Agrowisata Petik Jeruk Selorejo





Membayangkan memetik buah dan menikmatinya di kebun menjadi sesuatu yang tak mustahil lagi. Di desa Selorejo, Dau, Malang, teman-teman bisa puas makan jeruk yang masak di pohonnya. Bagaimana?




Pendaftaran

jeruk


Untuk menikmati jeruk di agrowisata ini, kita harus mendaftar dulu ya, teman-teman. Letaknya tidak jauh dari gapura masuk desa Selorejo. Perhatikan di sisi kanan dan kiri, ada papan nama besar. Nah, disitulah tempatnya. Gampang ya.

jeruk


Setiap orang dikenakan biaya Rp.25.000. Tidak memakai nota, kuitansi, dan tiket. Pokoknya langsung bayar dan tunggu si mas petugasnya, lalu masuk ke kebun. Sudah termasuk makan jeruk di kebun, sepuasnya. Tidak ada batasan waktu.

Anak kecil haruskah membayar? Iya, tadinya disuruh membayar, tapi saya tawar. Berapa sih yang sanggup dimakan oleh si bungsu. Dua sampai tiga buah sudah bikin perutnya kenyang. Akhirnya si bapak setuju. Kami berlima membayar tiket untuk 4 orang.

Di tempat pendaftaran ini, teman-teman juga bisa membeli jeruk. Besar-besar, tapi banyak yang masih hijau. Harga jeruk tergolong murah (perbandingannya dengan jeruk yang sama di kota saya). Per kilonya Rp. 8.000, baik yang membeli di tempat ini maupun di kebun. Asli masih segar!

Kebun jeruk di desa Selorejo


jeruk


Di sini teman-teman bisa memilih kebun mana yang hendak dipetik buahnya. Atau kalau bingung memilih, nanti akan ada petugas yang mengantarkan kita ke kebun jeruk. Waktu itu saya diberi opsi untuk memilih kebun yang ada saungnya tapi jeruknya belum masak. Atau memilih di kebun yang sedang berbuah. Tapi karena sebagian besar kebun sudah dipanen maka buah yang tersisa terletak diatas pohon.

jeruk


Jalan menuju kebun cukup dan mudah. Jalannya cuma satu dan lurus. Berada di dataran tinggi sehingga terasa naik-naik ke puncak gunung. Pemandangan gunung menjulang di depan mata. Udara sejuk pegunungan menyapa sejak kedatangan saya disini. Sepanjang jalan,  kita bertemu dengan penjual jeruk di pinggir jalan. Kadang berpapasan dengan petani jeruk yang hilir mudik mengurus kebun. 

Si mas guidenya mencarikan kebun yang siap panen. Wah, ternyata ada banyak kebun. Di kanan dan kiri jalan, kadang juga di halaman penduduk. Setiap kebun ada pintu masuknya yang terbuat dari bambu.

Di dalam kebun ini kita bisa bertanya banyak hal tentang jeruk. Si mas akan memberi tahu cara memilih jeruk yang baik dan cara memetik dengan tongkat/kayu yang disediakan. Atau diambilkan sekalian. Kita tinggal makan-makan.

Saya memilih untuk memetik sendiri. Ada suami dan dua anak saya yang dengan senang hati memanjat pohon. Mencari buah jeruk yang sudah masak. Cirinya adalah buah yang berwarna kuning terang.

Aih, tak sabar rasanya ingin segera mencicipi buah jeruk yang baru dipetik. Sayangnya saya tidak membawa kresek untuk menampung semua buah. Saya justru dikasih kresek dari pengunjung lainnya. Kemudian saya mengambil tas belanja di mobil.



Pisau yang disediakan pengelola harus dipakai bergantian dengan pengunjung lainnya. Jeruk ini kulitnya tebal sehingga harus diiris dulu. Jeruk ini harus dibelah dua lalu diiris kecil. Lalu slurp...slurp mencecap sari buahnya. 

jeruk


Dari kebun ini saya mengumpulkan 10,5 kg jeruk. Rasanya sudah cukup untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Ehm...buah ini termasuk kesukaan bapak saya. Karena makannya mudah. Tidak perlu dikunyah, cuma dihisap airnya. Kandungan airnya cukup banyak. Rasanya sedikit manis, kadang ada yang tawar. Tidak ada yang asam. Saya biasa menyebutnya jeruk sunkist Jawa. Kalau jeruk sunkist impor warna kulitnya kuning orange, sedangkan jeruk disini kuning terang dan tentu saja masih segar.

Menurut si mas, satu pohon jeruk bisa menghasilkan 5 kwintal jeruk. Ckckck...luar biasa!

Tadi di tempat pendaftaran disebutkan beberapa jenis jeruk. Saya berharap bisa menemukan semuanya di kebun. Sayangnya keinginan itu pupus.  Jeruk yang ada adalah jenis baby. Entah baby yang mana saya kurang paham karena tidak ada penjelasan yang memuaskan.

Nah, setelah selesai petik jeruk, kita bisa menikmatinya disini. Memang tidak ada saung dan tempat duduk lainnya. Tapi kami senang bisa memetik sendiri dan menikmati langsung di kebunnya.

Jangan lupa untuk mampir ke tempat pendaftaran. Karena jeruk yang kita bawa itu mesti di timbang. Sekaligus membayar. Kalau mau menambah jeruk juga bisa membeli disini.

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Agrowisata Petik Jeruk Selorejo"

  1. Satu jenis jeruk ato macem2 mbak....? Hmmn..seger bnget pasti. Bisa setiap waktu..ato nunggu musim mb..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setahu saya kok cuma jeruk ini. Meskipun dalam spanduk tertulis macam-macam jeruk.

      Hapus
  2. Dulu pernah tinggal di deket sini di Graha Dewata.. tapi aku sama sekali gak pernah nyoba petik jeruknya, cuma beli langsung aja pas musim, hehehe. Kesukaan mertuaku juga jeruk ini, murah n manis :D

    BalasHapus
  3. Wah baru tau di malang ada agrowisata kebun jeruk, taunya apel doang. Baca blog ini aja ud berasa segernya jeruk abis dipetik langsung ya. Simpen aah buat iti klo liburan ke malang. Makasih sdh berbagi mba

    BalasHapus
  4. Waktu ke malang mau ke sini tp gajadi :(
    Soalnya ke 1 tempat wisata di sana bisa seharian (yg model park2 gitu). Ga diduga pas bikin itinerary.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satu tempat wisata benar2 menghabiskan waktu.
      Tapi kalau ke petik jeruk ini minimal butuh waktu satu sampai dua jam sudah cukup.

      Hapus
  5. Baruu tau di selorejo ada agrowisata petik jeruk mbaak 😢hikss asikk banget yaa kalau bisa petik sendiri jeruknya, harga terjangkau pulaa 😁 lumayan bisa buat refreshing hijau" begitu. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk mampir kesana mba. Murah banget. Plus jeruknya seger.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel