Apakah libur = malas?

Mulai Selasa lalu si sulung merayakan libur sekolah. Aduh asyiknya! Pengen?! Jadi ingat masa kecil dulu. Anak-anak dan liburan. Hari yang ditungg-tunggu. Siapapun pasti senang sekali. Liburan berarti tidak sekolah, berarti tidak belajar, berarti bangun siang, berarti main-main, berarti suka-suka, berarti malas…

Liburan selalu seperti itu, malas mandi, malas beraktivitas, malas bangun, pokoknya malas deh. Tapi kalau makan? Nggak ada malas dong. Nanti kan sakit.

Saat saya masih kecil dulu, liburan juga selalu menyenangkan. Tak perlu belajar, tak perlu mengerjakan PR. Tak perlu mendengarkan omelan ibu untuk bangun pagi dan bersiap ke sekolah.Suara ibu seperti pembaca berita pagi, namun intonasinya lebih kacau. Acara berikutnya adalah berebut kamar mandi dengan adik. Hingga mesti makan cepat agar tidak terlambat berangkat sekolah. Rutinitas yang sebenarnya membosankan, tapi menyenangkan setelah bertemu teman-teman. Lalu main sepuasnya.

Okelah kalau begitu. Saya mengerti. Tapi… tak ada alasan untuk malas mandi. Betapapun saya berusaha menjelaskan padanya kalau tidak mandi itu aduuh… baunya, keringet yang bercucuran sejak pagi sampai sore, dan tak ganti baju pula. Bukankah tidak sehat, tidak seger, tidak nyaman dan tentu menjadikannya makin malas saja. Lagipula urusan mandi juga untuk kebaikan dia.

“Ehmm, bolehkah ibu minta libur?” tanya saya. Si sulung dan adiknya yang ikut mendengarkan menatap saya heran. “Ibu pengen libur memasak, libur menyuapi adik, libur mengurus anak-anak. Sebentar saja. Biar ibu bisa istirahat.”

Serentak saja mereka menyahut, “Nggak boleh, bu!”

Anak-anak saja mempunyai hari libur. Ya, libur sekolah hingga libur mandi. Kalau saya ijin libur satu hari saja bagaimana jadinya....

Sejatinya saya sendiri juga tidak tega. Tidak mungkin melakukan liburan seperti itu. Anak-anak mesti diingat berkali-kali agar mengerti tangung jawabnya. Sehingga di kemudian hari merasa terbiasa dan tidak berat lagi.


Sambil berguman, “Ehh… nggg…” akhirnya si sulung berangkat ke kamar mandi juga. Itupun setelah saya merayunya berkali-kali. Yang penting tidak malas beribadah. Semoga saya dan keluarga juga Anda sekalian dijauhkan dari rasa malas ini. Amin.
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Apakah libur = malas?"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel