Menyusuri Lorong-Lorong Padat di PGS (Pusat Grosir Surabaya)


pgs


Hai, teman-teman!

Kita bertemu lagi di #jumattraveling. Kalau biasanya saya menulis tentang tempat wisata, kali ini justru tempat belanja. Bukan karena perempuan identik dengan belanja. Bukan! Di PGS (Pusat Grosir Surabaya) banyak laki-laki yang berbelanja. Tapi karena saya pernah kesini dan ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca.  

Mengapa PGS?

PGS merupakan tempat kulakan, tempat belanja yang populer para pedagang dari berbagai daerah. Ini pengertian pemilihan tempat belanja versi saya. Memang banyak tempat jujugan untuk belanja/kulakan di Surabaya, tapi PGS tetap favorit. Coba deh yang pernah mampir kesini, pengunjung (orang yang belanja) biasanya ramai seperti pasar. Orang-orang dari daerah saya banyak yang kulakan disini dan sudah memiliki langganan sehingga dapat belanja dengan harga murah.

pgs pintu barat


PGS ini lokasinya strategis, dan dekat dengan pintu keluar tol, jadi gampang banget menuju lokasi. Tempat parkir luas tapi tetap saja kurang. Kenapa kurang? Karena penjual dan pembeli crowded. Menjelang hari raya (saat puasa) adalah puncak keramaian karena banyak pengunjung dari berbagai daerah kulakan disini.

Lokasi:
Jl. Dupak Raya no. 1 Gundih, Bubutan, Surabaya.

Kita bisa memilih parkir di gedungnya atau di Dupak. Pernah, sekalinya saya parkir tepat paling atas. Duh panasnya, lagi pula pusing saya jalan-jalannya. Dulu sebelum Dupak Grosir dibangun seperti ini saya suka parkir di sana. Tapi sekarang saya memilih parkir di dekat rumah kontainer di depan Dupak. Parkir di pinggir jalan juga pernah sekali dan bayarnya lebih murah daripada di dalam. Tapi sebaiknya jangan, deh. Kok, saya jadi deg-degan kalau diusir karena bukan tempat parkir umum.

Kalau saya kesini buat apa coba? Buat belanja juga dengan harga grosir. Kalau untuk belanja barang per biji dan kita tak pandai menawar lebih baik belanja di mall, lebih nyaman tempatnya dan tidak berdesakan, bersenggolan, berhimpitan. Sama saja ya!

Jadi, tetap ke PGS dengan kondisi seperti itu? Iya. Beberapa orang merasa pusing melihat lalu lalang orang. Crowded, parah. Hahah... pernah saya mengajak orang-orang Tuban kesini dan tidak tepat untuk tempat belanja. Harusnya diajak ke mall tapi mereka takut kalau harga semua barang mahal. Ya, sudah...lupakan belanja saja.


kios peralatan memasak


Sampai saat ini saya masih belanja di PGS karena memang ada urusan dengan kerjaan. Itupun belanja sesuai dengan kebutuhan. Saya kesini selalu bersama suami. Kadang bersama dengan bapak. Kalau tergoda, ada suami yang mengingatkan. 

Cuma karena tidak begitu hafal semua tempat, saya hanya menuju beberapa kios langganan saja. Itu lebih efektif daripada jalan-jalan tak jelas menyusuri lorong-lorong penuh godaan nafsu belanja.

Eits, kalau takut tersesat jangan khawatir, tanya saja sama pak satpam. Misalnya, mau mencari kios yang menjual seragam sekolah. Nanti pak satpam akan menunjukkan jalannya. Harap bersabar kalau kesini, karena berjalan di lorong-lorong sempit disini sering berpotensi berpapasan hingga bertabrakan dengan orang dan dagangan.


kios baju


Pernah mengalami? Pernah, kesenggol orang, kesandung dagangan. Kadang orang-orang yang mengangkut barang tidak waspada dengan pengunjung. Sementara mata saya sedang terpana dengan baju yang cakep. Diskon pula! Tiba-tiba, saya terhuyung. Untung cepat sadar. Tapi orangnya sudah keburu pergi. Bayangkan!

Oh ya, foto-foto saya disini kurang banget. Sempat bikin video, tapi isinya orang lewat melulu. Akhirnya saya hapus. Beberapa foto juga seperti itu. Banyak orang tak diharapkan masuk ke frame. Kemudian suami protes, Kamu kok sempat-sempatnya sih foto-foto di tempat ini!”

Sempat-sempatnya???

Sebagai blogger, saya bisa membuat review tempat wisata, tempat kuliner, tempat menginap dan tempat belanja seperti PGS ini. Lumayanlah buat mengisi blog.

Ada apa di PGS?

kios baju


Hampir semua barang keperluan rumah tangga ada disini. Buat yang memiliki toko entah toko offline atau online, bisa main ke PGS untuk mencari stok barang seperti baju, kain, perlengkapan haji, aksesoris, kosmestik, ATK, tas, sepatu, karpet, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak, dsb. Terutama baju, banyak. Mulai yang bermerek hingga yang tidak ada. Mulai model klasik hingga modern. Mulai harga murah sampai yang mahal 

Atau buat teman-teman yang ingin membeli souvenir dalam jumlah besar, bisa pilih-pilih barang disini. Termasuk kotak-kotak kado yang imut dan lucu ada. Barang elektronik seperti peralatan memasak juga ada.

Bahkan ada kios yang menjual logam mulia. Ckckc....

kios logam mulia


Dengan bermacam-macam barang yang dijual di PGS, tak heran membuat calon pembeli mudah tergoda. Pernah kesini tidak bersama suami, dan saya cepat tergoda untuk membeli dua jilbab elzatta. Maklum mata saya lebih tajam ketika ada kata “diskon”.

Apakah barang-barang di PGS murah?

Bisa iya dan tidak. Bohong kalau belanja di PGS pasti dapat harga grosir. Kalau ingin harga grosir harus usaha. Pertama karena kita pandai menawar. Kedua karena diskon. Ketiga karena sudah langganan. Keempat membeli dalam jumlah besar sesuai dengan kesepakatan bersama.

Beberapa kios bahkan menerapkan pembelian secara grosir, misal lusinan dan kodian. Tidak melayani eceran. Ada yang melayani pembelian minimal 3 biji harga sekian. Contohnya daster. Kalau harga satuan jatuhnya lebih mahal. Jadi, kalau membeli barang di kios seperti ini cocoknya untuk dijual kembali.

Bapak saya yang sudah puluhan tahun akrab dengan PGS selalu mewanti-wanti agar hati-hati kalau belanja disini. Kalau beruntung, bisa langsung dapat harga miring. Tapi seringnya tidak.

kios baju


Dengan pengalaman orang tua, saya tidak mau jatuh ke lubang berkali-kali. Lebih baik berhati-hati walaupun hati ini kepincut dengan barang yang dijual.

Murah atau mahal itu tergantung kita sendiri dan bagaimana kita mengusahakan barang tersebut berada di tangan kita. Prinsip saya, betapapun membutuhkan barang, tetap harus memperhatikan kualitas dan harga.

Yang perlu diperhatikan ketika sedang belanja di PGS:

1. Cari tahu harga pasaran

Percayalah tidak ada barang baru yang didiskon. Tidak ada kios yang tiba-tiba akan memberikan harga murah kepada pembeli, yang bahkan baru pertama kalinya datang.

kios payung


Kalau tahu harga pasaran sebuah barang, kita tidak akan dengan mudah dipermainkan oleh penjualnya. Sekarang ini mudah bagi siapa saja untuk mencari tahu harga-harga barang melalui internet. Nah, sebelum belanja disini pastikan kita tahu harga pasarannya. Kalau ada selisih sedikit ya anggap wajar. Atau tidak membeli sama sekali.

Beberapa kali saya kecewa dengan penjual disini karena harga barang yang ditawarkan lebih mahal daripada di daerah saya. Seharusnya lebih murah. Karena barang-barang di daerah belinya di kota besar, plus ada ongkos kendaraan untuk sampai di daerah. Ternyata tidak juga!

Ketika saya menawar sebuah payung, dan kemahalan, ya sudah saya tinggalkan saja. Begitu pula ketika suami menawar celana panjang dengan merek dan model yang sama dibeli di Tuban. Ternyata lebih mahal disini. Ya, sudah tidak jadi beli.

Pernah saya membeli barang tanpa menawar.  Lha bagaimana lagi, terpaksa. Ini karena sandal anak saya tiba-tiba copot di jalan. Masak tidak pakai sandal. Atau dipaksa saja jalan di lorong-lorong PGS sambil menyeret sandalnya yang rusak? Tidak mungkin. Terpaksa saya keliling mencari kios sandal. Beberapa kali ditolak karena tidak menjual eceran. Sampai akhirnya ketemu kios yang menjual secara grosir dan eceran. 

2. Teliti sebelum membeli

kios baju


Pastikan dilihat dulu barangnya baru kalau cocok dibayar sesuai dengan kesepakatan. Kalau membeli baju tidak ada kamar pas, pastikan ukurannya sesuai dengan tubuh kita. Atau kalau membeli alat masak, dilihat dulu barangnya. Kalau barangnya seperi mixer, kipas angin, dan teman-temannya minta tolong penjualnya untuk uji coba.

Kalau saya menempuh perjalanan 2,5 jam untuk sampai di PGS jangan sampai salah barang. Sayang mau kembali lagi. Iya, kalau orangnya ingat dan masih ada nota pembeliannya, kalau tidak bagaimana? Bisa bahaya. Kecuali kalau itu sudah langganan jadi sewaktu-waktu ingin tukar, bisa saja.

Meskipun saya bolak-balik kesini penuh drama, tapi saya senang ketika bisa menemukan barang yang saya inginkan dengan harga murah. Susahnya kalau lupa jalan. Sudah bertanya kepada pak satpam tapi tidak kunjung tiba di tujuan. Pelayan-pelayan atau orang-orang disini kurang welcome entah malas menunjukkan jalan atau karena saya tidak beli di tempatnya atau memang tidak tahu. Kemudian menyusuri lorong-lorong yang ramai sampai yang sepi. Yang ramai itu dekat tangga. Sedangkan yang sepi letaknya kurang strategis dan banyak kios yang tutup. Rasanya seperti berputar-putar tak jelas.

Tapi kalau sudah ketemu kios yang cocok itu saya bisa kembali lagi. Kalau ingin mencari langganan baru ya harus siap jatuh bangun mencari kios dengan harga yang cocok.

3. Awas khilaf

kios baju


Bukan tak mungkin kalau saya mudah tergoda dengan berbagai barang yang dijual disini. Ketika sedang berjalan menyusuri lorong saja saya bisa menyentuh kain, baju dan apapun yang dipajang secara sembarangan. Untuk menyiasati ini, bisa dengan membuat daftar barang yang hendak dibeli, lengkap dengan budget.

Dengan membawa uang seperlunya, godaan untuk belanja bisa diminimalkan. Apalagi kalau teringat daftar kebutuhan rumah tangga yang tak ada habisnya. Huhu...


Sepanjang yang saya tahu, transaksi pembayaran dengan uang cash. Tapi kalau tidak membawa sejumlah uang, bisa mampir ke ATM yang terletak di dekat pintu utara.

Saya seringnya masuk PGS lewat pintu barat, karena parkir di samping Dupak, dekat rel kereta api. Ya, gedung PGS ini dilewati kereta api. Sepanjang jalur kereta api disini padat orang. Mungkin karena sudah terbiasa jadi tak mempermasalahkan betapa ramainya lalu lintas disini.

Sebelum pulang, saya sempat melihat ada seorang laki-laki yang melayani keluhan seorang ibu untuk memperbaiki panci presto.  Mungkin sudah langganan ya, jadi  tahu juga ada yang terima service panci presto. Lokasinya dekat pintu keluar bagian barat. Tapi maaf gambarnya agak blur, karena sambil jalan dan takut ditinggal suami.

kios-kios di pgs


Happy shopping!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

21 Komentar untuk "Menyusuri Lorong-Lorong Padat di PGS (Pusat Grosir Surabaya)"

  1. Wow lengkap bgt ya mba belanja di sini... Sayangnya grosir semua ya kebanyakan... Soalnya buat dijual lg sih ya... Aku jg sering bgt belanja sambil nyusup2 hi hi demi cari brg idaman.. Maklum mak2. Apalg suka silep mata liat diskon... Emg hrs pandai2 cr brg yg mmg di butuhkan yah

    BalasHapus
  2. waini favorit emakku
    hari ini aja meakku dan ibu2 PKK masih di sana hehe
    lengka banget emang dan murah
    apalagi baju2nya

    BalasHapus
  3. Wahhh seperti pernah mampir kesini waktu itu wuehehe, jadi dejavu :D

    BalasHapus
  4. Aduh, belanja di tempat gini memang harus punya 2 skill. Skill nawar sm skill cari jalan keluar. Aku ga punya keduanya. Hiks :(

    BalasHapus
  5. Itu perlengkapan rumah segala pancinya kok unik sih motifnya. Sukaaak

    BalasHapus
  6. ini mungkin kayak tanah abang yaaa. aku jujurnya menghindari tmpat yg terlalu crowded krn lgs berasa sesak napas mba. dr dulu sih aku memang ga terlalu kuat di tempat keramaian. kecuali dtg ama suami, itupun aku bakal pegangin kuat2. cm kalo ada pilihan tempat lain, aku lbh milih tempat lain aja :D.

    tapi mungkin kalo tujuanku utk jualan, ya mau ga mau yaaa cari brgnya di sana :D. biar bisa dpt murah jg. teteeeup sih, yg nawar harga bakal suami, krn dia lbh jago hahahaha.

    BalasHapus
  7. Saya paling nggak berani foto-foto di tempat kayak gini. Takut hapenya disamber orang. Apalagi ngerekam video, semakin gak berani lagi.

    BalasHapus
  8. Wah gede banget tempatnya. Kalo say ke sini tanpa temen, bisa kesasar mau cari pintu keluarnya. Hahaha.. gede banget

    BalasHapus
  9. Mbakkk,, aku sempat keliru pas baca judulnya, namanya sama kaya yang di Solo, eh ternyata di Surabaya.
    Asik banget di satu tempat barangnya komplit. Beneran bikin kalap ya. Sebelum ke PGS mesti baca ulang tips dari mbak nih.

    BalasHapus
  10. Iya bener mbaa klo nggak bisa nawar agak percuma ke pusat belanja kayak gini.. klo ibu aku suka ke PGC.. pusat grosir cililitan hehe..
    Asyik belanja sekalian liputan di blog yaa mbaa

    BalasHapus
  11. Salam kenal, mbak. Tulisannya bagus nih, terutama buat yang lagi jalan-jalan ke Surabaya dan pengen sekalian belanja barang grosir. Pas ke Surabaya, aku pernah nyaris masuk ke PGS. Cuma urung gara-gara ingat isi dompet. Takut kalap :D

    BalasHapus
  12. Jadi kangen belaja di tempat seperti PGS. Sekarang seringnya belanja online. Padahal asik nih kalau belanja di sini

    BalasHapus
  13. Kalau di Jakarta, mungkin PGS ini mirip Tanah Abang ya.

    Duh, sayang banget ya masih harus pakai cash. Padahal sekarang sudah eranya cashless

    BalasHapus
  14. Waaa, sampe ada yang jual mangkok ayam jago, yaa.. haha.. Aku suka juga belanja di tempat gini, kayak di Tanah Abang.. Seru, yaa.. �� Tapi bener mba, kadang emang ada juga barangnya yang malah lebih mahal perasaan.. Mesti diliat-liat lagi kualitas dan harganya..

    BalasHapus
  15. Kukira di Solo, singkatannya sama hehe. Sebenarnya aku ngga betah belanja di pusat grosir gini, suka puyeng hihi kalau di Jakarta suka temani Mama ke Thamrin City..

    BalasHapus
  16. bener mba pasar pun harus bisa melihat pedagangnya. kadang kita pikir murah eh malah keblusuk lebih mahal

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel