Tips Berlebaran Bersama Balita
Minggu, 26 Juni 2016
7 Komentar
Salah
satu acara berlebaran adalah bersilaturahim, berkunjung ke rumah-rumah kerabat
dan tetangga dekat. Biasanya setelah sholat Id, kami keliling rumah tetangga.
Mampir dan ngobrol sebentar. Lalu muter lagi ke tetangga lainnya. Karena
tetangga adalah keluarga terdekat. Barulah ke rumah kerabat lain.
Yeah,
kalau cuma main-main ke rumah kerabat pastilah menyenangkan. Sudah lama tak
jumpa, lalu bertemu dan bercerita, bertukar kabar terbaru. Melihat anak-anak
yang makin gedhe. Rasanya baru kemarin kami jumpa, ko tahu-tahu sudah besar.
Seru saja.
Tapi
kalau membawa balita, bisa lain ceritanya. Benar tidak ya?
Moms,
adakah balita Anda rewel saat diajak berkunjung ke rumah kerabat? Saya sering
mengalami ini. Tapi tetap saja saya bawa ke rumah-rumah kerabat. Kita sharing
yuk!
Penyebab
Yang
membuat anak balita saya rewel biasanya karena dia tak kenal. Benar kata pepatah,
Tak kenal maka tak sayang.”
Baru
melihat rumahnya saja sudah menangis kencang. Aduh, suka tidak nyaman dengan tuan
rumahnya. Tidak berhenti disini. Dia minta pulang, dan melakukan “atraksi”.
Kalau
sedang marah, anak balita suka melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, mulai
dari berteriak, memukul, guling-guling. Wah, kalau ingat masa itu rasanya malu
juga.
Cara
mengatasinya:
1.
Sosialisasi
Sebelum
berkunjung ke rumah kerabat saya bercerita dulu. Setidaknya ada pengenalan
tentang keluarga yang akan dikunjungi.
2.
Selalu
dekat dengan anak.
Agar
dia merasa nyaman, jangan sekali-sekali meninggalkan anak di rumah yang baru di
kenalnya. Dia akan merasa asing. Lalu timbul kemarahannya.
3.
Membawa
mainan kesayangan.
Mainan
kesayangan ini sebagai hiburan. Dia bisa tenang bermain-main. Sementara saya
berusaha menyempatkan untuk ngobrol dengan kerabat.
4.
Membawa
makanan dan minuman kesukaan.
Sebenarnya
kalau tidak penting banget tidak perlu dibawa. Seperti susu, kalau anaknya suka
banget minum susu, apa boleh buat. Dibawa saja. Agar dia senang.
5.
Ajak
bermain di luar ruangan.
Bingung
juga kalau si kecil masih rewel. Nah, moms bisa mengajaknya jalan-jalan
disekitar rumah yang kita kunjungi. Sementara pasangan yang ngobrol bersama
tuan rumah. Atau sebaliknya. Buat si kecil merasa nyaman.
![]() |
Si kecil mau naik kuda-kudaan. Nggak rewel lagi. |
Lebih asyik lagi kalau si kecil ini mempunyai teman di tempat barunya. Ya, anaknya si tuan rumah. Biasanya kalau ketemu sesama anak kecil mereka akan senang. Mainan dikeluarkan, dan dalam diam mereka bermain bersama. Seperti anak saya, awalnya marah, eh begitu ada anak-anak kecil dia diam. Lalu bermain bersama
Sewaktu
anak-anak masih kecil ada saja “drama” yang dibuatnya. Yang sering adalah
menangis di depan rumah orang. Bukannya mengucap salam, eh menangis.
Ada
lagi, kalau disuguhi makanan, seperti biasa lebaran selalu identik dengan
kue-kue dalam toples. Nah, kalau tidak cocok dengan seleranya, anak saya akan
menolak dan berteriak, “Nggak mau! Nggak enak!”
Jelas
saja si tuan rumah mendengarnya. Padahal semua kue sudah disodorkan. Aduh, malu
bukan main! Tapi ini kan anak kecil. Kalau anak yang sudah gedhe dikasih tahu
bakal mengerti. Bismillah. Dia akan makan kue-kue lebaran walaupun sedikit demi menyenangkan
hati si tuan rumah. Tapi anak kecil ini bagaimana?
Ujung-ujungnya
minta pulang. Dan saya meminta maaf pada tuan rumah. Rasanya berlebaran seperti
ini tidak menyenangkan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak tumbuh
dengan pengertian yang lebih baik. Mereka akan bertingkah laku lebih baik lagi.
Ada
banyak pertanyaan seputar lebaran semenjak mereka terbiasa dengan acara ini.
Seperti mengapa harus mengunjungi keluarga A, B, dst. Dari sini kita bisa
menyelipkan hubungan kekeluargaan (silsilah keluarga) sehingga mereka mengenal
dengan baik. Mereka juga mulai hafal rumah kerabat orang tuanya, pekerjaan,
juga kebiasaan tertentu. Misalnya nih, kalau kami berkunjung ke Lamongan, pasti
deh disana disuguhi soto Lamongan. Karena memang kerabat disana berjualan soto
Lamongan. Ditambah gapit dan arum manis sebagai oleh-oleh. Sampai anak saya
sering memanggil mbah arum manis.
Yuk,
sharing pengalaman moms!
ngajak balita mmg hrs telaten...apalagi di tempat yg baru
BalasHapusIya, mba Avy, ditambah tenaga ekstra. Kalo2 dia tantrum.
HapusSaya belum pernah mbak liburan bareng balita (karena belum nikah ahi hi hi) tapi rasanya pasti seru ya mbak.
BalasHapusSemoga dimudahkan mencari "calonnya" ya...
HapusWah makasih mbak sharingnya... belum pjnya balita sih tp bisa buat bekal :D
BalasHapusTerima kasih. Semoga bermanfaat ya.
Hapusmeskipun belum punya anak tapi aku sudah tau gimana harus tlatennya ngurus anak, maklumsudah terbiasa ngurus anak kakak alias keponakan. gimana aku mau punya anak nikah aja belum, punya pacar juga nggak. huuhuuhuu jadi baper
BalasHapus