Mojosemi Forest Park



mojosemi


Assalamualaikum,

Apa yang menarik dengan wisata alam? Menikmati pemandangannya? Atau sekedar untuk refreshing, mencari suasana baru yang berbeda dengan rutinitas?


Baca juga Telaga Sarangan....

Ada banyak alasan ketika kita memutuskan untuk memilih wisata alam. Seperti keluarga kami yang ingin back to nature dan family time.  Lalu, ketika kami memilih Magetan.... rasanya kok kurang familiar dengan destinasi wisatanya.

Ops, jangan salah! Seorang kerabat bahkan mewanti-wanti kami agar lebih hati-hati karena biasanya jalanan menuju Sarangan padat ketika musim liburan tiba. Wah, sudah terlanjur pengen kesini, masak harus pulang.

Sebenarnya penting untuk membaca situasi ketika hendak ke tempat baru. Tapi kami kesini bukan untuk pertama kali. Ya, sudah, berangkat saja. Alhamdulillah perjalanan lancar. Yang ramai itu jalan di sekitar ke Sarangan.

Beberapa kali saya berpapasan dengan anak-anak muda yang ngevlog sambil naik motor. Sesekali si pengendara dicolek-colek, diajak menghadap kamera handphone. Saya melihatnya kok jadi takut sendiri. Entahlah! Lalu mobil-mobil yang berhenti di pinggir jalan, hanya sekedar untuk foto-foto. Memang pemandangan disini menyejukkan mata, meski jalannya berkelok-kelok dengan tikungan tajam.

Kabupaten Magetan, Jawa Timur semakin banyak menarik wisatawan dengan destinasi wisata alam di lereng gunung Lawu. Selain Telaga Sarangan ada wisata Mojosemi Forest Park. Wisata ini termasuk taman wisata yang mengusung konsep ekowisata hutan alami. Masih tergolong baru di Magetan. Dibuka sekitar akhir tahun 2016. Terletak di daerah wisata yaitu Sarangan. Tepatnya 2 km sebelah barat Telaga Sarangan. Sepertinya kawasan wisata Magetan terpusat disini. Tak heran jika pengunjungnya ramai.  Karena sekali jalan bisa mampir beberapa tempat wisata. Berdekatan pula.

Ketika menulis traveling di Mojosemi, rasanya saya ingin mengulang kesempatan berada disini. Belum puas berkeliling Mojosemi apalagi melihat air terjunnya. Belum! Menurut petugasnya, kita bisa melihat Telaga Sarangan dari air terjun. Benarkah? Sayang, saya datang sudah siang mendekati sore. Waktu yang tersisa tak banyak.

mojosemi


Anak-anak sudah capek untuk sekedar menunggu saya dan suami berburu foto. Mau memaksakan diri melihat air terjun ternyata sudah sepi. Yang tersisa hanya petugasnya. Meski katanya tidak apa-apa, tapi kami berpikir ulang dan memutuskan untuk mengurungkan niat tersebut. Cukup di Mojosemi saja.

Mirip dengan tempat wisata lainnya, disini banyak menggunakan payung. Mungkin lagi musim payung warna-warni ya. Lalu ornamen capung atau kupu-kupu yang digantung seperti payung. Juga ada spot love untuk foto selfie. Ini juga lagi ramai.

Kita bisa mendapatkan banyak hal di sini, mulai dari wahana permainan yang menguji adrenalin dan melatih ketangkasan, spot foto selfie hingga penginapan. Lengkap.  Suasana hutan yang menyenangkan, udara yang sejuk. Rasanya puas menghirup udara segar tanpa tercemar polusi. Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan. Kok jadi seperti mau mengakhiri senam.

Melihat pohon-pohon yang menjulang dan tanaman lainnya, aih subur ya. Daerah pegunungan tentu berbeda dengan pesisir seperti daerah saya. Menyusuri jalan-jalan disini sampai berkeringatpun masih sejuk. Udara pegunungan dan karena pohon-pohon yang rindang.

mojosemi


Sebaiknya kalau ke sini pagi saja. Apalagi kalau tujuan kita hendak mengelilingi semua kawasan wisata ini. Ada petanya. Lumayan luas! Jadi ada waktu longgar untuk jalan-jalan dan bersantai.  

Yang menyenangkan, disini itu banyak bangku. Ada keluarga yang membawa orang tua, sebentar-sebentar berhenti. Atau yang membawa anak-anak kecil. Seringnya minta digendong. Ah, anak bungsu saya kadang juga masih begitu. Capek jalan lalu mogok. Nah, bangku-bangku disini itu penyelamat banget buat pengunjung yang kecapekan. Sambil duduk-duduk cantik sekalian selfie.

Selain banyak bangku, sepanjang jalan disediakan tempat sampah dan ornamen dengan bahan dasar kayu. Menarik juga. Tidak ada alasan buat pengunjung untuk membuang sampah sembarangan. Sampah itu merusak pemandangan. Kalau sudah ada tempatnya, beda lagi. Yuk, jaga kebersihan alam, dimanapun kita berada.

Kalau ada yang melihat sampah disini ya tumpukan daun-daun kering. Tapi ini bukan masalah. Ada sih sampah botol minum, tissue tapi sedikit. Sejauh ini saya melihat cukup bersih, cukup terjaga. Petugasnya siaga.

Pandangan mata tidak hanya disuguhi pepohonan. Mungkin perlu ditambahkan lebih banyak bunga lagi agar lebih berwarna. Di beberapa pohon dihias dengan lampu dan topeng. Lampu-lampu ini mulai menyala sore hari.

Dilengkapi dengan glamping (glamour camping) yang pastinya sangat nyaman. Ada kamar yang memanfaatkan kontainer dan tenda. Semuanya dilengkapi dengan kamar mandi. Kalau yang tenda, disampingnya ada kamar mandi dan meja kursi untuk bersantai.

mojosemi


Sekilas saya melihat tempatnya memang nyaman sekali. Hotel rasa hutan. Para petugas hilir mudik mengurus glamping. Jadi sampai malampun suasana disini tidak gelap gulita karena banyak lampu dimana-mana.

Banyak spot yang bisa dipakai untuk selfie. Secara umum, fasilitas di Mojosemi sudah lengkap. Yang mau sekedar foto-foto bisa. Atau pengen makan-makan cantik juga. Sekaligus yang penasaran dengan glamping.

mojosemi


Mojosemi Forest Park atau disingkat MFP ini termasuk wilayah Perhutani yang cukup terjaga kelestariannya. Kita bisa menjumpai aneka pohon yang berumur ratusan tahun. Bahkan ada yang ditanam sejak zaman Belanda. Wow! Jenis pohonnya antara lain, pinus (pinus sp), Puspa (Schiima Wallicii), Jamuju (Podocarpus Imbricatus), Ekaliptus (Eucalyptus sp), dll. Berada disini seolah berada di tengah hutan. Ehm...bukan sebenar-benarnya hutan. Namun hutan yang ramah, terjaga dan lengkap fasilitasnya.

Fasilitas:

Mojosemi menawarkan pengalaman yang mengesankan dengan adanya glamour camping, camping ground, air terjun tirto mojo, outbound, flying fox, skywalk, ATV, High Rope Adventure, Ekalipstus Resto dan Cafe, Airsoftgun Zone, Archery Zone, dll.

Kami tidak sempat mencoba wahana-wahana tersebut  selain tiduran di hammock. Yeah, sudah kesorean. Tapi karena jarang main-main di hammock jadi makin penasaran. Sekalinya ketemu yang 5 tingkat warna-warni, saya segera mengajak anak-anak buat menikmati pengalaman seru. Hanya sampai di tingkat 4. Itupun si sulung sudah mati gaya! Padahal ada si mas penjaganya di bawah. Dia ini yang membantu pengunjung main-main di hammock. Yang belum terbiasa seperti kami, masih merasa susah naik dan turun hammock. 

Selain hammock yang susun 5, ada juga yang susun 2. Kalau yang seperti ini anak-anak bisa naik turun dengan gembira. Bahkan saling berebut, tarik-menarik dan menjatuhkan.

mojosemi


Saya cukup memilih hammock paling bawah. Lalu suami bagian foto-foto. Sayang foto disini banyak yang blur karena ada yang ingin uji coba. Ya, sayang bukan. Kapan bisa mengulang kesini! 

Untuk menikmati keseruan wahana disini, kita perlu mengeluarkan uang lagi. Atau buat yang capek jalan, bisa naik kuda saja. Harga tiket ditulis di papan gedhe di depan musholla.

 
Makan siang

Karena kami belum makan siang, jadinya mampir di salah satu resto. Lumayan lama menunggu makanan datang. Saya tinggal keliling area glamping bersama suami. Sedangkan tiga anak duduk dengan damai menunggu makanan datang. Eh, sampai saya kembali lagi, makanan juga belum tiba. Aduh...

Bangku-bangku di resto terbuat dari kayu utuh dan halus. Melimpah. jadi kita tetap bisa duduk cantik meski tak pesan makanan. Ya, dimana-mana kayu! Resto outdoor seperti ini memungkinkan saya tetap bisa menghirup udara segar. 

mojosemi


Untuk harga, relatif ya. Bisa dikatakan diatas rata-rata karena disini bukan semata-mata menjual makanan dan minuman, namun tempat. Namun jika kita merasa puas, harga bukan masalah lagi. Iya, menikmati makan siang yang kesorean ditengah hutan dengan udara yang sejuk.  

Selain resto ada beberapa penjual makanan dan minuman yang menggunakan gerobak. Yang ini tidak perlu antre lama. Tinggal pesan dan tunggu.  Untuk tempat duduk, tetap sama nyamannya. Tinggal pilih bangku-bangku kayu di depannya.

Meski jalan-jalan jangan lupa untuk tetap menunaikan ibadah wajib. Ada mushola yang cukup luas. Saya katakan luas, karena selama ini saya sering melihat musholla yang tidak layak dan nyempil diantara fasilitas wisata lainnya. Tapi disini tidak. Musholla dibuat terbuka. Ada mukena, sarung dan sajadah. Air untuk wudhu disamping musholla. Dingin banget. 

Meski di musholla ini tidak ada pembatas antara  pria dan wanita, tapi cukup lega, kok. Musholla ini dilengkapi dengan beberapa colokan. Jadi selama sholat saya bisa mencharge baterai handphone dan kamera. Selain itu saya memanfaatkan musholla ini untuk duduk selonjoran.

mojosemi


Untuk toilet, terbuat dari kontainer yang terbagi menjadi beberapa ruang. Airnya cukup bersih dan dingin.  Semoga saja tetap terjaga kebersihannya.

Tiket:

Sayangnya saya berkunjung di saat libur lebaran, jadi ada tambahan harga tiket. Lha tiketnya ada dua. Satu tiket hari biasa, lainnya special edisi lebaran.

Dewasa (harga normal) Rp 10.000,  lebaran plus Rp 15.000
Anak (harga normal) Rp 3.000, lebaran plus Rp 5.000



Glamping di Lawu Forest Camp ini tempatnya nyaman. Tidak berbeda dengan hotel. Kita bisa menikmati fasilitas seperti king size bed, LED TV, kamar mandi plus air hangat.

Untuk harga glamping di libur lebaran juga mengalami kenaikan. Yang saya tahu dari petugas di area glamping mulai Rp.900.000 sampai Rp 2.000.000. Hari biasa, Rp 550.000 atau silakan dicek di webnya.

https://mojosemiforestpark.com/

Happy traveling!

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

8 Komentar untuk "Mojosemi Forest Park"

  1. Tempatnya tertata banget, bersih dan perpaduan wisata alam dan buatan yg indah banget

    BalasHapus
  2. Nyesel saya nyasar disini huhuhuhu
    Itu tempatnya keren pake banget. Saya jadi penasaran, pingin ke sana :D

    Eh..tp bener mba, saya juga suka gereget sama org yg bikin vlog di kendaraan kaya motor. Duuh itu bahaya

    BalasHapus
  3. Skarang makin banyak ya hutan yang dikembangkan menjadi tempat wisata dan menyediakan glamping. Pasti seru euy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum pernah nyoba glamping. Tapi beneran kalau hari biasa nggak pakai mahal, mau dong kesini.

      Hapus
  4. waah bagusnya mojosemi
    aku suka lihat pohon pohon besar seperti itu
    hammock nya juga asyik banget tuh

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel