Agrowisata Petik Jeruk Selorejo
Jumat, 23 Desember 2016
10 Komentar
Membayangkan
memetik buah dan menikmatinya di kebun menjadi sesuatu yang tak mustahil lagi. Di
desa Selorejo, Dau, Malang, teman-teman bisa puas makan jeruk yang masak di
pohonnya. Bagaimana?
Pendaftaran
Untuk
menikmati jeruk di agrowisata ini, kita harus mendaftar dulu ya, teman-teman. Letaknya tidak jauh dari gapura masuk desa Selorejo. Perhatikan di sisi kanan
dan kiri, ada papan nama besar. Nah, disitulah tempatnya. Gampang ya.
Setiap
orang dikenakan biaya Rp.25.000. Tidak memakai nota, kuitansi, dan tiket.
Pokoknya langsung bayar dan tunggu si mas petugasnya, lalu masuk ke kebun. Sudah termasuk makan jeruk di kebun, sepuasnya. Tidak ada batasan waktu.
Anak
kecil haruskah membayar? Iya, tadinya disuruh membayar, tapi saya tawar. Berapa
sih yang sanggup dimakan oleh si bungsu. Dua sampai tiga buah sudah bikin perutnya kenyang. Akhirnya si bapak setuju. Kami berlima
membayar tiket untuk 4 orang.
Di
tempat pendaftaran ini, teman-teman juga bisa membeli jeruk. Besar-besar, tapi
banyak yang masih hijau. Harga jeruk tergolong murah (perbandingannya dengan
jeruk yang sama di kota saya). Per kilonya Rp. 8.000, baik yang membeli di
tempat ini maupun di kebun. Asli masih segar!
Kebun jeruk di desa Selorejo
Di
sini teman-teman bisa memilih kebun mana yang hendak dipetik buahnya. Atau
kalau bingung memilih, nanti akan ada petugas yang mengantarkan kita ke kebun
jeruk. Waktu itu saya diberi opsi untuk memilih kebun yang ada saungnya tapi
jeruknya belum masak. Atau memilih di kebun yang sedang berbuah. Tapi karena
sebagian besar kebun sudah dipanen maka buah yang tersisa terletak diatas
pohon.
Jalan
menuju kebun cukup dan mudah. Jalannya cuma satu dan lurus. Berada di dataran
tinggi sehingga terasa naik-naik ke puncak gunung. Pemandangan gunung menjulang
di depan mata. Udara sejuk pegunungan menyapa sejak kedatangan saya disini.
Sepanjang jalan, kita bertemu dengan
penjual jeruk di pinggir jalan. Kadang berpapasan dengan petani jeruk yang
hilir mudik mengurus kebun.
Si
mas guidenya mencarikan kebun yang siap panen. Wah, ternyata ada banyak kebun. Di
kanan dan kiri jalan, kadang juga di halaman penduduk. Setiap kebun ada pintu
masuknya yang terbuat dari bambu.
Di
dalam kebun ini kita bisa bertanya banyak hal tentang jeruk. Si mas akan
memberi tahu cara memilih jeruk yang baik dan cara memetik dengan tongkat/kayu
yang disediakan. Atau diambilkan sekalian. Kita tinggal makan-makan.
Saya
memilih untuk memetik sendiri. Ada suami dan dua anak saya yang dengan senang
hati memanjat pohon. Mencari buah jeruk yang sudah masak. Cirinya adalah buah
yang berwarna kuning terang.
Aih,
tak sabar rasanya ingin segera mencicipi buah jeruk yang baru dipetik. Sayangnya
saya tidak membawa kresek untuk menampung semua buah. Saya justru dikasih
kresek dari pengunjung lainnya. Kemudian saya mengambil tas belanja di mobil.
Pisau
yang disediakan pengelola harus dipakai bergantian dengan pengunjung lainnya.
Jeruk ini kulitnya tebal sehingga harus diiris dulu. Jeruk ini harus dibelah dua
lalu diiris kecil. Lalu slurp...slurp mencecap sari buahnya.
Dari
kebun ini saya mengumpulkan 10,5 kg jeruk. Rasanya sudah cukup untuk dibawa
pulang sebagai buah tangan. Ehm...buah ini termasuk kesukaan bapak saya. Karena
makannya mudah. Tidak perlu dikunyah, cuma dihisap airnya. Kandungan airnya cukup banyak. Rasanya
sedikit manis, kadang ada yang tawar. Tidak ada yang asam. Saya biasa
menyebutnya jeruk sunkist Jawa. Kalau jeruk sunkist impor warna kulitnya kuning
orange, sedangkan jeruk disini kuning terang dan tentu saja masih segar.
Menurut
si mas, satu pohon jeruk bisa menghasilkan 5 kwintal jeruk. Ckckck...luar
biasa!
Tadi
di tempat pendaftaran disebutkan beberapa jenis jeruk. Saya berharap bisa
menemukan semuanya di kebun. Sayangnya keinginan itu pupus. Jeruk yang ada adalah jenis baby. Entah baby
yang mana saya kurang paham karena tidak ada penjelasan yang memuaskan.
Nah,
setelah selesai petik jeruk, kita bisa menikmatinya disini. Memang tidak ada
saung dan tempat duduk lainnya. Tapi kami senang bisa memetik sendiri dan
menikmati langsung di kebunnya.
Jangan
lupa untuk mampir ke tempat pendaftaran. Karena jeruk yang kita bawa itu mesti
di timbang. Sekaligus membayar. Kalau mau menambah jeruk juga bisa membeli
disini.
^_^
Satu jenis jeruk ato macem2 mbak....? Hmmn..seger bnget pasti. Bisa setiap waktu..ato nunggu musim mb..?
BalasHapusSetahu saya kok cuma jeruk ini. Meskipun dalam spanduk tertulis macam-macam jeruk.
HapusDulu pernah tinggal di deket sini di Graha Dewata.. tapi aku sama sekali gak pernah nyoba petik jeruknya, cuma beli langsung aja pas musim, hehehe. Kesukaan mertuaku juga jeruk ini, murah n manis :D
BalasHapusPasti seneng bisa beli yang segar.
HapusWah baru tau di malang ada agrowisata kebun jeruk, taunya apel doang. Baca blog ini aja ud berasa segernya jeruk abis dipetik langsung ya. Simpen aah buat iti klo liburan ke malang. Makasih sdh berbagi mba
BalasHapusSama2.
HapusWaktu ke malang mau ke sini tp gajadi :(
BalasHapusSoalnya ke 1 tempat wisata di sana bisa seharian (yg model park2 gitu). Ga diduga pas bikin itinerary.
Satu tempat wisata benar2 menghabiskan waktu.
HapusTapi kalau ke petik jeruk ini minimal butuh waktu satu sampai dua jam sudah cukup.
Baruu tau di selorejo ada agrowisata petik jeruk mbaak 😢hikss asikk banget yaa kalau bisa petik sendiri jeruknya, harga terjangkau pulaa 😁 lumayan bisa buat refreshing hijau" begitu. Hehehe
BalasHapusYuk mampir kesana mba. Murah banget. Plus jeruknya seger.
Hapus