Ada Apa di Surabaya North Quay

kapal



Cukup lama saya mengenal daerah Perak. Mulai dari daerah pasar kilometer, mini market, kantor pemerintah hingga rumah-rumah kost. Juga warung-warung Padang sepanjang jalan raya menuju pelabuhan.

Sayang, Surabaya North Quay tidak ada dalam daftar tempat yang pernah disinggahi. Tentu saja saya protes kepada suami. Tapi kemudian apa yang terjadi?

Dulu ketika masih di Perak belum ada. Andai ada, pasti sudah diajak suami bolak-balik kesana, entah itu foto-foto, atau sekedar melihat kapal pesiar. Aih seperti di film saja!

Gedung SNQ


Sekitar setahun yang lalu, SNQ ini resmi diresmikan. Selain sebagai terminal penumpang juga sebagai tempat wisata yang dikelola oleh PT Pelindo III (Persero). Kabarnya di pelabuhan ini dijadikan tempat bersandar kapal pesiar internasional.

Ya, sudahlah, yang penting minggu lalu kami mampir di SNQ. Sedang panas-panasnya Surabaya, apalagi di pelabuhan. Tapi kapan lagi kalau tidak mau berpanas ria. Malam hari mungkin viewnya cukup dramatis untuk difoto. Deretan lampu yang berpendar membuat suasana lebih menarik. Tapi berkunjung di malam hari artinya kami butuh tempat menginap. Sayang, ini bukan pilihan kami.

Untuk pergi ke Surabaya, biasanya kami berangkat pagi dan pulang sore. Itu sudah cukup untuk sekedar main-main. Mengintip jejak-jejak masa lalu disini. Menikmati sekeping rasa yang pernah singgah di hati. Mengenang masa itu... Eh!

pelabuhan


Dua minggu lalu saya dan keluarga berkunjung ke sini. Surabaya North Quay (SNQ) ini terletak di Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara. Cukup megah bangunannya. Masuk lewat pintu sebelah kiri. Ada tulisan Surabaya North Quay diatasnya.

Di daerah pelabuhan, kita biasa melihat hilir-mudik truk-truk yang mengangkut kontainer. Aktivitas di pelabuhan yang dulu membuat telinga saya bising. Deru kendaraan, dan aroma yang menyertainya, beradu sesukanya.

Agar lebih menyenangkan, sebaiknya memilih hari libur saja. Suasana di jalan menuju pelabuhan cukup lenggang karena truk libur juga. Lalu, di SNQ, saya tidak tahu di hari-hari biasa lebih padat atau sebaliknya.  Namun, di hari libur seperti ini membuat saya dan anak-anak merasa leluasa saja.

lantai 2 SNQ
Lantai dua


Tidak ada tiket masuk ke SNQ. Hanya saja ketika kendaraan masuk gapura, saya cukup membayar Rp 11.000. saya lupa uang tersebut termasuk tiket parkir atau apa.

Agak ragu meski saya sudah googling dan melihat foto teman-teman yang wara-wiri di beranda beberapa waktu lalu, akhirnya bertanya saja kepada petugasnya. “Masuk saja. Parkir di depan gedung. SNQ ada di lantai 3.”

Masih terngiang suara petugas tadi, “Parkir di depan gedung...”

Lantai 2
Lantai 2


Namun disamping gedung sudah banyak mobil. Beberapa porter berseragam  hilir-mudik mengangkut barang. Selebihnya duduk di parkiran dan teras gedung. Kami masih berputar di area parkir sebelum memutuskan untuk parkir di depan gedung. Ampun deh, baru pertama kali kesini, masih kagok.

Selanjutnya kami masuk dan wow... baru kali ini meihat pelabuhan besar yang megah dan nyaman. Untuk fasilitas umum lengkap, mulai dari musholla, toilet, mesin ATM, hingga food court. Oh ya, mulai dari lantai dasar saya melihat ada wastafel yang berisi air minum. Yes, air krannya bisa diminum. Tapi kok saya tidak melihat ada orang yang memanfaatkannya ya!

lantai 2
Lantai 2


Di lantai dua adalah ruang tunggu para penumpang. Tempatnya bagus, senang deh disini. Waktu itu tidak ramai. Jadi anak-anak saya bebas berlarian. Maklum luas, bersih, dan rapi.

Dari lantai dua saja kita bisa melihat lautan dengan deretan kapal. Dari kaca bening  sebagai dinding bangunan ini suasana laut begitu terasa. Tidak panas. Lha, masih di dalam ruangan berpendingin.

Ruangan dengan nuansa biru sebagai lambang laut didesign menarik. Lihat saja plafon dengan ornamen gelombang ombak. Perpaduan warna biru laut satu tingkat lebih muda dan tua membuat pandangan saya tak berhenti menatap. Disampingnya adalah ruang tunggu dengan sofa-sofa berwarna coklat. Ruangan tertutup dan hanya dibuka ketika kedatangan penumpang.

kran air minum











Di beberapa tempat disediakan kursi-kursi. Sepertinya ruangan-ruangan disini dibuat senyaman mungkin. Ya, sebagai calon penumpang sebelum melakukan perjalanan jauh butuh stamina yang bagus. Ruang tunggu yang nyaman diharapkan mampu mempengaruhi mood calon penumpang. 



Bukan calon penumpangpun ikut senang. Contohnya saya yang duduk sejenak, sambil memandang sekeliling. Menikmati ruangan modern seperti ini membuat saya melupakan sejenak perjalanan tadi.

lantai 3
Lantai 3


Naik lagi dengan lift menuju ke lantai tiga. Begitu turun langsung terlihat food court yang menggoda. Bermacam-macam kuliner khas Surabaya ada disini. Kita bisa memesan makanan kepada penjualnya kemudian membayar di kasir. Sambil menunggu, pilih meja. Tidak lama, pesanan kita datang.

Saya hanya mencicipi satu gerobak untuk membeli singkong keju dan siomay. Memang diluar ekspektasi sih kalau membeli makanan seperti ini. Niatnya cuma ingin mengganjal perut.

Di luar gedung kita melihat Tanjung Perak dengan leluasa. Beruntung sekali kami melihat kapal penumpang yang sedang bersandar di pelabuhan. Panas terik sepertinya bukan masalah. Pengunjung yang tadinya duduk-duduk cantik di rumput sintetis bergegas mendekat. Ada yang berfoto, ngevlog atau hanya sekedar melihat kapal besar itu.

Suara musik dari kapal terdengar hingga pelabuhan. Beberapa penumpang duduk-duduk cantik menghadap pelabuhan. Lainnya bersiap untuk turun. Bagi yang jarang melihat kapal, ini adalah pemandangan yang menakjubkan. Kapal yang megah, sayang untuk dilewatkan.

Ikon SNQ


Kami sempat masuk keluar masuk keluar lagi. Apa-apan sih? Di lantai tiga, luar gedung ini angin bertiup cukup kencang, suhu udara panas pool. Apa lagi? Kursi yang ada payungnya cuma berapa biji dan sudah penuh.

Kami duduk di rumput sintetis sambil foto-foto. Sayangnya disini, rumput diinjak-injak. Jadi sama saja, kita seperti duduk lantai bekas sandal dan sepatu orang.Sementara beberapa kursi termasuk mirip bantal (apa ya namanya) sudah penuh. 

Di dekatnya adalah ikon SNQ. Tulisan besar yang menghadap ke rumput sintetis ini tentu saja menjadi primadona pengunjung untuk berfoto. Satu orang maju, disusul lainnya. Sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikannya. Mumpung sepi. Tapi ya... seperti sedang ditonton banyak orang. Abaikan, please!

Yang paling berkesan adalah ketika kapal itu hendak bersandar. Perlahan bergerak, mendekat ke pelabuhan. Jangkar ditebar, dikaitkan di pelabuhan. Butuh waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Makanya, kami masuk ke dalam ruangan sambil ngadem. Lalu keluar lagi, eh penumpang kapal belum juga turun. Tangga masih disiapkan.

Lantai 3


Di lantai tiga ini biasa dipakai sebagai tempat menggelar pameran. Sayangnya ketika saya kesini sedang tidak ada jadwal. Tapi tak apa,  kami masih bisa memanfaatkan bermacam-macam background untuk foto.

Jam buka:

Selasa – Sabtu: pukul 10.00 – 22.00
Minggu: pukul 09.00- 22.00
Senin libur. 

Di SNQ ini kita bisa melihat secara langsung aktivitas di pelabuhan. Seperti ini, ketika petugas bekerjasama menyiapkan tangga hingga seluruh penumpang bisa turun. Buat kami ini amazing!


Kapal


Happy traveling!

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

11 Komentar untuk "Ada Apa di Surabaya North Quay"

  1. Baca postingan inj serasaningi berkunjung ke SNQ. Tp harus planningx ke hati selasa sabtu minggu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buka, semua hari kecuali Senin. Monggo ke SNQ.

      Makasih dah mampir.

      Hapus
  2. Enak banget mbaaa di surabaya.. bangunannya megah dan segar dilihat yaaa.. Sayangnya saya gak pernah main ke Surabaya nih,,, tapi kalau ada rezeki kapan-kaapan pengen main kesana.. xixix thanks for share ya mbaaa

    BalasHapus
  3. huaaaa kerennya. Mbaknya ke Surabaya to.
    Saya pernah naik kapal dari Surabaya ke Balikpapan mba sekitar 6 tahun lalu sih, yg saya ingat betapa melelahkannya perak itu. Saat itu belum ada SNQ, blm ada hasrat foto2, pokoknya hasrat capek aja. Nyaris tobat saya ke pelabuhan.
    Sekarang malah penasaran ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sudah lupa rasanya naiik kapal. Kayaknya dulu sekali ketika masih anak-anak. Perlu naik lagi sambil menyalurkan hasrat foto2.

      Hapus
  4. Saya belum pernah naik kapal sebesar itu. Tapi ini pelabuhannya keren, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren banget mba. Yuk, kalau ke Surabaya mampir sini.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel