Coban Talun (bagian 2): Air Terjun





Assalamualaikum,

Sebagai lanjutan dari cerita minggu lalu, kali ini saya menulis air terjunnya. Sebenarnya awalnya coban Talun hanyalah wisata air terjun. Tapi makin hari yang berkembang adalah tempat-tempat selfie. Pengunjung ke air terjun tetap banyak. Saya berpapasan dengan rombongan yang berkemah dan outbond di bumi perkemahan dan beberapa anak muda pecinta alam. Lainnya memang sengaja datang untuk melihat air terjun.


Baca juga Coban Talun (bagian 1)...

Ada yang mengatakan bahwa area sekitar air terjun sudah tidak sedingin beberapa puluh tahun lalu. Namun bagi saya, daerah di pegunungan tetaplah lebih sejuk daripada daerah saya, pesisir. Makanya orang-orang pesisir suka ngadem di tempat-tempat seperti ini.



Jarak air terjun dengan area parkir cuma 1 km. Saya melihat papan petunjuknya. Saya juga sudah bertanya kepada petugasnya agar tidak shock mengetahui medannya. Apaan sih! 


 

Oh ya, dalam perjalanan menuju air terjun kita bakal melewati jembatan dan hutan pinus yang cukup rindang. Pohon-pohon pinus dihias dan banyak ayunan. Mau duduk-duduk cantik melepas lelah, disini saja. Banyak bangku. Atau mau minum di warung. Eh, saya kesini masih kepagian, warungnya masih tutup. Kalau yang di depan (dekat area parkir) banyak warung dan sudah buka dari tadi.





Katanya jalan menuju air terjun landai... faktanya... mana ada jalan landai ke air terjun, yang landai seluruhnya. Ada sih yang tidak butuh perjuangan alias mendaki. contohnya: Coban Rondo, Coban Sewu dan Coban Kethak. Tapi sebagian besar air terjun itu terletak di tengah hutan, yang kita ketahui bahwa harus blusukan dan naik turun. Butuh perjuangan. Setiap menempuh perjalanan selalu ada pengalaman seru.

Jadi, air terjun di coban Talun termasuk yang mana? Karena saya seorang emak yang jarang latihan fisik, lumayan untuk mencari keringat.




Tentu berbeda dengan para petugas dan warga yang setiap hari mungkin sudah biasa naik turun hutan. Berbeda pula dengan para penjelajah. Tapi saya selalu ingin menikmati berada dekat dengan alam. Mengukur setiap rasa yang ada. Dan saya yakin Allah tidak akan menciptakan sesuatu itu sia-sia. Maka bersahabatlah dengan alam. Menjaga alam mulai dari diri kita. Mulai dari hal-hal kecil, seperti tidak merusak tanaman, dsb.

Lanjut...

Jalan menuju air terjun masih berupa tanah. Asli kalau hujan, bikin ngeri. Kalau mau berpegangan, ada ranting-ranting di salah satu tepi tebing. Petunjuknya juga ada. Bahkan himbauan/peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya juga banyak. Lucu-lucu! Sayang tidak disertai dengan tempat sampahnya, atau minimal kantong-kantong yang memadai.



Sepanjang jalan itu ada bekal botol minuman dan snack yang berserakan... 

Jalanan menuju air terjun berada diantara semak-semak. Ada yang landai dan berundak. Tapi tetap masih berupa tanah. Pada bagian yang curam ada beberapa potong bambu untuk pegangan. Tapi cuma itu saja. Mestinya lebih banyak tempat yang perlu diberi pegangan. Lumayan buat menambah kekuatan untuk naik dan turun. Takut terpeleset.

Walaupun begitu ada juga warga yang naik sepeda motor, ke hutan dan mencari daun-daun untuk makanan ternaknya. Sepanjang yang saya lihat, semak-semaknya rimbun juga. Semoga dapat banyak.



Gemericik air terjun mulai terdengar. Artinya lokasi air terjun sudah dekat. Tarik nafas dan ayo jalan!

Di Coban Talun ini banyak bongkahan batu besar. Yang di dekatnya itulah yang sering dipakai foto para petualang. Diantara batu-batu itu tumbuhlah lumut. Terasa sejuk ketika tetes air terjun menimpa tubuh kita. Seperti terkena tetesan air hujan. Segar!



Dari foto diatas saya baru tahu kalau ada tangga yang menempel di bebatuan. Seperti biasa saya hanya fokus pada air terjunnya. Mumpung tidak begitu ramai cepat-cepat mengambil gambar.

Jika ingin mencuci tangan, dan kaki, bisa memanfaatkan air kran yang bersumber dari air terjun. Di dekatnya ada sebuah warung. Sayangnya disini tidak ada tempat duduk, kecuali di warung. Setidaknya kalau ada bangku-bangku kosong, pengunjung akan betah menatap pemandangan disini. Menikmati derasnya air terjun dan mencecap sejuknya udara.



Selesai melihat air terjun, anak-anak berjalan pulang dahulu. Lalu berhenti di sungai dan bermain air. Beginilah anak-anak. Rasanya belum puas melihat air terjun kalau tidak sekaligus bermain air. Mengambil batu-batu kali dan melemparnya. Mendengarkan suara batu yang jatuh ke air dan bersorak.

Happy traveling!

Note:

Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi di Coban Talun seperti Goa Jepang, dsb. Namun karena keterbatasan waktu saya hanya mampu explore empat tempat ini.

(Selesai)

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

12 Komentar untuk "Coban Talun (bagian 2): Air Terjun"

  1. aku ke sini dulu buat diklat, nginep
    eh sekarang bagus banget dan belum ke sana lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti camping ya? Bisa explore lebih banyak disini.

      Hapus
  2. duh mbak, lihat air terjunnya jadi kepingin nyebur

    BalasHapus
  3. Waktu kesini dulu, dari parkiran aku dikagetkan dg sebuah pohon gede yg ga'biasa' sebelum nyeberang sungai kecil itu mbak. Krn pas mendung dan mau hujan serta petir menyambar-nyambar, jadi suasananya agak menyeramkan.
    Lalu yg agak serem jalan turuna itu kalo kering tanahnya gembur sekali, mudah untuk terperosok.

    BalasHapus
  4. Asiklah ini jalan jalan terus...

    BalasHapus
  5. Kalo saya liat di foto dan penjelasannya, jalan setapaknya masih tanah, kalo hujan deras pasti licin bukan main dan cukup berbahaya, bisa longsor mungkin ya... Seharusnya lebih diperhatikan lagi oleh pemda setempat, agar para pengunjung merasa nyaman dan aman. Apalagi potensi wisatanya juga bagus banget loh....

    Nice sharing mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kondisi kering saja, tanah sudah licin, mas.

      Setahu saya kalau hujan, tempat wisata seperti ini ditutup. Khawatir membahayakan pengunjung. Tapi semua juga tergantung pengelolanya. Saya berharap untuk jalannya dibagun dengan aman dan nyaman.

      Thanks.

      Hapus
  6. Wah sejuknya, hijau dan tentram. Bosan dengan tempat wisata ala kota, ke tempat2 seperti ini bs jadi alternatif. Seru

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel