seperti biasa, hampir setiap teman anak-anak yang datang ke rumah, saya ajak ngobrol. Temanya? Apa saja, yang penting santai dan gampang menjawabnya.

Tapi minggu lalu anak kedua saya protes, “Ibu itu, semua temanku selalu ditanyain.” Tampang garang mode on.

Saya dan temannya yang masih berdiri hendak pamit senyum-senyum saja. Sampai detik ini saya merasa pertanyaan saya masih dalam tahap yang wajar, masih umum dan pasti bisa dijawab oleh anak-anak.

Saya senang mendengar jawaban anak-anak ketika saya bertanya tentang cita-cita mereka. Saya tahu, yang namanya cita-cita itu bisa banget berubah-ubah sejalan dengan usia, pengetahuan dan kemampuan mereka memahami sesuatu dan banyak hal. Tapi tak ada salahnya untuk mendengarkan mimpi anak-anak dan melangitkan doa terindah untuk mereka.

Kadang saya merasa lucu saja. Ada yang masih belum paham cita-cita mereka. Ada yang sulit mendiskripsikan cita-citanya. Ada macam-macam cerita menarik dari wajah innocent mereka. Tapi saya percaya, mereka pasti akan menemukannya, mencapainya.

Sebenarnya bukan hanya teman anak kedua saja yang saya ajak ngobrol. Teman si sulung juga. Bahkan kadang sambil menunggu anaknya di dalam saya ngobrol apa saja. Dan selama ini anak-anak menjawab dengan rela. Kok tahu? Lha semua anak yang saya tanya pasti menjawab dengan senyum manis mereka. Pertanyaan saya bukan kuis, bukan pula cerita horor, tapi ada sedikit humor. Apa maksudnya coba!

Tujuan saya sederhana saja:

Mengenal anak-anak melalui teman-temannya.

Saya percaya, dalam pergaulan, anak-anak harus bisa memilih teman-teman yang baik. Agar mereka juga mendapat pengaruh yang baik. Agar mereka saling mengingatkan. Nah, kalau temannya pintar, bisa belajar bersama.

Tapi tidak selamanya demikian, ada kalanya anak tidak berdaya dengan teman-temannya. Dari sini saya meminta si anak untuk menjadi dirinya sendiri, jangan mudah terpengaruh. Justru sebaliknya, dia harus bisa mengajak temannya. Ngajaknya yang baik-baik.

Saya kadang penasaran anak-anak saya kalau di sekolah bagaimana. Apakah butuh pencitraan karena ingin terlihat baik atau sama saja seperti di rumah. Anyway, saya merasa ada perbedaan mendasar dengan tingkah laku anak di sekolah dan di rumah. Di sekolah karena segala sesuatu butuh nilai, butuh usaha untuk melakukannya. Tapi kalau di rumah, ya seperti itulah, apa adanya, kalau lagi mood juga baik, bantu-bantu orang tua, sayang sama adiknya. Tapi kalau tidak, entah sedang ada masalah, atau apalah, semua teori jadi lenyap.

Saya jadi belajar memahami anak-anak. Jangan-jangan kita, para orang tua juga butuh penilaian di luar sana. Ingin terlihat baik, cantik, pintar, dsb, padahal kalau di rumah apa adanya. Kelihatan wajah aslinya.

Sementara kalau si sulung selama ini tidak pernah protes, tidak pernah komentar apapun. Meski saya suka banget duduk menemani dan ngobrol santai dengan teman-temannya. Mulai dari hobi saat liburan hingga masa depannya. Mulai dari makanan favorit hingga kegiatan di sekolah barunya. Juga bertanya kabar orang tuanya. Ini sih kalau orang tuanya kenal dan akrab dengan saya. 

Karena anak saya laki-laki semua, begitupun teman-temannya, saya bisa menyimpulkan bahwa mereka lebih suka menjawab pendek, dan  to the point saja. Kadang tegas kadang sebaliknya, ragu. Setidaknya saya sadar, saya ini cuma bagian pembukaan saja, setelah itu mereka asyik ngobrol.

Well, meskipun anak kedua saya protes, tapi bagi saya selama teman-temannya ramah sih tidak apa. Orang tua perlu tahu pergaulan anak. Orang tua perlu dekat dengan anak, salah satunya dari teman-temannya.

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

20 Komentar untuk "Ngobrol Santai dengan Teman si Anak"

  1. hehe anak laki-lakiku juga gitu, kalo jawab ya pendek2 dan to the point, beda ama yg cewek :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laki-laki gitu loh. Malas cerita kecuali kalau sedang butuh curhat.

      Hapus
  2. anak laki2.. biasanya pinter membawa diri...
    ponakan kalau dirumah manja banget ama mamanya... klo diluar gak mau keliatn anak mama... hargadiri kali ya...hahahahh

    BalasHapus
  3. Hehhee inget ponakanku yg cowok, dia trlalu cuek dan ada juga g mau brbagi ttg teman2nya di sekolah.
    jadi inget syairan alala, jika ingin tahu seperti apa seseorang, bisa dikenali dri pergaulan teman-temannya" hheee
    Jika temane menebar hikmah, dia pun juga bs begitu hheee
    TFs ya mbak... hhee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bergaul dengan teman-teman yang baik biar terjaga pergaulannya.

      Hapus
  4. kalau nti anakku uda gde jg aku bakalan sama kek mba ikut ngobrol jd bangun chemistry jg ke temen2nya hahaha

    BalasHapus
  5. Ibukk sama ayahku jugaa sering banget mbaak ngobrol" sama temen"ku yg main ke rumah. . hehehe biar akrab gtu, kan udah dianggap saudara juga :)

    BalasHapus
  6. Kedekatan memang dibangun leway komunikasi yg continue . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu bentuk perhatian kita terhadap anak-anak.

      Hapus
  7. Sejati nya Rumah adl tempat kembali yang paling nyaman yaa mb. Mungkin kalau di sekolah serba tegang jadi rumah mjd tempat untuk meregangkan. Tapi terkadang bingung juga yaa, kalau di rumah ko jadi ndak tertata lagi, semau nya sendiri, apakah mmg nilai kebaikan itu blm terpatri kuat? Tapi org dewasa juga begitu...atau yg dewasa blm mjd teladan yg baik? Allahu'alam, sy pun belum bisa konsisten..hiks

    BalasHapus
  8. Sejati nya Rumah adl tempat kembali yang paling nyaman yaa mb. Mungkin kalau di sekolah serba tegang jadi rumah mjd tempat untuk meregangkan. Tapi terkadang bingung juga yaa, kalau di rumah ko jadi ndak tertata lagi, semau nya sendiri, apakah mmg nilai kebaikan itu blm terpatri kuat? Tapi org dewasa juga begitu...atau yg dewasa blm mjd teladan yg baik? Allahu'alam, sy pun belum bisa konsisten..hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena merasa nyaman di rumah maka tidak perlu pencitraan, hihi..

      Hapus
  9. memperhatikan temen main anak kita memang perlu dilakukan setiap orang tua mbak, karena ini akan membawa sikap atau prilaku anak kedepannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, orang tua perlu mengenal pergaulan anak-anak dari teman-temannya kan.

      Hapus
  10. Wah perlu juga nih ya mba, biar kita tau karakter teman-temannya juga sih. Tapi kalo anak saya masih kelas 1 SD, jadi jawabnya ya poloooos banget, gak natural apa adanya, ya mungkin karena masih bocah kali ya mba.... Nah kalo anak yang kedua, lebih parah lagi mba, baru 2 tahun, bingung gimana nanyanya, hahaha... Very nice sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu anakku masih TK dan teman-temannya main ke rumah, sering tak ajak ngobrol. Meski kadang jawabannya nggak nyambung. Tapi saya berusaha mengenali karakter mereka.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel