Terjebak Spot Instagrammable di Kota Lama Semarang

kota lama semarang


Halo teman-teman!

Semoga selalu dalam kesehatan yang prima dan kebaikan. Selama beberapa minggu ke depan, saya akan menceritakan perjalanan ke Semarang. Asam, manis, gurih, manis, ada semuanya. Layaknya sebuah masakan, dalam sebuah perjalanan tidak hanya mengenal satu rasa, yaitu manis.

Baca juga Cimory on the Valley...

Pertama kali datang ke Semarang, hati saya berbunga-bunga. Mengapa? Apakah ada mas-mas ganteng yang mendekati saya. Iyes dong. Lha anak-anak laki-laki saya sudah menginjak usia remaja.

Untuk liburan ke Semarang sudah saya persiapkan jauh hari. Begitu tiba di Semarang, pikiran saya langsung tertuju pada makanan khas disini. Nasi kucing, lumpia, tahu gimbal. Aih semuanya memanggil dari kejauhan. Baiklah, saya harus bersabar.

bangunan di kota lama


Tiba di kota lama, saya langsung meminta suami untuk berhenti saja. Berhenti saja, entah dimana dan biarkan menjelajahinya. Tidak bisa, dong! Mungkin saya mirip orang hilang yang kegirangan dengan dunia barunya. Ehm, tunggu dulu, jangan keburu halu!

Jadi, di kota lama Semarang ada area parkir yang luas. Ketika kendaraan-kendaraan melintas secara perlahan, lokasi parkir ini pasti terlihat dengan jelas. Harus perlahan karena daerah ini padat pengunjung yang memilih jalan kaki menjelajahi semua sudut kota Lama. Lokasi parkir kendaraan terletak di sebelah kiri jalan, di dekat DMZ (Dream Museum Zone).

Saya agak terkejut dengan pemandangan di kota lama. Baru tahu ada banyak dinding yang bergambar macam-macam. Tentu saja tempat seperti ini menjadi incaran para pengabdi selfie dan fotografi. Apapun itu saya terbawa arus. Ikut berhenti sejenak lalu cekrek.

dmz kota lama semarang

dmz kota lama semarang


Tak peduli orang-orang yang hilir mudik disekitar saya. Bahkan anak-anak yang mulai merengek gara-gara ibunya belum puas hanya dengan sekali foto. OMG, saya terjebak oleh spot instagrammable di sekeliling kota lama. 

Baca juga Menjelajah Museum Kereta Api Ambarawa...

Di tengah teriknya sinar matahari, wajah saya terasa meleleh. Entah seperti apa rupa ini tersengat matahari. Saya lupa tidak membawa topi lebar. Saya lupa memakai handsocks. Saya lupa untuk melindungi tubuh agar kulit tak berubah warna. Terlambat! Saya sudah berada disini dan tak akan meninggalkan kesempatan ini.

Rumah-rumah tua yang terlihat kumuh sudah disulap menjadi tempat yang enak dipandang mata. Ada juga yang masih apa adanya. Entah bagaimana, rumah yang secara logika adalah rusak, jelek dan tidak terawat itu menjadi bagian dari industri fotografi.

dmz kota lama semarang
Di DMZ, pilih yang gratisan!


Lagi-lagi saya terjebak. Berada di depan bangunan tua, saya meminta suami untuk mengabadikan moment ini. Sudah mirip artis dadakan, belum?

Anak-anak merasa membuang waktu saja berada di tempat seperti ini. Tidak ada yang menarik. Playground tidak ada.Toko mainan maupun makanan juga tidak ada. Kalaupun mau njajan, saya harus masuk ke cafe yang tahu sendiri kan kalau harganya bisa mahal.

kota lama semarang


Saya memanggil penjual es krim keliling. Membeli 3 batang es krim untuk menenangkan mereka. Selama menikmati es krim, saya dan suami berkeliling kota lama. Tidak butuh waktu lama. Perkiraan saya, begitu es krim habis, pasti muncul drama baru. Saya harus siap dengan kejutan itu.

Ada 3 bangunan yang menarik disini:

DMZ (Dream Museum Zone)

Tempat ini menyuguhkan ratusan gambar 3 dimensi dengan berbagai tema. Ada tema safari, dunia bawah laut, Mesir, up side down dan gambar animasi. Kita bisa berfoto dengan background lukisan di dinding dan lantai. Tiket masuk Rp 100.000. tapi kalau kita tidak membeli tiket, bisa loh foto-foto di depan loketnya. Ada beberapa lukisan dinding yang menarik.

Old city 3D trick art Museum

old city semarang


Old city memiliki ratusan koleksi lukisan 3D. Ada banyak spot menarik yang bisa digunakan sebagai background foto kita. Harga tiket masuk Rp 50.000.

Galeri UMKM

Terletak di jalur pedestrian, gedung kuno ini terlihat menarik. Galeri UMKM adalah tempat belanja yang nyambung ke cafe. Tempatnya nyaman, berAC dengan sentuhan tradisional. Kita bisa belanja hasil berbagai kerajinan tangan seperti tas, domper, gantungan kunci hingga kain batik Semarang. Selesai dari tempat ini kita diarahkan ke Keris Cafe. Saya sempat membeli satu kotak cokelat dengan taburan biji kopi dan snack rasa bayam. Cokelatnya enak. Seperti biasa saya itu lemah imannya ketika melihat cokelat. Yang ini kemasannya menarik, ada 3 gambar tarian adat di Indonesia di 3 kotak kecilnya. Selain cokelat kita bisa menikmati roti, cake, minuman dingin. Mau ngopi cantik sambil melihat view kota lama, disini tempatnya.

galeri umkm semarang

galeri umkm semarang


Saya tidak masuk di DMZ dan Old City. Keputusan ini sudah kami pertimbangkan karena masalah biaya. Bukan apa-apa sih. Tapi kalau mengajak sekeluarga berarti kami harus mengeluarkan modal Rp 150.000  x 5. Anak-anak bilang mau ikut masuk. Kalau saya dan suami saja yang masuk, rasanya aneh. Tapi kalau berlima biayanya banyak banget. Sementara di dalam lokasi kami hanya akan berfoto-foto saja. Bagaimana kalau dana sekian itu buat makan-makan saja?

Saya memilih untuk foto-foto di area kota lama saja. Meski anak-anak malas diajak foto, saya pikir saya harus memiliki gambar disini sebagai bukti pernah sekedar mampir. Sekedar ya. Karena semua foto diambil dengan cepat, seperti  orang lari marathon saja.

Cuaca yang cerah alias panas membuat saya tidak bisa berlama-lama. Saya ingat anak-anak yang duduk manis di bangku sambil menikmati es krim. Sambil bercanda tentunya. Daripada ikut saya dan melelh karena kepanasan, iya kan. lebih baik duduk manis. Tapi saya sempat kepikiran kalau mereka kabur bagaimana? Duh...duh... Tidak mungkin! Wisata seperti ini bukan prioritas mereka.

kota lama semarang


Saya bergegas menuju bangku di depan DMZ. Anak-anak masih bercanda disana. Tidak ada keinginan untuk jalan-jalan di sekitar lokasi. Apapun itu, saya ingin mereka bisa menikmati jejak-jejak masa lalu kota Semarang. Sayangnya saya tidak bisa memaksa mereka. Jadi memberi jeda adalah salah satu alasan yang masuk akal.

Saya masih ingin lebih lama berada disini. Memandangi kokohnya bangunan-bangunan kuno dan bertanya apa saja tentang ini. Menyusuri jalanan yang mulai lenggang. Tapi karena saya merasa salah waktu saja. Siang yang terik. Jadi tidak cocok juga membawa anak-anak. 

Kemudian saya lupa, dimana Gereja Blenduk berada? Anak-anak sudah masuk mobil, dan saya masih diliputi tanda tanya. Suami sudah memanggil saya. Kemudian, "Biar ditemani kakak, kalau masih mau jalan!"


gedung bank mandiri di kota lama semanrang


Suami mencari tempat parkir di dekat jembatan Berok (dulu jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan kota lama) Si sulung keluar dari mobil dan siap menemani saya berjalan di tepi gedung tua yang dipakai sebagai kantor bank Mandiri. 

Berbagai upaya restorasi bangunan tua ini membuat kota lama hidup kembali dan menjadi jujugan wisatawan. Bangunan tersebut tetap menjadi cagar budaya dan warisan sejarah yang asyik untuk dikunjungi. Perekonomian di kota lama semakin menggeliat.

gereja blenduk semarang


Untuk mengobati rasa penasaran dengan gereja Blenduk, maka saya posting saja fotonya ketika saya mampir ke Semarang  tahun 2016.

Happy traveling!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

28 Komentar untuk "Terjebak Spot Instagrammable di Kota Lama Semarang"

  1. Wah menarik sekali mbak, foto-fotonya juga keren. kalau ada kesempatan ke semarang, saya pun pengen berfoto disini

    BalasHapus
  2. Wwwkkk .. kasian amat siih anaknya kak Nur sampai merengek gegara nunggu kelamaan mamanya kalap abis fefotoan di kota tua :D

    Coba ya dari dulu bangunan2 kota tua di Semarang ini dari dulu disulap sekece ini ...
    Terakhir aku nglewati kawasan ini masih kumuh dan kelihatan banyak bangunan kuni tak terawat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zaman aku masih tinggal di Semarang masih kumuh dan serem. Sekarang sudah banyak beda.

      Hapus
  3. Saya harus protes ke teman2 saya di Semarang nih. Beberapa kali ke sana mereka gak pernah nawarin ke tempat keren ini mba. Terelalu mereka. hehehe

    BalasHapus
  4. Maaau mainn ke semaraaaang mbaaak wkwkw bookmark duluu yaak nice sharing mbaak 😊

    BalasHapus
  5. Duh mbak baca ini jadi kangen tinggal di Semarang lagi. Iya kota lama memang keren banget buat foto foto, dan tempatnya pun luas

    BalasHapus
  6. biasnaya kalau mudik pake mobil aku lewat kota ini wahh tampaknya mudik tahun dpn harus lebih awal supaya bisa mampir dan foto2 disni

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bisa pagi atau sore. Kalau siang memang cerah,tapi panas.

      Hapus
  7. Wah, udah dua kali ke Semarang tapi gak pernah mampir buat foto-foto di Kota Lama. Belum kesampaian terus. Eh tapi ada nasi goreng yang enak nih di dekat kota lama.

    BalasHapus
  8. Ahahaha... iya, kalau lihat bangunan tua, bawaannya pengin foto-foto. Tapi kalau panas, saya sih biasanya no way! Maklum, kulit cicak, terlalu halus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener panas banget. Udah gitu nyari suasana agak sepi dari kendaraan biar foto bangunannya menonjol.

      Hapus
  9. Pling enak pas sore atau pagi bngt neh mbak, soalnya aku prnh foto2 di sini duhh panas pisan. Tapi, skrng lagi musim hujan sih jd agak adem ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besoknya pengen main lagi, tapi Semarang waktu itu hujan terus.

      Hapus
  10. Hai mbak,
    Welcome to Semarang.
    Semarang sekarang emang makin seru dan makin instagramable. Aku aja sebagai warga juga seneng kok. Hehe

    BalasHapus
  11. Cantik ya bangunan-bangunan di Semarang. Insyallah tahun ini ada rencana buat berkunjung ke tempat temenku di sana. Wajib deh foto-foto di Kota Lama ya, mbak :)

    BalasHapus
  12. Serunya. Main main ke kota lama itu emang wajib kudu banget foto foto ya mba.

    BalasHapus
  13. Kota lama dan kota tua Semarang tuh sebetulnya sama atau beda? Soalnya saya seringnya denger nama kota tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setahu saya kalau di Semarang itu sebutannya kota lama, di Semarang utara. Kota lama ataupun kota tua sama saja sih artinya.

      Hapus
  14. Berapa kali ke semarang masih aja cuma numpang lewat di kota lama. padahal kan selemparan batu yang dari semarang tawang. Tapi memang kalau suka kawasan kota lama memang sebaiknya jalan sendiri atau berdua pakai motor gitu deh, lebih puas keluar masuk gang buat mengagumi arsitekturnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren idenya. Harusnya naruh anak di hotel. Kemudian aku jalan bareng suami.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel