Coban Rais: Jalan Ekstrim Menuju Air Terjun
Jumat, 16 Desember 2016
16 Komentar
Coban
Rais ini terletak di kota wisata Batu. Perjalanan menuju tempat ini akan
memanjakan mata kita dengan pemandangan pegunungan, sawah, ladang dan rumah dan
villa.
Di
wana wisata Coban Rais ini ada banyak spot menarik. Selain melihat air terjun
kita bisa berfoto-foto cantik di Batu Flower Garden, yang baru diresmikan
seminggu lalu.
Lokasi
wisata ini juga digunakan sebagai tempat perkemahan, outbond dan kegiatan
pramuka. Ramai sekali jika weekend dan liburan. Parkir sepeda motor dan mobil
penuh.
Batu Flower Garden
Sebelum
menuju tempat ini saya bertanya dulu kepada petugasnya. Jalannya bagaimana?
Jawabannya cukup menyenangkan. Jalan landai, tapi hati-hati, licin setelah
diguyur hujan kemarin. Oke, noted.
Benar
saja, jalan kaki cukup mudah. Sepanjang jalan ini kami sering berpapasan dengan
penduduk setempat yang mengambil rumput di hutan. Mereka ini cukup lihai
mengendari motor dengan medan sulit.
Inilah yang menjadi daya tarik pengunjung di Coban Rais. Tempat untuk berfoto selfi dan menikmati ayunan.
Inilah yang menjadi daya tarik pengunjung di Coban Rais. Tempat untuk berfoto selfi dan menikmati ayunan.
Untuk
masuk ke area ini kita harus membayar tiket Rp 10.000. Jika membawa kamera akan
dikenakan biaya sebesar Rp 15.000. Nah, kita bisa foto-foto sepuasnya. Tapi
jika ingin berfoto di atas pohon yang sudah dikasih papan-papan penyangganya
(apa sih namanya?) harus sabar mengantre.
Koleksi
tanamannya belum banyak. Sepertinya masih dalam proses penanaman. Taman yang dibentuk mirip dengan kelopak bunga namun masih
ada yang berlubang. Jalanan di taman nampak baru selesai dibuat. Bapak petugasnya
mengatakan bahwa sekitar bulan Januari nanti sudah banyak tanamannya. Oke kita
lihat saja teman-teman!
Dari
sini teman-teman bisa melihat pemandangan dibawahnya. Jurang yang
terbentang dan rumah-rumah yang terlihat kecil. Langit biru, cerah, cocok untuk
menjelajahi taman dan hutan.
Coban Rais
Sebelum
naik ke Coban Rais, saya bertanya dulu kepada petugasnya, Jaraknya sekitar 300
meter. Ternyata yang dimaksud 300 meter itu adalah jarak menuju Batu Flower
Garden. Huuu! Sedangkan air terjunnya sekitar 3 km!
Jalanan
sempit dan berbahaya. Tidak ada pegangan kayu di tepi jalan. Jalan hanya bisa dilalui satu orang. Jika berpapasan dengan
pengunjung lain kita mesti memiringkan badan untuk memberi jalan. Akses jalan
masih ala kadarnya. Tanah dan bebatuan. Saya merasa benar-benar masuk ke dalam
hutan. Berbeda sekali dengan Batu Flower Garden yang sudah mulai ada “jalan”.
Meski tanah tapi jelas luas untuk para pengunjung. Mungkin juga karena Batu
Flower Garden dikelola swasta ya?
Teman-teman
bakal melintasi 3 aliran sungai. Banyak batu-batu sungai kecil disini. Tapi
tenang airnya dangkal dan dingin. Seperti sedang merendam pangkal kaki saja. Harus
hari-hati melangkah. Kaki saya sempat juga terjepit batu-batu hingga sandal
terlepas. Oww, rasanya sedikit ngilu.
Dari
Batu Flower Garden ini masih sekitar 2 km lebih. Tapi saya merasa lebih jauh lagi.
Berangkatnya terasa lebih lama karena belum tahu medannya. Beberapa kali
bertanya kepada pengunjung yang baru turun dari air terjun dan katanya masih jauh.
Kadang
juga bertanya kepada bapak-bapak yang membawa rumput dibelakang motornya. Wow! Jalan
yang sempit ini masih bisa dilalui sepeda motor. Padahal saya yang jalan kaki
saja puyeng melihat medannya.
Ada
beberapa titik yang berbahaya. Biasanya pengunjung yang baru saja lewat akan
dengan senang hati memberitahu. Intinya tetap hati-hati. Saya bukan petualang
sejati. Saya hanya emak biasa yang suka jalan-jalan. Saya tidak memiliki pengetahuan
untuk trekking seperti ini. Wajar jika saya maupun mbak-mbak suka histeris
begitu melihat medan yang esktrim atau ketika tiba-tiba kaki ini terpeleset.
Saya
cukup terbantu dengan tanaman yang menjulur disepanjang jalan. Dahannya memang cukup
kokoh buat berpegangan. Asal tepat saja, karena tidak semua dahan kuat. Sayangnya
tidak semua dahan tersebut aman buat tangan kita. Ada yang berduri dan ada yang
bikin gatal.
Hari
yang cerah itu akhirnya berganti mendung. Tanggung, sudah sampai disini. Lanjut
saja. Dan berharap semoga cuma mendung saja. Tidak sampai hujan hingga tiba di
bawah lagi.
Melihat
kemiringan jalan di depan rasanya nyali ini tiba-tiba menciut. Bagaimana
melewatinya. Pengen balik saja! Kalau bukan karena suami yang membantu saya
melewati ini pasti saya sudah menyerah.
Saya
melihat mbak-mbak yang melewati ini juga demikian. Satu orang memegang
tangannya, menolongnya melewati jalan (tanah) licin. Ada yang berpegangan di
dinding-dinding tanah sampingnya. Semakin banyak orang yang lewat semakin licin
saja.
Sementara
dibawahnya adalah sungai. Saya tidak sempat mengambil gambar di posisi ini. Sudah tak terbayang untuk foto-foto lagi.
Kamera langsung saja saya masukkan ke dalam tas. Di simpan saja biar aman.
Semakin
ke atas jalanan semakin menantang. Terutama dengan tanah yang licin. Lalu
kemiringan tebing. Ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat. Awalnya cuma
gerimis lalu hujan deras. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Sehingga
saya tidak menyiapkan jas hujan seperti pengunjung lainnya. Lagipula ribet juga
ya.
Tidak
ada satupun dari kami berlima yang tidak terpeleset. Kalau bukan disini ya di
tempat lain. Anak sulung saya sempat terpeleset dan terkatung-katung disini.
Dibawahnya mengalir sungai dari air terjun. Huh, tarik nafas panjang dan berusaha untuk tenang. Ayahnya yang mau menolong tetap memikirkan posisinya agar tidak ikut terseret.
Berada
disini, perasaan saya antara merinding dan penasaran semua bercampur dan
memaksa kaki-kaki ini terus melangkah. Lanjut saja. Harapan
saya semoga pengelolanya segera membuat jalan yang aman dilalui para
pengunjung.
Kadang-kadang
saya heran dengan anak-anak muda yang menyukai tantangan dalam arti bahaya.
Bagaimana mungkin jalan yang dibuat untuk aliran air itu dilalui mereka. Dibawahnya
jurang yang menganga lebar dan dalam. Seorang diantaranya berjalan tertatih
dengan high heel. Sementara temannya yang sudah berhasil melewati ini
berteriak-teriak memberi semangat. Sesekali menertawakan kebodohan temannya.
Oh, no! Apakah mereka ingin eksistensinya diakui orang lain, ataukah hanya
ingin menguji nyali saja.
Untungnya
pada perjalanan pulang saya melihat sudah ada penghalang disini. Tapi masih ada
saja yang anak muda yang berdiri diatasnya lalu berfoto.
Ada
juga mbak-mbak yang ketika naik diatas batu yang mengalir air terjun (ini air
terjun pertama dan rendah) tiba-tiba terpeleset hingga jatuh dibawahnya. Batu
yang diinjak itu licin sehingga dia jatuh dalam posisi berdiri. Kaget juga.
Tapi tidak apa-apa.
Dua
anak saya ikut naik ke atas. Saya tak henti-hentinya kasih perintah. Sok tahu
saja. Saya yang lihat dari bawah ngeri-ngeri sedap. Lha bagaimanapun juga saya tetap mengkhawatirkan mereka.
Setelah
dari air terjun ini naik lagi kira-kira 500 m hingga bertemu air terjun yang
lebih tinggi. Disini saya menyerah saja. Silakan anak-anak yang ikut ayahnya.
Saya dan si bungsu duduk-duduk di batu sambil melihat orang-orang yang hilir
mudik. Ada beberapa rombongan yang naik dan ada yang sampai disini saja. Toss
dengan saya, mbak-mbak.
Semua
perjuangan menuju Coban Rais terbayar setelah menemukan air terjun. Diiringi
rintik hujan, gambarnya kenapa blur ya.
Perjalanan
pulang tidak lebih baik dari berangkat tadi. Karena tanah semakin licin setelah
diguyur hujan dan semakin banyak saja yang menginjaknya. Jalan satu-satu hingga
berhenti cukup lama di jalan yang ekstrim tadi. Sudah seperti dugaan saya,
tanah tersebut semakin berbahaya. Sementara yang mengantre untuk lewat semakin
banyak. Macet! Kami berdiri diatas bebatuan sungai sambil menunggu deretan
orang yang lewat. Kalau mas-mas yang lewat cepat saja. Hup..hup, loncat dan berpegangan
pada dinding tanah. Tanpa teriakan! Beres! Sementara kalau kaum wanita, ih.. ada yang
berdiri cukup lama, mungkin sambil mikir caranya ya. Ada yang mau jalan sudah
teriak-teriak saja. Ada pula yang sampai di tengah jalan berhenti, histeris dan
takut maju.
Perjalanan ini seru karena banyak diantara pengunjung yang merasa senasib tiba-tiba menjadi akrab dan saling menolong. Saling memberitahu sehingga siap mental melanjutkan perjalanan atau justru berhenti dan kembali saja.
Perjalanan ini seru karena banyak diantara pengunjung yang merasa senasib tiba-tiba menjadi akrab dan saling menolong. Saling memberitahu sehingga siap mental melanjutkan perjalanan atau justru berhenti dan kembali saja.
Note:
- Siapkan fisik! Itu yang sangat penting. Dengan fisik kuat, teman-teman mampu melewati rintangan. Tetap melangkah dan jangan ragu.
- Pakai baju yang nyaman. Sebelum kesini mestinya sudah tahu kalau ini wisata alam. Sebisa mungkin jangan pakai gaun deh. Bener ada kok yang seperti itu. Ribet!
- Pakai alas kaki yang nyaman. Penting sekali untuk memperhatikan alas kaki. Meskipun cuma sandal jepit, tapi yang tidak licin. Jalannya sudah licin jangan bikin licin dengan sandal kita deh.
Fasilitas umum
Seperti
di tempat wisata alam lainnya, rata-rata seperti ini ada toilet, musholla, tapi
kurang memadai. Sebagai contoh musholla, tempatnya kecil dan kotor oleh bekas
kaki-kaki para pengunjung. Yang bisa dipakai hanya satu shaf saja. Itu harus
bergantian dengan banyak orang. Berdiri menunggu giliran.
Happy
traveling dan jangan nyampah!
^_^
jalanannya ekstrim, tapi pemandangannya sangat indah, baik bunga atau air terjunnya.
BalasHapusMenarik untuk dikunjungi mba.
HapusSejukkk bangeet padahal cuman liat poto"nyaa. Lumayan ya mbak 3km dr flower garden. Butuh fisik kuaat nih ke coban rais. Btw adik" berani ya mbak sampai ke batu atas. Saya aja mungkin milih ndak naik. Wkwkwk udah takut duluan. Hebaat yaa merekaa 😁
BalasHapusBener, mba, siapkan fisik dan mental.
HapusWah Batu makin bagus ya. Air terjunnya seger kyknya hehe
BalasHapusSeger ditambah kehujanan, trus jadinya dingin....
HapusBeberapa kali ke Batu tapi belum pernah ke situ..Keren tuh! Thanks infonya :)
BalasHapusSama-sama.
HapusKesana naik apa mba? Kendaraan pribadi kah? Itu klo kita naik ke atas yg da tempat utk foto pemandangan nti difotokan sm petugasnya gtu y?
BalasHapusIya mba kendaraan pribadi.
HapusAda petugas yang foto kita. Tapi kita juga bisa foto sendiri.
wuih asyik nih
BalasHapusKe sini aja mba jalan-jalannya.
HapusWah tempatnya keren mba, alhamdulillah masuk list jalan-jalan 2017 saya, makasih infonya mba ^_^
BalasHapusSemoga terwujud ya.
HapusKeren mba . saya kemarin juga kesini.. Tapi ga sampai air terjunnyaa😈😯
BalasHapusKe air terjunnya masih butuh perjuangan.
Hapus