Ngabuburit di Masjid Agung Tuban
Jumat, 02 Juni 2017
25 Komentar
Assalamualaikum.
Seperti
tahun-tahun lalu, saya dan keluarga sering ngabuburit di Masjid Agung Tuban. (Note: kalau suami lagi di rumah).
Masjid berwarna biru dan warna-warna cerah lainnya ini merupakan masjid
kebanggaan warga Tuban. Tak heran jika banyak warga yang ingin menunaikan
sholat dan setelah itu duduk-duduk cantik sambil memandang kemegahan masjid.
Kami
datang menjelang adzan maghrib. Mulai jalanan hingga pintu gerbang masjid dijaga oleh satpol PP. Saat bulan puasa seeprti ini area masjid hingga
alun-alun lumayan sepi. Orang-orang yang ziarah wali songo sedang libur. Tukang becak
dan pedagangl kaki lima ikut libur. Lumayan terbebas dari ruwetnya arus lalu
lintas yang dimonopoli oleh tukang becak.
Hanya
beberapa saat setelah kami duduk menghadap taman, terdengar suara merdu sang
muadzin mengumandangkan adzan maghrib. Di dekat taman ada dua galon air mineral
dan gelas-gelas enamel kecil.
Begitu
terdengar adzan, suami bertanya, “Nggak bawa minum?”
Saya
menggeleng. Dia buru-buru mengambil secangkir air putih dekat taman.
Disini
tersedia banyak galon. Kalau di dalam ruangan masjid ada air minum kemasan. Untuk
takjil sudah dibagikan sejak pengajian menjelang maghrib tadi.
Sebaiknya
kalau ingin sholat di masjid ini sudah berwudhu dulu. Karena begitu selesai
adzan langsung iqomah dan sholat maghrib. Tidak ada jeda. Buat yang ingin
berbuka, minimal bisa meneguk air dahulu untuk membatalkan puasa kita. Selanjutnya
bersiap melaksanakan sholat maghrib berjamaah.
Tapi...
kalau belum berwudhu, silakan turun ke lantai bawah. Ada petunjuknya untuk
laki-laki (utara) maupun wanita (selatan). Nah, karena cukup luas jadi lumayan butuh
waktu dan tenaga buat naik turun kan. Sementara sholat sudah dimulai. Biasanya kalau
belum berwudhu pasti ketinggalan sholatnya.
Sholat
di dalam masjid dengan lantai marmer rasanya sejuk. Meski udara diluar terasa
gerah ya. Semoga saja kesejukan ini dirasakan yang lainnya. Sayangnya kesadaran
para jamaah masih kurang. Ada saja shaf yang bolong. Dan tidak ada petugas yang
mengatur shaf. Para jamaah wanita suka memilih tempat tertentu.
Saya
perhatikan ada panitia masjid dengan tanda pengenal yang dikalungkan di leher. Setahu
saya tugasnya membagikan makanan. Mungkin yang lainnya saya tidak tahu
saja.
Seperti
tahun lalu, setiap jamaah yang selesai sholat maghrib mendapatkan satu nasi
kotak lengkap dengan air mineral, buah dan kerupuk. Yang berbeda adalah kemasan
kotaknya yang menggunakan gambar masjid agung Tuban tanpa menyertakan nama
cateringnya.
Nah,
berada di halaman masjid ini kita bakal menemukan jamaah yang makan bersama. Ada
yang bersama keluarga seperti saya. Ada pula yang bersama teman-temannya.
Yang
menyenangkan berada di masjid ini adalah tempatnya bersih dan luas, perasaan
adem, tenang. Saya katakan luas karena untuk ukuran kabupaten sudah cukup untuk
menampung para jamaah. Matapun senang memandang bangunan masjid. Sambil mendengarkan
sholawatan kami menikmati menu berbuka puasa.
Karena
saya sudah memasak dari rumah maka makananpun saya bawa. Masaknya yang
sederhana saja. Rencananya malam itu saya menginap di rumah bapak.
Tentang
takjil dan nasi kotak itu sudah menjadi kebiasaan di bulan suci Ramadhan. Di tempat
lain juga bukan? Pernah kami sampai menolak karena dirumahpun sudah ada
makanan. Makanan bakal berlimpah. Sementara kami tidak akan kuat makan
berkali-kali. Tapi kemudian saya berpikir, kenapa tidak diterima saja. Toh itu
rejeki. Masalah siapa yang makan, nanti dipikir lagi di rumah. Ada tetangga,
keluarga, tukang becak di jalanan. Kita bisa memilih salah satunya untuk diberi
makanan ini.
Saya
melihat mbak-mbak di samping saya juga membawa makanan sendiri dalam wadah
tupperware, meskipun menerima juga nasi kotak dari masjid. Ada juga yang
langsung dibawa pulang. Semua jamaah wanita dan laki-laki dapat nasi kotak
semua. Kecuali anak kecil.
Kadang
saya berpikir, andai setiap hari adalah Ramadhan, lalu kita berlomba-lomba
mencari berkahnya sehingga masjid-masjid selalu ramai. Bukan sebagai tempat
untuk berfoto atau lainnya namun semata-mata untuk memakmurkannya.
Tiba-tiba
gerimis. Saya beruntung berada di bawah payung raksasa. Tidak terasa ada
tetas-tetes air hujan. Sebelumnya saya merasa keberadaan payung raksasa ini
cukup mengganggu pemandangan masjid. Terasa banget ketika saya mau mengambil
foto bangunan masjid. Ketika payung terbuka, ada bagian masjid yang tertutup
payung ini. Nah, kalau seperti ini terbukti bahwa keberadaan payung raksasa itu
bermanfaat.
Kalau
teman-teman, apa kisah menarik saat berbuka puasa di masjid? Sharing yuk!
Happy
Ramadhan!
Wah keren ada payung raksasanya juga. Kalau saya biasanya buka puasa di rumah aja mbak, nggak ke masjid.
BalasHapusKalau hari-hari biasa aku bukber ya di rumah sama anak-anak, dan bapakku. Nah, kalau ada suami, ada yang ngantar ke masjid. Bawaannya banyak, mba, kalau sama anak-anak.
HapusWah bagusnya mesjidnya. Seperti mesjid Semarang ada payungnya. Sesungguhnya bukber paling nikmat ya bareng2 di mesjid kayak gini.
BalasHapusAku pernah ke masjid Agung Semarang. Kayaknya payungnya lebih besar disana deh.
HapusHaiiii Mak Nurrochma..saya terakhir ke masjid Agung Tuban 2011. Sekarang sudah ada paying seperti di Masjid Baiturahman Banda Aceh ya..Jadi kangen pantai sama rajungan pedeess hihii
BalasHapusIya, mba...sudah ada payung raksasanya. Biar adem. Ayo, main. Kabari ya kalau kesini.
Hapushuaaaa..pengen ketemuuu Mbak Nur..iyaa Mbak insyaallah saya mention kalo kesana
HapusBelum pernah tahu pas payungnya kebuka di masjid agung ini. Pas lewat masjid, dini hari (pad ziarah wali), kondisi gelap, payung tertutup. Udah pernah sholat juga di sini. Masjidnya bersih banget. Luas. Adem :)
BalasHapusOh ya. Kalau pagi, terlihat warna warni kesorot lampu yang sengaja dihadapkan ke masjid. Bagusnya dilihat dari alun-alun, kelihatan megah.
HapusPayung Raksasanya mengingatkanku seperti yang di Masjid Nabawi, mba. Indahnya :)
BalasHapusIya, mba Al. Senang berada di sini.
HapusSubhanallah.. mesjidnya megah sekali mbak..
BalasHapusPayung-payungnya mirip seperti di mesjid Nabawi ya :)
Mirip, tapi ini lebih kecil kayaknya.
HapusSubhanallah keren banget Masjidnya mbak! Aku pengen banget shalat di setiap masjid yang ada di Indonesia, semoga saja ada langkahku untuk sampai ke masjid ini dan bisa shalat disini.
BalasHapusAamiin. Semoga dimudahkan.
HapusMakin cakep aja masjid tuban,
BalasHapusWaktu masih mondok, kalok libur awal puasa, pasti diajak pulkam sm tmn tuban, trs diajak ngabuburit di masjid ini.
:)
Jadi sudah pernah mampir disini ya. Sudah banyak berubah masjidnya.
HapusWah, Favorit anakku yang ketiga nih ngabuburit di Masjid. Dia pengennya tiap hari. Asyik memang ngabuburit di Masjid. Adeeeeem.
BalasHapusPerasaan jadi adem dan nyaman banget.
HapusLiat foto nya berasa di Makkah y Mbk
BalasHapusSekarang banyak masjid yang menggunakan payung raksasa.
Hapuslama deh nggak kesini mbak, sekarang udah ada payung2nya aja :)
BalasHapusIya, mba, jadi teduh.
HapusBerarti masjid ini, di daerah tuban termasuk yang paling istimewa ya mba" nur,,,
BalasHapusTapi memang di daerah jawa timur banyak sekali masjid dan pesantren, para anak muda di daerah saya juga banyak yang mondok di jawa timur..makasih infonya mba,nur.
Mungkin karena masjid terbesar di kabupaten. Lagipula orang ziarah biasanya mampir kesini.
Hapus