Asyiknya Piknik Ramai-Ramai
Minggu, 20 September 2015
23 Komentar
Piknik oh piknik! Siapapun, saya jamin pasti senang piknik. Apalagi kalau gratis. Aduh... tidak terbayang bagaimana rasanya... Mau! Seru!
Dari
bisnis keluarga saya, alhamdulillah bisa mengajak para karyawan dan keluarganya
mengunjungi Selecta di kota Batu. Alasan saya sederhana. Saya yakin bertahun-tahun
para karyawan ini tidak pernah bepergian jauh, apalagi mengenal istilah piknik.
Kebanyakan mereka berasal dari desa. Kehidupan mereka hanya seputar rumah
dan kerja. Terlalu mahal untuk membayangkan acara senang-senang semacam piknik.
Para
karyawan adalah orang-orang yang hidup sederhana, bekerja mencari kehidupan
yang lebih baik untuk masa depan. Uang yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Yang masih bujangan ya untuk membantu keluarganya dan persiapan menikah nanti. Sedangkan
yang sudah menikah... tentu banyak pula kebutuhannya. Masalah kebutuhan hidup tidak
akan pernah habis dibahas. Satu selesai, muncul yang lainnya. Seperti itulah
kehidupan manusia, selalu berjalan terus.
Para
karyawan berseru girang ketika saya mengumumkan acara piknik ini. Mereka akan
diajak pergi ke Batu. Tidak perlu menginap. Perjalanan lumayan jauh. Dari
Tuban ke Batu butuh sekitar 4 sampai 5 jam perjalanan. Itu jika tidak macet.
Saya
mencari tempat piknik yang terjangkau dengan kondisi keuangan kami. Satu bus
sudah cukup untuk membawa sekitar 50 orang. Tidak berdesakan. Mengingat kami
membawa orang banyak, kami harus bertanggung jawab terhadap kenyamanannya.
Perjalanan
dimulai pada pukul 05.00. Sebenarnya saya meminta berangkat lebih pagi lagi.
Namun seperti biasa, jam disini, berubah menjadi jam karet. Akibatnya ada
beberapa karyawan yang jengkel dan marah karena tidak segera berangkat. Padahal
sebelum subuh sudah ada yang datang. Sholat dilakukan di masjid dekat toko.
Beberapa orang bahkan harus ditelefon agar segera datang.
Di Surabaya kami berhenti lalu menjemput adik saya dan keluarganya, mengunjungi
masjid agung Surabaya yang berdiri kokoh. Bus sempat kesulitan melewati jalanan
di sekitar masjid. Hari itu Minggu, saat banyak pedagang sedang menggelar
dangangannya di sekitar masjid dan para pengunjung yang menikmati olah raga
pagi.
Sepanjang
perjalanan, orang-orang ramai membicarakan kesempatan piknik ini. Bahkan ada
yang semalaman susah tidur karena membayangkan seperti apa tempatnya, bagaimana
perjalanannya. Wah, jadinya si mas ini diolok-olok teman-temannya. Ada pula
yang tidak biasa naik kendaraan. Baru berangkat sudah mengeluh pusing.
Obat-obatan sudah lengkap dibawanya. Yang paling parah adalah si mbak yang
duduk di samping pak sopir. Segala macam cara sudah dicoba agar tidak mabuk.
Minum obat anti mabuk, pakai minyak kayu putih, jamu. Bahkan tidak makan
sekalipun. Tetap saja mabuk. Setumpuk tas kresek dipegangnya erat-erat. Wajahnya
pucat. Perjalanan menjadi tidak menyenangkan, tapi begitu turun dari bus, si
mbak sudah sehat, hilang sudah mabuknya. Senyum ceria mengembang di bibirnya.
Riuh
suara penumpang begitu turun dari bus. Mereka berhamburan. Yang saya yakin
mereka belum tahu tempat yang dituju. “Hei... tunggu dulu!” teriak saya
menghentikan mereka.
Saya
mewakili bapak memberikan pengumuman, “Silakan jalan-jalan, main-main, belanja,
nanti kita akan berkumpul 3 jam lagi. Untuk makan siang. Jangan lupa. Disini
ya. Jangan sampai tersesat.”
Mereka
setuju. Ada yang langsung belanja. Tempat parkir bus berdekatan dengan pusat
oleh-oleh dan tanaman-tanaman. Segala macam tanaman bunga dan buah dijual
disini dengan harga yang murah. Ingat, murah bagi yang bisa menawar. Ada pula
yang berlarian mencari toilet, karena sudah tidak bisa menahan panggilan alam.
Ada yang sudah lapar, bergegas mencari warung bakso. Yang terakhir, jalan-jalan
sesuai kata hati.
Sebelum
berangkat saya sudah berpesan untuk membawa baju ganti. Mungkin diantara kita
ada yang ingin berenang, atau terjadi sesuatu sehingga baju kotor, basah dan
lainnya. Apalagi ada anak-anak yang
masih kecil.
Saya
sudah pernah mengunjungi tempat ini, jadi lumayan hafal tempat-tempatnya.
Anak-anak saya ajak naik kuda, flying fox dan berenang. Wah, yang yang terakhir
ini yang menyebabkan mereka tidak mau berhenti. Padahal di Malang hawanya dingin
bukan main.
Si
mas-mas karyawan bapak saya beberapa kali mondar-mandir di depan kolam renang.
Ingin berenang tapi ragu. Banyak orang dewasa yang menikmati dinginnya air
kolam. Saya yakin kolam seluas itu masih sanggup menerima mereka. Teman-temannya
terus saja menggoda. Ah, mereka biasa berenang di sungai desa.
Tepat
pukul 14.00 saya meminta para karyawan dan keluarganya berkumpul dan
melanjutkan perjalanan pulang. Kami masih akan mampir ke Surabaya mengantarkan
adik pulang. Sekalian beristirahat sejenak di masjid agung Surabaya yang tadi
pagi tidak sempat.