Wisata Petik Apel di Bumiaji, Batu
Rabu, 20 Juli 2016
2 Komentar
Kota Batu dikenal sebagai kota wisata atau kota apel.
Tanaman apel dapat tumbuh dan berkembang di beberapa daerah di kota Batu. Di
kecamatan Bumiaji terdapat banyak kebun buah, terutama apel. Bumiaji adalah
wilayah terluas di kota Batu. Sebagian besar wilayahnya terletak di lereng
pegunungan Arjuna-Welirang, dengan ketinggian rata-rata 1.500 m diatas
permukaan laut.
Sepanjang jalan menuju tempat wisata banyak ditemukan
“iklan” wisata petik apel. Salah satunya di Mitra, wisata petik apel dan
edukasi. Disini disediakan tempat parkir yang cukup untuk menampung bus dan
mobil pribadi. Jika menggunakan bus, nanti disediakan angkot yang akan
mengantar dan menjemput hingga di kebun apel. Sementara jika membawa mobil
pribadi, akan ada guide yang mengantar.
Kalau berangkat sendiri lebih baik memilih jalan
menuju tempat wisata Selecta. Tiba dipersimpangan jalan, pilih kanan. Disana ada
papan petunjuk arah. Tidak perlu khawatir tersesat. Melewati jalanan ini tidak
banyak persimpangan jalan. Hanya saja, perlu berhati-hati jika berpapasan
dengan kendaraan lain. Jalannya tidak luas dan medannya cukup menantang.
Tiket masuk Rp 25.000, dibayar ketika tiba di tempat parkir
tadi. Pengunjung bisa memilih kebun apel.
Disana pengunjung boleh makan apel sepuasnya. Namun jika membawa pulang
buah apel maka pengunjung harus membayar Rp 40.000 per kg. Harga yang cukup
fantastis alias kemahalan, dibandingkan membeli sendiri di pasar atau di
jalan-jalan.
Di kebun apel ini pemandangannya cukup indah. Deretan
pegunungan yang berjajar. Menyejukkan mata. Tidak semua kebun apel boleh
dikunjungi. Guide akan menunjukkan kebun mana yang boleh dikunjungi. Tapi entah
mengapa kami hanya boleh memilih kebun dengan apel yang mungil. Katanya sih,
meski kecil sudah bisa dipanen.
Di kebun ini ada tiga jenis apel yaitu, apel manalagi,
rome beauty dan green smith (granny smith). Tapi yang paling banyak adalah apel
manalagi. Apel ini warnanya hijau kekuningan. Rasanya manis dan daging buahnya
sedikit keras. Aromanya harum. Cocok digunaan sebagai oleh-oleh karena mampu
bertahan hingga satu bulan.
Rome beauty.
Apel ini berwarna hijau dengan semburat warna merah.
Rasanya agak asam. Bentuknya mirip apel manalagi.
Green smith, ada pula yang menyebutnya granny smith.
Tapi si mas guidenya tadi bilang green smith. Sesuai dengan namanya, kulit apel
ini berwarna hijau cerah. Cocok digunakan untuk jus buah, karena kandungan
airnya cukup banyak. Rasanya asam. Menurut si mas guide apel ini berkhasiat
untuk menurunkan kadar kolesterol, darah tinggi, asam urat, kadar gula. Apel
ini banyak dicari oleh orang-orang China dan Thailand untuk herbal dan diet.
Untuk membuat jus bisa dicampur dengan wortel dan jahe, diminum sehari dua
kali.
Di kebun apel ini pengunjung bisa memetik ketiga jenis
apel tersebut. Tidak perlu mengkhawatirkan penggunaan pestisida. Karena si mas
guide tadi mangatakan aman, bahkan ketika kita langsung menikmati apel di kebun
ini.
Tanaman apel ini tidak mengenal musim. Kapan saja bisa
bisa berbuah. Hanya saja di musim hujan kurang baik untuk tanaman buah. Banyak
bunga yang gugur dan buah yang busuk.
Untuk sekali panen kira-kira membutuhkan waktu sekitar
4,5 bulan sampai 5 bulan. Setelah panen
daun-daun tanaman apel dipotong. Tanaman ini jadi tampak kering. Dua puluh hari
kemudian mulai berbunga hingga 40 hari. Bunga itupun berubah menjadi buah apel kecil.
Untuk perawatan tanaman apel ini, para petani
menggunakan bahan alami maupun kimia. Tujuannya agar tanaman kuat hingga
berbuah. Penggunaan pupuk alami dari kotoran hewan ternak.
Sayangnya di kebun apel ini tidak ada fasilitas umum.
Kalau membawa anak kecil mungkin agak susah ya. Belum lagi kalau si anak rewel.
Ingin duduk-duduk santai juga tidak tersedia tempat. Yang jual makanan dan
minuman ada diluar kebun, di pinggir jalan, namun tidak banyak pilihan.
Tidak adanya lahan parkir membuat mobil-mobil pribadi
berdesakan di depan kebun. Kendaraan-kendaraan itu berada di sisi jalan. Jadi
mesti ekstra hati-hati jika hendak keluar masuk lokasi. Waktu kami sedang
berada di kebun, tiba-tiba ada pemberitahuan untuk memindahkan mobil. Kejadian
seperti ini memang mengganggu kenyamanan pengunjung.
Jadi kesimpulan saya, lokasi wisata petik apel ini
memang benar-benar kebun saja. Tidak didesain untuk wisata. Karena untuk
membuat tempat wisata minimal dilengkapi dengan fasilitas umum, parkir yang
luas dan tempat makan. Fasilitas tersebut diharapkan bisa memanjakan pengunjung
sehingga ada kunjungan berikutnya.
Namun jika memang ingin berwisata di kebun seperti ini
lebih baik memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Sudah makan dan minum.2. Membawa bekal makanan dan minuman.3. Dalam keadaan sehat dan tidak capek. Karena butuh tenaga untuk naik turun kebun.4. BAK dan BAB dulu sebelum berangkat.
Semoga bermanfaat.
Happy traveling!
^_^
Happy traveling!
^_^
Foto fotonya keren banget mba. Apalagi yang bunga apel. Duhhh bikin aku kangen jalan jalan.
BalasHapusJalan2nya buat refreshing.
HapusMakasih dah mampir.