Jernihnya Air Terjun Nglirip
Jumat, 26 Mei 2017
26 Komentar
Sebagai
penduduk Tuban, saya merasa malu mengatakan bahwa saya baru dua kali berkunjung
ke Nglirip. Air terjun di Tuban yang
sangat terkenal karena keunikan warna airnya. Air terlihat berwarna hijau, alami.
Mungkin
selama ini orang menganal Tuban sebagai kota wali. Bahkan ada tulisan besar di
perempatan patung dan perempatan SMAN 1: Tuban Bumi Wali. Benar. Karena memang
ada makam Sunan Bonang yang selalu ramai peziarah. Kecuali bulan puasa, tour
ziarah wali pasti libur total.
Bagaimana
dengan wisata alamnya? Air terjun Nglirip ini wajib menjadi destinasi wisata
yang harus dikunjungi. Keindahan air terjun ini bagi saya tidak bisa dilukiskan
dengan kata-kata. Fotopun tak mampu menghadirkan semua rasa dan warna. Saya mengaguminya
saat benar-benar berada di dekatnya. Duduk diantara bongkahan batu besar menghadap
ke arah air terjun. Mendengarkan derasnya air yang terjun hingga seolah ada uap
yang keluar. Menikmati pancaran warna yang eksotis.
Langit
sedang cerah, awan-awan berarak. Dan air sungai menuju dam kemudian jatuh
menuruni tebing kapur. Beberapa pengunjung memainkan kamera handphone,
mengabadikan moment ini.
Lokasi:
Jalan
Raya Mulyoagung, dusun Jojogan, desa Mulyoagung, kecamatan Singgahan, Tuban.
Rute:
Dari
Tuban ke Montong lalu Singgahan.
Dari
Bojonegoro melewati Parengan lalu Singgahan.
Jadi
Nglirip ini lumayan jauh dari kota, sekitar 37 km ke arah barat daya atau
sekitar 45 menit dengan kendaraan pribadi. Nah, saya mesti mengagendakan waktu
untuk kesini. Menunggu suami memiliki waktu longgar sehingga bisa menikmati
derasnya air terjun Nglirip.
Untungnya
perjalanan menuju lokasi ini lancar. Jalan sudah mulus. Kalaupun ada yang
berlubang di dekat Nglirip. Tidak banyak. So, perjalanan menyenangkan karena
kita bakal menikmati dataran tinggi, bukit kapur, hutan hingga kebun jagung.
Selain
jaraknya yang jauh, beberapa kali saya mendengar kabar ada orang meninggal di
sini. Mitos yang beredar sangat santer seolah memaksa saya untuk mengurungkan
niat kesini. Hampir semua web yang saya baca tentang Nglirip pasti membahas
tentang mitos. Bisa googling ya. Saya memilih untuk tidak akan membahas tentang
mitos ini.
Tapi
berita tentang kematian itu sungguh nyata. Sudah dua kali saya mendengar kabar
ada anak remaja tenggelam tanpa bisa diselamatkan. Tanpa membaca koran maupun
portal online, kabar seperti ini langsung menyeruak, memenuhi isi kepala. Dari pagi
ketika saya belanja di tukang sayur langganan. Dari mulut tetangga yang
memiliki kenangan bersama korban...
Lanjut
ya...
Karena
posisi air terjun ini dekat sekali dengan jalan raya, jadi gampang untuk
berhenti dan menikmati kesegaran airnya. Meskipun demikian air terjunnya tidak
terlihat jelas dari jalan raya. Kita harus berjalan menurun kira-kira 200
meter.
Jalan
menuju air terjunnya sudah bagus. Jalan tersebut menghubungkan dengan desa.
Jadi meskipun banyak orang hilir mudik, petugasnya pasti hafal siapa
pengunjung, dan siapa warga. Pertama kali kesini, di dekat gapura saya langsung
disuruh membayar tiketnya. Tapi kali kedua saya tidak ada petugas berseragam. Ya
sudah, pikir saya gratis. Pengunjung juga sedang tidak ramai. Saya dan si
bungsu langsung turun menuju lokasi. Suami masih sibuk mencari spot untuk
foto-foto. Begitu bertemu saya, dia bilang kalau tadi disuruh membayar tiketnya.
Memasuki
lokasi air terjun Nglirip, kita langsung berhadapan dengan deretan
warung-warung tradisional yang menjual rujak, gorengan, dan minuman. Ada warung
bakso dekat jembatan biru.
Kalau
ramai pengunjung, sepeda motor bisa diparkir
dekat jembatan. Oh ya, jembatan dengan cat berwarna biru ini menghubungkan
dengan desa. Agak menakutkan ketika saya melihat ada beberapa lubang yang menganga. Meskipun demikian,
jembatan ini merupakan jalan tercepat bagi pengendara sepeda motor. Mungkin karena
sudah terbiasa, jadi apapun hambatannya tak menjadi masalah bagi
warga.
Nah,
untuk melihat air terjun dari dekat, kita mesti menuruni tangga. Aman. Di dekat
tangga menuju air terjun juga sudah ada warung-warung yang menjual minuman,
snack, mie rebus, dsb. Jadi kalau lapar bisa segera mengisi perut.
Air
terjun Nglirip merupakan air yang jatuh dari tebing kapur. Sumber air terjun
Nglirip ini berasal dari hutan Krawak, sekitar 3 km. Airnya jernih dan segar. Pemandangan
di sekitarnya adalah pepohanan yang tinggi dan rindang. Setelah air terjun, air
mengalir perlahan diantara batu-batu karang. Sungainya dangkal dan tidak lebar.
Air mengalir dengan lancar.
Sebelum
berkunjung kesini saya sempat ragu dengan foto-foto air terjun Nglirip dengan
sumber air yang berwarna hijau cerah. Saya pikir mungkin itu efek editing, dsb.
Tapi setelah dua kali kesini saya bisa menyimpulkan mana yang editan dan asli.
Jadi kalau ingin melihat air terjun dengan warna yang cantik, please perhatikan tips berikut.
Tips:
- Jangan berkunjung saat musim hujan. Apalagi kalau malamnya habis turun hujan. Bisa dipastikan airnya coklat alias keruh.
- Jangan berkunjung di musim kemarau karena debit airnya sedikit.
- Sebaiknya di antara pergantian musim kemarau dan hujan, saat cuaca cerah.
Jadi
sebaiknya tidak perlu neko-neko disini, apalagi kalau mau berenang. Simpan saja
keinginan tersebut.
Karena
di lokasi ini banyak batu-batu yang besar, cocok buat foto-foto seolah dekat
dengan air terjunnya. Tetap ya hati-hati!
Air
sungai disini juga dipakai untuk mengaliri sawah penduduk. Selain di area air
terjun kita bisa mendapatkan foto Nglirip dari sudut yang berbeda. Coba saja
melewati jembatan lalu ambil foto dari sisi kiri sungai.
Buat
yang ingin mengabadikan air terjun Nglirip bisa foto-foto dari sungai,
jembatan, bendungan, dan air terjun.
Oh
ya, di sungainya sebelum jembatan biasa dipakai anak-anak desa berenang. Jangan
heran jika ada anak yang nude.
Anak-anak kecil tersebut pasti tidak memiliki pikiran macam-macam. Berenang ya
berenang saja. Lepas semua baju
lalu...byurrr. Segar!
Saya
senang mengamati wajah-wajah polos mereka. Kebahagiaan anak-anak menikmati
sepotong siang dengan berenang bersama-sama. Dan mereka pasti bisa
berenang dengan sendirinya, dengan semua gaya. Tak perlu les renang. Alam
mengajarkan kita untuk survive. Alam mengajak kita bersahabat. Alam mengajak
kita merenung. Sejauh mana langkah kaki ini, sejauh mana hidup yang kita lalui.
Semoga tak ada yang sia-sia.
Tiket:
Rp
2.000
Parkir:
Mobil
Rp 5.000
Untuk
tempat parkir mobil ada di sebelah kanan jalan. Sepeda motor juga bisa diparkir
disini. Tapi ada juga yang sampai masuk lokasi air terjun, yaitu di dekat
jembatan dan warung.
Sayangnya untuk fasilitas
umum, seperti toilet, mushola belum ada. Jadi kalau kesini memang niatnya hanya untuk melihat air terjun dan mengabadikannya. Semoga saja pihak-pihak terkait segera melengkapi fasilitas umum sehingga pengunjung nyaman disini.
Happy
traveling!
^_^
Aaah suka liat pemandangan air terjunnya. Bikin adem dan betah. Duh sayang jauh dari Bandung :)
BalasHapusIya mba, mendengarkan suara air terjun, melihat pemandangan sungai membuat hati adem.
Hapuswah bagsunay air terjunnay pasti suasananya di sana adem ya
BalasHapusSecara umum Tuban itu panas.
Hapuswah ... airnya jernih bgt ya mbak
BalasHapusIya.
HapusWaw.
BalasHapusLiat artikel ini jadi pengen nyemplung.
Segarrrr.
Kalau mau main air disungainya saja.
HapusBiaya masuknya masih murah sekali ya mba..
BalasHapusLangsung ingat acara TV yang sering pake adegan host nya nyebur ke air.Tapi kayaknya itu dalem ya bawahnya..
Pasti dalam. Biasanya pengunjung main air di pinggir-pinggir saja.
Hapusbener-bener wisata yang exsotik ya mbak. Indonesia memang kaya akan pariwisatanya.
BalasHapusWisata lokal juga bagus-bagus kok.
Hapusbagus banget terakhir liat air terjun taun 2013 😂 sdh 4 taun lalu emang bikin adem sejuk y mba
BalasHapusSusananya memang bikin mata seger. Tapi begitu keluar panas mba.
HapusKeren air terjunnya, Di Bengkulu juga Banyak air terjun mbak.
BalasHapusDimana-mana ada air terjun.
HapusWahh keren banget air terjunnya mbak
BalasHapusAdem ngeliatnyaa
Suka warnanya.
HapusAku belum pernah ke Tuban hiks, air terjunnya beneran bagus asal tidak tergoda berenang yaa
BalasHapusAyo main mba!
HapusJadi pengin berenang nih mba..apalagi di musim puasa seperti ini..huuuff...
BalasHapusTernyata selain bisa siaroh ke makam sunan bonang, juga bisa ke wisana nih,..ya mba,
Tapi dari Sunan Bonang jauh.
HapusAir terjunnya bagus banget,baru liat fotonya aja udah bikin seger apalagi liat airnya langsung :)
BalasHapusLihat langsung, jadi pengen main air dong...
Hapuswah indah sekali mba air terjunnya, air terjun ini hampir sama dengan air terjun yang ada disukabumi mba, eh iya kira-kira air terjun ini dalem ngga mba?
BalasHapusDalam mba. Makanya ada larangan berenang.
Hapus