Akhir Pekan, Pilih Gadget Atau Family Time?





Perkembangan teknologi semakin banyak mempengaruhi kehidupan manusia. Mendekatkan yang jauh (semoga bukan menjauhkan yang dekat ya!) dan memudahkan urusan hidup kita. Semua yang kita inginkan ada diujung jari-jari ini.

Asalkan kuota dan sinya bersahabat, semua menjadi mudah. Ingin melihat berita hingga gosip artis cukup dengan membaca portal online yang setiap saat selalu up to date. Ingin mengetahui status seseorang, tinggal melihat akun sosial medianya.

Bahkan jika ibu-ibu rumah tangga ingin memperkaya ilmu dan ketrampilannya tanpa mau meninggalkan anak dan rumah, gampang saja. Cukup banyak kursus online untuk mendukung hobi kita. Atau ingin belajar sendiri? Ah, apapun pilihan kita, si mbah google rupanya sangat paham.

Munculnya pekerjaan-pekerjaan baru dan dimudahkan dengan hanya menggunakan gadget, membuat banyak orang tertarik untuk melakoninya. Pekerjaan-pekerjaan seperti vlogger, buzzer, online shop,  blogger, smartphone photography, dsb rupanya tidak mengenal waktu dan tempat. Tidak ada jam kerja yang pasti seperti jam kantor pada umumnya. Tidak perlu ngantor.



Kemudahan yang ditawarkan HP Android memungkinkan kita melakukan pekerjaan sambil nongkrong di cafe atau warung yang menyediakan wifi. Atau di rumah saja, tanpa meninggalkan anak-anak. Mulai dari pagi hingga bertemu pagi lagi.

Contohnya saja ketika saja menerima job sebagai buzzer, endors sebuah produk dan ngeblog. Kapan waktu yang tepat melakukan pekerjaan tersebut? Tidak ada jam kantor. Namun tetap ada deadline, seperti sebelum pukul sekian sudah beres.

Namun, semua kemudahan tersebut tak selamanya berbanding lurus dengan alokasi waktu untuk keluarga. Bahkan ada yang meminta segera dituntaskan hari itu juga. Hanya ada tenggang waktu beberapa jam.

Bagaimana kalau itu terjadi di akhir pekan? Saya bisa saja bingung mencari waktu yang tepat. Tapi kesempatan emas sayang jika ditinggalkan begitu saja. Grab as you can!

Selama kita bisa mengerjakan, mari dikerjakan saja. Ada kesempatan dan ada kemampuan. Mengapa tidak! Satu lagi, ada keuntungan!

Pagi hari dimulai dengan rutinitas di dapur lalu  disusul pekerjaan-pekerjaan lainnya. Sementara di dalam kepala berkeliaran ide-ide segar untuk segera dieksekusi. Rasanya ingin segera membuka gadget.

Waktu kita sama, 24 jam. Tapi mengapa ada orang yang bisa melakukan banyak hal dalam waktu tersebut, sementara saya tidak? Masalahnya adalah...

Kalau membicarakan masalah, selalu tak ada habisnya. Bagaimana kalau mencari solusi. Ya, dengan memetakan pekerjaan sesuai dengan derajat urgent, mungkin bisa sedikit mengatasi keruwetan kita.

Suami saya memiliki waktu libur di akhir pekan. Demikian juga dengan si bungsu. Sedangkan satu kakaknya kadang memiliki kesibukan bersama teman-temannya. Tapi tetap diluangkan waktu untuk family time.



Rasanya rugi kalau sepanjang akhir pekan saya habiskan di depan layar handphone. Sementara suami jauh-jauh pulang demi menikmati waktu bersama keluarga. Seperti telah menyia-nyiakan waktu yang berharga.

Masa bersama anak-anak tidak akan berlangsung sama. Kadang saya merasa waktu berlalu begitu cepat dan tak mungkin kembali. Menatap wajah-wajah lucu yang kemudian tumbuh menjadi remaja.

Saya tidak mau ada yang mengeluhkan ketika saya sedang memanfaatkan gadget untuk kepentingan menulis, atau pekerjaan lain. Jangan sampai anak-anak tumbuh bersama saya sementara saya tidak hadir seutuhnya. Tubuh hadir untuk menemani anak-anak, sementara hati dan pikiran tertuju pada gadget. Anak-anak pasti akan merasakannya, bahkan meniru kebiasaan kita.

Bukankah orang tua adalah role model untuk anak-anaknya? Sesungguhnya saya tidak sempurna. Ada banyak celah dan cela. Namun, kembali kepada keluarga adalah pilihan yang tepat. Keluarga menjadi tempat terbaik untuk saling mengingatkan, mendukung pekerjaan dan hobi.

Seperti ketika saya meminta anak-anak untuk memaklumi pekerjaan ini. Saya pernah diprotes anak seperti ini, “Kenapa sih ibu ngetik terus?”

Atau semacam doa ketika si bungsu menunggu saya mengetik, “Semoga pekerjaan ibu cepat selesai.”

Saya meliriknya dan memeluknya sesaat. Disaat seperti itu rasanya saya ingin segera meletakkan handphone dan kembali bersamanya.

Nah, ketika family time, bagaimana sebaiknya ibu dan anak menyiasati kebutuhan dan keinginan untuk memanfaatkan gadget? Seberapa penting gadget berperan dalam keluarga kita? Kapan waktu ideal untuk menggunakannya? Saya yakin setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda.




Boleh saja ketika ingin belanja online, duduk bersama pasangan, lalu pilih-pilih barang. Mudah-mudahan sesuai dengan selera bersama. Saya berharap gadget tidak akan menjadi orang ketiga (baca: barang) yang merusak rumah tangga. Justru memudahkan keinginan bersama.

Saya ingat beberapa waktu lalu, seorang guru mengingatkan bahwa makan bersama, entah itu sedang makan diluar, sejatinya adalah waktu untuk ngobrol atau curhat. Namun apa daya, kegiatan menunggu datangnya pesanan makanan justru digunakan semua anggota keluarga untuk “main” gadget.

Begitu pula ketika sedang bermain atau menemani anak-anak belajar. Haruskah orang tua menatap layar handphone sementara si anak disuruh belajar. Tidakkah kita ingin menatap wajahnya, mendengarkan keluh kesahnya.

Dunia seolah diambil alih oleh gadget kita. Tiba-tiba kita baru menyadari bahwa hari telah berganti. Kemudian berharap esok ada waktu lagi. Tiba-tiba kita sadar....

Tips mengelola waktu di akhir pekan:


  1. Membuat rencana kerja.
  2. Segera menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
  3. Selain pekerjaan, sebaiknya tidak banyak bermain gadget.
  4. Melibatkan keluarga.
  5. Mengalokasikan waktu untuk keluarga.


Sejujurnya saya sendiri tidak bisa lepas sama sekali dari gadget. Karena tuntutan pekerjaan memungkinkan kita aktif di media sosial. Tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk semua itu? 1 jam, 2 jam atau 24 jam.



Dalam beberapa hal saya senang melibatkan keluarga untuk membantu urusan saya. Katakanlah, ketika sedang menyiapkan foto dengan smartphone dan membuat video. Bisa sekalian minta saran mereka.

Jadi, “main” gadget saat weekend boleh saja, asal kita bisa mengaturnya. Tetap ada waktu untuk keluarga. Tetap ada prioritas. Ada waktu untuk menikmati detik-detik rasa bersama keluarga.

^_^

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

10 Komentar untuk "Akhir Pekan, Pilih Gadget Atau Family Time?"

  1. Wah, bener nih mbak. Sering kali keluarga harus jadi prioritas utama ya mba. Saya pernah ikut program 18-21. Tapi semakin kesini, ternyata baru saya sadar kalau itu malah jam tidur anak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gimana kita ngaturnya aja deh. Semua mendapat bagian yang tepat. Kalau aku gitu.

      Hapus
  2. saya kadang bener2 puasa gadget, supaya bisa fokus sama anak. Soalnya main sosmed itu candu banget mbak. Tapi salut banget buat ibu2 blogger atau buzzer yang bisa cari celah buat keduanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ((Candu)) Apalagi setelah upload foto atau status. Kira-kira dapat like berapa ya? Hihi...

      Hapus
  3. Masih belum bisa lepas sama sekali dari gadget di hari sabtu dan minggu. Sedang proses berusaha untuk membatasi diri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga nggak bisa lepas sama sekali dari gadget. Karena banyak sekali urusan yang terhubung dengan gadget. Tapi sejauh ini saya berusaha membatasi.

      Hapus
  4. Saya pilih family time, sambil sesekali melirik gadget, siapa tahu ada yang penting :)

    BalasHapus
  5. Karena saya jauh dar keluarga dan orang tua
    jadi kalo akhir pekan paling sama temen,,
    kalo merasa kangen orang tua, telpon
    jd gadget dan family time
    krna kumpulnya lewat video call hehe

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel