Rumah Berantakan Salah Siapa?
Selasa, 23 Mei 2017
18 Komentar
Aroma
libur awal puasa sudah menguar. Anak-anak bersorak. Si bungsu meski tidak paham
ini libur apa, tapi kalau ada kata “libur” langsung jingkrak-jingkrak saja.
Liburan
membuat tugas ibu di rumah bertambah. Kalau biasanya anak-anak pagi hingga siang
di sekolah, saat liburan sepanjang hari di rumah. Aih, rumah bakal makin
berantakan. Pasti!
Saya
lebih senang kalau anak-anak bermain daripada menonton televisi. Anak kedua
saya lebih suka membuat prakarya. Entah apa namanya, isinya bongkar barang bekas,
membuat suatu benda yang dapat digunakan sebagai mainan. Kalau sudah begini
bisa betah berjam-jam.
Rumah
semakin kacau karena barang-barangnya berantakan ditambah sampahnya. Kalau sudah
selesai ya ditinggal begitu saja. Kecuali kalau saya memintanya membereskan. Bereskah?
Beresnya setelah disuruh membereskan saja, setelah itu bongkar lagi. Begitu seterusnya.
Saya
selalu memberikan kesempatan untuk anak-anak agar bisa menggunakan
kreatifitasnya dalam bermain. Kadang membeli mainan juga. Tapi dengan membuat
sendiri bisa lebih hemat dan mengurangi barang bekas meski rumah jadi
berantakan.
Tips:
- Bermain di satu ruangan agar gampang membereskan dan membersihkannya.
- Gunakan barang-barang bekas, seperti kardus, botol aqua, koran, kalender, dsb.
- Belajar bertanggung jawab dengan barang-barang miliknya. Termasuk mengembalikan, merapikan dan membersihkan ruangan.
Karena
anak-anak saya sudah bisa melakukan tanggung jawabnya maka saya tinggal
mengingatkan saja. Mereka sudah tahu kok. Tidak perlu berulang-ulang. Kalau sudah
selesai minimal ruangan disapu.
Masalah
yang terjadi adalah kalau yang besar sudah bisa belajar bertanggung jawab namun
tidak demikian dengan adiknya. Memang masih kelas 1 SD tapi saya sejak kecil
sudah mengajaknya untuk belajar bertanggung jawab dengan barang-barang
miliknya.
Kalau
tidak capek dan mengantuk biasanya dia baru membereskan barang-barangnya. Tapi kalau
sudah tidak mood barang-barangnya bisa tergeletak dengan damai dimana-mana.
So,
rumah yang berantakan tandanya anak-anak kita kreatif. Bukan untuk ngeles atau
apa ya. Tapi coba bandingkan dengan keadaan rumah saat anak-anak sedang sakit. Sepi.
Anak-anak istirahat di kamar, minta ditunggu. Bahkan seorang ibu kadang tidak
bisa melakukan rutinitasnya.
Tapi
kalau anak-anak kita sehat dan kreatif, mulai dari bangun tidur sudah mencari
mainannya. Membuat lego. Sudah jadi, bikin lagi. Belum kalau mereka main bola
di dalam rumah, main perang-perangan, kejar-kejaran, dsb.
Beginilah potret
keluarga yang memilki anak kecil, rumahnya jarang rapi. Kecuali kalau ada asisten
rumah tangga. Tapi setelah dibereskan nanti juga berantakan lagi. Tidak ada
yang salah dengan rumah berantakan. Tidak perlu merasa bersalah ketika ada tamu
dan melihat ruang tamu penuh dengan mainan anak-anak. Toh bagian yang
berantakan adalah barang-barangnya anak-anak. Iya kan?
Nanti
kalau anak-anak sudah abege sudah mulai berkurang bermainnya. Anaknya lebih
suka main bersama teman-temannya. Berkuranglah waktu kita bersama mereka. Mereka
memilih bersepeda bersama teman-temannya. Atau bermain bola ramai-ramai.
Well,
selamat menikmati libur awal puasa!
^_^
Kayak tiap ke rumah murid, atau yang adeknya masih balita. Mainan pun terhampar di ruang tengah. Kadang ruang tamu aja. Kesenanngan anak2 ya, haha...
BalasHapusSudah tidak ada balita, tapi anak-anakku masih suka bikin rumah berantakan dengan mainan. Mereka bahagia.
Hapusiya, skarang akhirnya dibikinin pojok buat berantakan. smua mainan juga ditaruh sana. tapi kadang tetep aja sih masih sliweran di ruang2 lainnya XD
BalasHapusTeorinya di taruh di satu tempat saja, tapi yang namanya anak-anak, ternyata tercecer dimana-mana.
HapusAnakku kukasih satu ruang khusus buat mainan. Tapi dia lebih suka main di ruang tamu sih. :'D
BalasHapusAnak-anak suka-suka mainnya, hihi...
HapusNah aku juga maunya gitu mbak. Anak anak main di satu ruangan, bolehlah kalian berantakin tuh mainan sampai puas di ruangan itu. Tapi jangan sampai keluar ya, mainannya. Realitanya, gak semudah itu mbak..heheeee. Mainan dari ujung pintu depan bisa nyasar naik ke atas kasur atau bahkan aku pernah nemu di dalam lemari es. Salah siapa? enggak ada yang salah dech..heheheh
BalasHapusBegitulah anak-anak. Aku sampai pernah terpeleset gara-gara menginjak mainan anak-anak. Huhu...
HapusSama mbak..tapi anakku sukanya main di kamar..padahal kamarku kecil jadinya lumayan pusing kalau berantakan ×D
BalasHapusAku juga pusing mba, kalau kamar ikut berantakan.
Hapusanakku main ya dikamarnya mba sampe tembok kamarnya ondehbmandeh coretan crayon semua pengen nangis liatnya tp apa daya setiap aku plg ngantor anakku cerita jika gambar yg ditembok itu adalah hutan 😂 y sdh skrg sih aku jg pasrah tp klon mainan anakku masih tertib mba klo uda bosen dy masukin lg ke box atau tasnya lumayan membantu dan ga bikin tll berantakan
BalasHapusAnak-anakku juga suka coret-coret dinding. Bahkan sudah saya kasih kertas dan ditempel di dinding tetap saja, dinding yang favorit.
HapusTOS mba! sama kayak di rumah saya, kadang saya juga ikutan mberesi bekas mainannya, walau sebagian besar istri yang capek mberesi. Soalnya si sulung baru kelas 1 SD, jadi ya bertahap cara nerapin kedisplinannya, nah masalahnya kalau ditambah sama si bungsu yang baru 2 tahun, rumah bisa kayak kapal pecah yang meledag. Udah pecah, pake meledag pula, gimana itu berantakannya...
BalasHapusI feel you. Yeah, namanya anak-anak, butuh proses untuk melatih tanggung jawab. Bahkan untuk hal yang terlihat sepele: mengembalikan mainan.
HapusSi bungsu kalau capek,marah, ya ditinggal semua yang berantakan. Tapi kalau sudah baikan, saya dan dia beres2 bareng.
rumah berantakan bukan salah2 siapa2 dek :)))) asal barang yg berterbaran di lantai gk bikin jatuh
BalasHapusHihi...aku pernah terpeleset gara-gara mainan mereka.
HapusPersis kayak di rumah. Padahal Kakak ama adik selisihnya 7 tahun. Cuman kalo inget mereka dulu bayi eh sekarang udah gede gini. Ya udah lah nikmati aja berantakannya 😄😄
BalasHapusSalam kenal dari Medan, mb
Salam kenal Ibu Dila,
HapusMasalah berantakan kok nggak pandang usia ya. Anak-anak sudah beranjak remaja kadang juga suka seenaknya menaruh barang2nya. Tapi kemudian diingatkan dan beberes.
Makasih dah mampir.