Tradisi Tilik Haji


ka'bah


Alhamdulillah, teman-teman saya banyak yang mendapatkan panggilan ke Baitullah di musim haji tahun ini. Seperti sudah menjadi kebiasaan di daerah saya, yang merasa mengenal dan berteman dengan mereka, biasanya bersilaturahim menjelang keberangkatan dan sesudah kepulangan mereka.

Ada pula yang sengaja menyebar undangan syukuran menjelang keberangkatan haji. Tapi meski tidak diundangpun, kalau kenal, langsung datang ke rumahnya. Karena sudah menjadi kebiasaan , hal seperti ini sudah lumrah. 

Pengertian tilik haji

Tilik haji  adalah berkunjung ke rumah orang yang akan berangkat atau pulang haji. Bisa memilih waktu salah satunya misal berangkat saja atau pulang saja. Atau bisa kedua-duanya. Kunjungan ini adalah untuk mengungkapkan rasa syukur, senang, memberikan doa. Ada juga yang berkunjung dalam rangka menitipkan doa selama di Makkah. Tapi sebaiknya jangan berkunjung dengan maksud titip belanja ya!

Sebelum keberangkatan ke tanah suci, calon jamaah haji ada yang mengadakan tasyakuran. Tujuannya untuk mengumpulkan kerabat dan memohon doa restu. Selain itu untuk berpamitan dan memohon maaf. Sehingga pergolakan batin dan lainnya sebelum berangkat sudah tuntas. Istilahnya menata hati, niat yang tulus dan ikhlas. 

Sementara si tuan rumah yang kedatangan rombongan tamu, sudah siap dengan berbagai hidangan. Baik yang makanan berat maupun ringan. Baik dengan menu prasmanan maupun  satu menu makan. Paling ramai, tamu-tamu datang sekitar seminggu menjelang keberangkatan. Rombongan tamu ini berasal dari keluarga dekat hingga jauh, pertemanan dan tetangga.

Ketika silaturahim ini biasanya kami membawa barang. Orang Tuban menyebutnya “gawan” yaitu hadiah untuk tuan rumah. Membawa hadiah ini bukan suatu yang mutlak atau keharusan. Saya pernah mendapat undangan tasyakuran menjelang berangkat haji dan tidak membawa hadiah. Kedatangan dan doa kita yang utama.

Namun, jika tasyakuran (walimatul hajj) dengan mengundang bapak-bapak biasanya tidak ada yang membawa hadiah. Cukup datang tepat waktu untuk mengikuti pengajian. Biasanya dilanjutkan dengan acara makan-makan.

Nah, kalau ibu-ibu ingin membawa hadiah bisa mempertimbangkan untuk membawa barang-barang berikut:


  • Sembako
  • Pakaian: gamis, baju koko, sarung, hijab
  • Snack
  • Buah-buahan


Barang-barang diatas sudah umum dibawa untuk tilik haji. Bahkan kadang kita yang mau tilik sepakat untuk membawa sembako saja, yang lebih umum. Kita bisa membawanya atas nama sendiri maupun secara kolektif, misalnya rombongan ibu-ibu sekolah, ibu-ibu dasawisma, ibu-ibu pengajian, dsb.

Jika membeli barang secara kolektif, kita bisa urunan. Hasilnya untuk membeli barang yang agak banyak atau lebih besar. Contohnya membeli karpet. Tergantung jumlah orang yang ikut urunan dan nominal urunan. Kalau hasilnya banyak tentu hadiahnya lebih mahal.  

Ada yang mengatakan kalau kita tilikya setelah orangnya pulang haji sepertinya kok mau minta hadiah ya. Benar atau tidak adalah urusan hati kita. Karena ini sudah menjadi sebuah kebiasaan, setiap pulang haji, orang-orang yang tilik pasti mendapatkan oleh-oleh haji. Sementara kalau menjelang berangkat haji ada yang memberikan hadiah dan ada yang tidak. Jadi ini mirip tukar-menukar kado. Kita datang membawa hadiah, pulang mendapatkan hadiah dari tuan rumah.

Kalau mau tilik haji bisa dua kali, menjelang maupun sepulang naik haji. Tapi sekali lagi itu tidak mutlak. Seperti saya ini, kemarin tidak sempat tilik teman sebelum berangkat haji karena orangnya sibuk keluar kota, mengunjungi keluarganya dan berpamitan. Rencananya setelah pulang saja. Orang lebih tenang, karena urusan haji sudah kelar.

Selama tilik haji (setelah pulang haji) itu orang-orang ingin mendengarkan cerita atau pengalaman spiritual selama di tanah suci. Sambil guyon diselipi nasihat dan tips menunaikan ibadah haji. Dilanjutkan dengan doa dari orang yang sudah berhaji. Semoga yang belum, dimotivasi dan dimudahkan untuk berangkat memenuhi panggilanNya. Aamiin.

Nah, biasanya nih kalau mendapat hadiah (oleh-oleh haji) diterima dengan ikhlas. Tidak perlu lirik teman-temannya, "Eh, kamu dapat apa?" Lirik teman lainnya lagi, "Kok, aku dapat beginian."

Sudah ucap alhmadulillah belum? Luruskan niat bukan saja buat calon jamaah haji, namun orang-orang yang niat mau tilik haji. Niat yang ikhlas mau silaturahim, bukan buat mencari oleh-oleh haji. Oleh-oleh haji itu anggap saja sbagai bonus. Bagaimana? Sudah ikhlas belum?

oleh-oleh haji
Sumber: Bukalapak



Waktu yang tepat untuk tilik haji:


  1. Sebaiknya jangan langsung tilik ketika orangnya baru datang. Kecuali jika itu adalah keluarga dekat. Justru kita bisa membantu. Karena ketika orang baru datang, butuh istirahat setelah perjalanan jauh. Butuh persiapan juga untuk menerima tamu, dan tamunya itu loh banyak banget.
  2. Pastikan orangnya ada di rumah.Siapa tahu ketika kita kesana orangnya tidak memliki waktu libur kerja. Begitu datang eh besoknya sudah masuk kerja. Jadi sebaiknya kita janjian dulu agar bisa bertemu langsung dan bercerita.
  3. Sebaiknya jangan terlalu pagi atau malam. Kalau masih pagi, khawatirnya tuan rumah masih belum siap menerima tamu. Sementara kalau kita datang malam dan asyik ngobrol sampai lupa waktu, kasihan juga. Tuan rumah butuh istirahat.


Nah, kalau di daerah teman-teman adakah kebiasaan tilik haji seperti saya? Cerita dong!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

6 Komentar untuk "Tradisi Tilik Haji"

  1. Ditempat saya yg ramai saat mau berangkatnya aja. Biasanya yg hajat ngundang tetangga untuk pamitan

    BalasHapus
  2. Wah pas banget mau tilik haji temanku..

    BalasHapus
  3. Kalo di kampung papa, iya sih, kebiasaannya jg gini. Syukuran sebelum dan sesudah haki. Tp pas papa haji dulu, berhubung kita udh tinggal di kota lain, ga ada tradisi kyk gini mba. Palinganpun tetangga doang yg mampir .krn dlm 1 cluster itu cuma ada 4 rumah, ya 4 itu doang yg dtg :p.

    Gatau deh, kalo aku berangkat nanti bakal begitu juga ato ga, krn lingkungan rumah juga tertutup banget. Kalopun bikin syukuran, mnding aku ke rumah papa mama di medan, jd syukuran di sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di kota sepi mba. Kebanyakan yang ramai itu tamu dari desa. Yang datang rombongan-rombongan.

      Hapus
  4. Hi mbak, terima kasih sdh post ttg ini. Selain bermanfaat, enjoy sekali saya membacanya :)

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel