Sejenak, di Balaikota Among Tani, Batu



balaikota among tani


Minggu lalu, karena ada long weekend saya manfaatkan untuk menjenguk si sulung di Malang. Ceritanya ingin jalan-jalan entah kemana. Tapi anak kok mengeluh capek. Belum lagi melihat waktu yang terus bergerak. Jadi kami memutuskan untuk mencari tempat buat duduk-duduk cantik saja.


Di Malang dan Batu banyak taman yang instagramable. Kali ini saya memilih di Batu. Rasanya sayang kalau sudah kesini tanpa foto-foto. Saya melihat hampir semua orang yang datang pasti ingin mengabadikan momen. Entah bersama keluarga, rombongan, atau teman.

Dengan mempertimbangkan tempatnya tidak jauh dari tempat  menginap, kami memilih bermain-main di halaman kantor walikota Batu atau biasa disebut  balai kota Among Tani yang terletak di Jl. Panglima Sudirman no. 507 Pesanggarahan, Batu.

balaikota among tani


Menurut Pak Edy Rumpoko, balai kota ini dinamakan Among Tani karena pendirian balaikota ini didanai oleh APBD dari masyarakat Batu yang sebagian besar mata pencahariaannya sebagai petani. (balaikotaamongtani.com)

Maka, tak heran ada ikon dua petani, pria dan wanita dengan sekeranjang hasil kebun di depan gedung balaikota. Awalnya saya merasa aneh, “Ada patung kok dibungkus plastik.” Jadi tidak menarik karena tidak terlihat jelas. Bukankah patung itu hiasan seperti patung-patung pahlawan tanpa nama di dekat ikon kota, apel besar.

Dirundung penasaran, saya mendekat. Mungkin karena terbuat dari anyaman bambu (CMIIW) dan tidak tahan terhadap perubahan cuaca sehingga mudah rusak. Kalau gerimis, hujan begini, tetap aman berdiri. Memang kurang greget meski sudah mendekat. Tapi pengunjung masih bisa sekedar melihatnya.

balaikota among tani


Gedung balai kota Batu ini termasuk bangunan megah yang dilengkapi taman. Kalau lewat sini rasanya ingin mampir saja. Betapa tidak, bunga-bunga cantik bertebaran di setiap sudut tamannya. Tempat duduk juga masih ada yang kosong. Yuk, mampir!


Taman ditata rapi dan memanjakan mata para pengunjung. Tempat duduk, dan beberapa hiasan, tempat sampah. Jangan ada alasan lagi buang sampah sembarangan. Disini tempat sampahnya gedhe, dan pasti terlihat jelas.

Kalau melihat taman cantik seperti ini, mata yang capek karena perjalalanan jauh jadi seger kembali. Ada sepeda yang dipenuhi dengan sekelompok bunga warna-warni. Juga gerobak yang penuh bunga. Spot seperti ini yang sering dipakai untuk selfie

Sementara itu, di sisi sebelah kanan ada gedung serbaguna yang diberi nama Gedung Pancasila. Gedung ini terbuka untuk masyarakat yang ingin memanfaatkannya.




Di sisi sebelah kiri balai kota ada masjid Brigjen Soegiyono. Di depannya/area parkir ada beberapa pohon palem besar. Masjid putih berlantai dua ini cukup menarik. Bukan saja karena bangunannya yang unik. Namun karena letaknya yang berdampingan dengan balai kota.

Hari Sabtu, selepas sholah Maghrib berjamaah dilanjutkan tausiah. Dari pengeras suara bisa terdengar sampai di taman. Saya memilih duduk santai di taman, menghadap ke masjid. Melihat orang-orang yang lalu lalang berjalan di taman. Anak-anak yang berlarian. Antara keingian untuk difoto dan bermain. Semua seolah larut dalam kemegahan malam.

Dari taman saya bisa mendengar suara tausiah di masjid. Ya, jalan-jalan seperti inipun bisa multifungsi, bukan? 

Seperti disentil oleh sang ustadz, “Berapa waktu yang kita korbankan untuk hape? Tapi kalau diajak duduk di masjid mendengarkan ceramah rasanya susah. Padahal pegang hape berjam-jam kuat. Sementara kalau duduk di masjid, sebentar saja yang sakit pingganglah, yang apa...”

Iya, berapa lama saya berteman dengan hape. Tanpa saya sadari hape itu menyita banyak perhatian. Di WAG yang ramai, di semua akun sosial media, dsb. Kadang saya juga merasa berlebihan.

balaikota among tani


Mari menyusun waktu dengan cermat, karena waktu yang terbuang tak akan pernah kembali...

***

Jadi ketika mampir balai kota itu lengkap. Bisa menunaikan kewajiban untuk sholat, mendengarkan tausiah sekaligus melepas lelah dan bermain.

Kalau beruntung bisa bermain air mancur di dekat ikon kota batu, apel. Anak-anak kecil yang berlarian menunggu air mancur dari lubang air. Ada yang sengaja berbasah-basah. Saya kurang paham kapan air mancurnya menyala. Pernah melihat siang menyala dan malam tidak.




Atau bermain catur raksasa? Ehm... bukan hanya anak-anak yang suka memindahkan catur ini. Banyak orang dewasa yang ikut bermain. Beberapa papan catur sudah rusak. Mungkin karena ulah kita, para pengunjung yang kurang bisa menjaga benda-benda ini. Bukan sekedar memindah, tapi kadang catur satu dengan lainnya bertabrakan dan jatuh.

Mulai sore hingga malam ada penyewaan mobil dan sepeda motor buat anak-anak. Bentuknya mini karena khusus buat anak-anak kecil. Si bungsu langsung berlari menuju penyewaan ini. Sepeda motor dan mobil dinaikinya, keliling halaman balaikota.

balaikota among tani


Kemudian Minggu pagi saya kesini lagi sebelum pukul 06.00 ada senam di halaman balai kota. Ternyata tiap Minggu ada Among Tani Sport and Fun. Ah, ikut saja meski tidak membawa baju olah raga. Berdiri di barisan belakang seperti tim hore. Mengikuti gerakan yang dipandu oleh instruktur senamnya. Bergoyang mengikuti irama dan tertawa bersama orang-orang lain. Ampun deh, bergerak jadi terbatas kalau memakai rok begini.

Agak siang lagi, makin ramai pengunjung. Yang ikutan senam, ataupun yang sekedar jalan-jalan. Bisa keliling halaman atau taman. Mungkin semacam car free day. Di dekat area senam ada banyak yang berjualan makanan, minuman, baju, dsb.

Saya sekalian saja membeli makanan. Kalau bersama anak-anak (lengkap) persediaan makanan harus mencukupi. Beruntung kalau di satu tempat urusan kami beres sekaligus.

Selain itu banyak orang gowes disini. Entah itu anak-anak ataupun orang dewasa. Sejenak istirahat sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Sedangkan anak-anak memang bermain sepeda disini.

Setelah bermain, foto-foto, dan membeli makanan sekarang waktunya pulang. Meski senam belum kelar (padahal saya masih ingin senam), tapi kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan persiapan untuk pulang ke rumah.





Happy traveling!

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

11 Komentar untuk "Sejenak, di Balaikota Among Tani, Batu"

  1. Saya pas ke malang cuma lewat aja, padahal pingin mampir. Bangunanya instagramable.
    Dari nama balaikotanya semoga benar2 jadi among/pengasuhnya tani ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pinggir jalan, mampir aja. Parkirnya luas. Bawa anak kesini langsung lari-lari.

      Aamiin.

      Hapus
  2. aah kmrn lewat doang di balai kota waktu ke Batu... ternyata instagramable yaak

    BalasHapus
  3. Mbaa, sayang ya kalau caturnya makin rusak karena ulah tangan iseng. Padahal lucu juga ya kalau bisa berfoto di sana. Hehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku dan anak-anak senang main-main catur disini. Kalau beneran sih nggak bisa.

      Hapus
  4. Semoga semakin banyak pemerintah daerah ataupun pengusaha yang mengutamakan ruang publik yang indah dan layak keluarga... kaya gambaran Mba Nur, kantor walikotanya aja seru...

    BalasHapus
  5. Cuma mau bilang habis lihat ini aku kangen ke Batu mbak :(
    Apalagi udah semakin cantik gini huhu

    BalasHapus
  6. kebetulan aku tinggal di daerah dekat Batu, dan selalu kangen juga buat merasakan hawa dingin dan wisata di Batu yang tidak ada habisnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, asyik dong. Iya, wisata di Batu nggak ada habisnya.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel