Candi Jawi
Jumat, 21 Oktober 2016
12 Komentar
Assalamualaikum
travelers,
Jalan-jalan ke candi yuk! Iya, ke candi! Meski di kalangan anak-anak kurang populer, tapi tak ada salahnya mengenalkan salah satu peninggalan bersejarah ini. Biasanya
mereka hanya melihat dari buku pelajaran sekolah, majalah dan internet,
sekarang saatnya melihat candi sesungguhnya.
Dari
bangunan candi ini kita bisa belajar banyak hal. Bagaimana orang-orang jaman
dahulu membuat bangunan semegah ini. Meski penguasaan teknologi masih terbatas,
faktanya mereka sanggup menunjukkan bukti sejarah peradaban manusia.
Ada
yang mengatakan berwisata disini harus membayar, saya tidak! Lha tidak ada yang
menjaga kok! Tidak pakai tiket! Langsung masuk saja. Anak-anak berseragam itu
juga. Eh, mereka bahkan asyik banget duduk diatas sana. Padahal saya butuh gambar candi tanpa figuran! Ya, sudahlah daripada saya harus menunggu sepi.
Salah satu yang menyebabkan anak-anak kurang menyukai wisata seperti ini adalah karena kurangnya pengetahuan. Juga karena tidak ada area bermain. Eh, ini kan wisata edukasi.
Salah satu yang menyebabkan anak-anak kurang menyukai wisata seperti ini adalah karena kurangnya pengetahuan. Juga karena tidak ada area bermain. Eh, ini kan wisata edukasi.
Candi
Jawi ini berbatasan dengan rumah-rumah warga. Di sekitar area candi ada taman
yang cukup rapi. Ditambah dengan kolam teratai dan ikan.
Candi Jawi (nama asli: Jajawa) adalah candi yang dibangun sekitar abad
ke-13 dan merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Budha Kerajaan Singhasari yang
terletak di terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates,
Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa timur. Sekitar 31 kilometer dari kota
Pasuruan. Candi ini terletak di pertengahan jalan raya Pandaan - Prigen dan Pringebukan.
Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan
Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja
terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada
Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang
merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
Candi Jawi
menempati lahan yang cukup luas, sekitar 40 x 60 meter persegi, yang
dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh
parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa,
berpundak Buddha. Ketinggian candi ini sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m
dan lebar 9,5 m. Bentuknya tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa
Tengah dengan atap yang bentuknya merupakan paduan antara stupa dan kubus
bersusun yang meruncing pada puncaknya. Pintunya menghadap ke timur.
Sumber:
wikipedia
^_^
Baca ini, jadi tahu bahwa ada candi Jawa. Apakah ini dirawat dengan baik oleh pemerintah, mba?
BalasHapusDirawat mba. Ada penjaganya. Tapi kalau pemugaran tidak. Karena untuk kegiatan pemugaran sudah selesai.
Hapussayang y ga booming kayak candi lain :) padahal setiap peninggalan pasti mengandung unsur sejarah
BalasHapusSepi. Ramainya sesekali. Tuh, dipakai nongkong abege.
Hapusjujur saja, saya baru tahu loh ada candi yang bernama candi jawi ini Mba, selama ini tahunya hanya prambanan, borobudur dan mendut
BalasHapusDi Jawa Timur, banyak. Cuma nggak besar dan populer seperti kedua candi tersebut.
HapusAku baru tau ada Candi Jawi ini mba.. Thanx sharingnyaa.. Duh, iya ya candi malah jd tenpat main abege. Dulu pernah jg pas ke Prambanan lg dipugar liat anak abege pada main malah ada yg pacaran jg di sana..
BalasHapusHahah..ya, begitulah.
HapusDan aku baru denger sekaligus tau ada Candi Jawi.. Thankyou infonya mba :D
BalasHapusSama-sama.
HapusDuh sayang sekali ya mbak kalau peninggalan bersejarah seperti candi jawi bisa sampai begini tidak ada yang melestarikannya kan sayang kalau dikembangkan mungkin bisa menjadi alternatif tujuan wisata yang digemari.
BalasHapusPengunjungnya rata-rata anak-anak sekolah.
Hapus