Bersahabat dengan si Picky Eater




Picky eater adalah anak pemilih makanan. Kebiasaan anak seperti ini banyak dikeluhkan ibu-ibu termasuk saya. Bagaimana ya ketika saya sudah berusaha keras menyiapkan menu ternyata si anak menolak.  Si picky eater tidak merasa bersalah. Sementara ibu jadi sedih banget!


Sempat berpikir mungkin ada yang salah dengan masakan saya? Atau bagaimana? Mungkin masakan saya hambar atau kepedasan. Tidak menarik sehingga si picky eater menolak.

Kadang saya merasa aduh sia-sia saja. Bukankah saya telah menghabiskan seperkian waktu untuk memasak. Sudah capek dan butuh modal. Iya kan, membuat menu sehari-hari tetap harus mengeluarkan uang belanja. Itupun harus mengatur strategi agar mencukupi. Kalaupun tidak memasak sendiri, tetap butuh modal untuk membeli masakan di warung.

Tapi kok ya ditolak sih. Apakah tidak ada cara lain agar si anak mau makanan masakan kita?

Kalau si anak pilih-pilih makanan sepertinya menyusahkan saya juga. Satu anak suka ayam, saudaranya telor, lainnya... Kalau tidak ada ayam tidak mau makan. Memasak jadi bermacam-macam dan butuh waktu lama. Coba kalau sekali masak semuanya suka, gampang dan hemat waktu.

Berapa lama kita menghabiskan waktu di dapur, sejam atau lebih. Atau sebaiknya membeli makan saja. Tetap ya, kalau satu menu bisa dimakan semua anggota keluarga artinya kita bisa berhemat. Tapi kalau pesan makanannya bermacam-macam. Ah, tidak masalah selama dana untuk makan ada!

Nah.... si picky eater ini kalau dibiarkan akan berlanjut sampai dewasa bagaimana?

Aduh, kok membahas sampai dewasa, yang anak-anak saja deh.

Jadi, bagaimana sih si picky eater ini bisa berubah? Pastinya orang tua senang kalau si anak mau makan apa saja menu yang disajikan. Toh, ibu juga harus mengerti kandungan gizi makanan. Tidak hanya menuruti kemauan anak. Tidak mau makan sayur, tidak dikasih sayur. Padahal masa anak-anak adalah masa pertumbuhan. Penting ya!

Dari anak pertama hingga anak ketiga saya mulai mengerti makanan apa yang disukai anak-anak dan tidak. Tapi tetap saja, setiap anak memiliki kecenderungan sendiri. Satu anak lebih suka makan ayam, lainnya tetap doyan tapi tidak terlalu suka.

Penting banget buat saya untuk berdiskusi mencari jalan tengah. Tidak mungkin saya menuruti kemauan satu anak, sementara anak lainnya harus mengalah. Lagipula untuk makan tidak perlu berlebihan. Bagaimana?

Beberapa sebab anak menolak makanan adalah:


  1. Menu baru. Jelas belum tahu rasanya. Jadi malas mencoba menu baru karena dalam pikiran mereka belum terbayang seperti apa rasanya.
  2. Menu tak disukai. Sebenarnya dia doyan menu ini tapi kurang suka saja. Jadinya dia menolak.
  3. Trauma makan. Misalnya si anak pernah tertusuk duri ikan. Setelah itu dia tidak mau lagi makan ikan.
  4. Sakit. Nah, kalau sedang sakit, si anak tidak ada nafsu makan. makan apa saja rasanya beda. Rasanya pahit gitu ya.


Menilik sebab anak menolak makan, saya bisa mencari kesimpulan kapan anak bisa dikenalkan dengan menu baru. Kalau menunya itu-itu terus, yang masak ikut bosan. Eh, tapi anaknya tidak. Hanya saja, dia tidak mengenal menu lainnya. Kasihan juga kalau ada acara makan bersama, dia tidak ikut makan.

Apa yang saya lakukan untuk si picky eater?

Menjadi picky eater tidak menguntungkan buat ibu juga si anak. Waktu seperti tercurah untuk merayu anak agar mau makan. Belum lagi kalau masih minta disuapi, ditunggu makannya super lama dsb. Fokus ibu hanya pada satu anak.

Meski yang namanya diskusi dengan anak tetap berjalan, tapi saya tetap mengenalkan beberapa menu makanan. Karena di bumi ini tersedia berbagai makanan mengapa hanya fokus pada makanan tertentu.

1. Mengenalkan variasi makanan.
Sedikit variasi membuat anak-anak lebih menikmati makanannya. Misalnya, brokoli yang biasanya untuk sayuran, saya bikin brokoli tepung, krispi. Makannya sambil mencocol kecap. Biasanya saus tapi si bungsu suka banget dengan kecap.

2. Sajikan menu dengan menarik
Sebenarnya menu kita biasa saja, tapi ditata dengan bagus bisa menarik perhatian si anak. Langsung deh comot! Contek saja bagaimana resto-resto menata makananya. Kalau susah ya cari yang gampang dengan modal secukupnya alias murah. Lihat instagram atau pinterest bikin ibu semangat masak. Eh, anak-anak juga semangat makan ya.

3. Makan bersama
Makan bersama membuat anak-anak lebih bersemangat. Misalnya ketika di sekolah melihat temannya yang makan dengan lahap. Si anak ikut lahap juga.

4. Makan ketika lapar
Salah satu jurus “memaksa” anak makan adalah dengan mengajaknya makan ketika lapar. Kondisi seperti ini membuat anak saya tidak berpikir panjang untuk memilih makanan.

Jika si anak tidak suka sayuran, saya suka menyisipkan sayuran diantara menu makannya. Misalnya ketika membuat nugget. Tidak hanya ayam yang dibuat nugget. Saya masukkan wortel parut dan buncis di dalamnya. Jadi anak tidak terasa telah makan sayur.

Atau ketika membuat omelet. Dimasukkan saja sayur-sayuran. Tidak bakal mengubah rasa, kok. Anak tetap suka makan omeletnya.

Jangan lupa untuk terus promosi makanan sehat buat anak-anak. Seperti apa sih kandungan gizinya. Manfaatnya apa. Buka diskusi dengan anak-anak. Biarkan rasa penasaran mereka mendapat jawaban. Semakin banyak yang diketahui semakin anak mengerti tentang makanan sehat.

Ibu jadi belajar lagi. Juga belajar menyanyi... Ini sih karena di sekolah diajari menyanyi lagu 4 sehat 5 sempurna.

Oh ya, untuk mengenalkan menu baru, tidak bisa langsung “memaksa” anak untuk makan. Biasanya saya ajak untuk mencicipi dulu. Seperti apa rasanya. Karena masih belum tahu, si anak cuma menikmati satu gigitan. Pelan-pelan dirasakan. Kalau cocok akan diteruskan. Kalau tidak? Wassalam...

Sebenarnya menulis seperti ini adalah untuk menyemangati diri sendiri agar tak patah semangat menyajikan menu buat keluarga. Ada yang pernah putus asa? Saya pernah. Terutama kalau sedang sakit. Tapi kemudian sadar bahwa anak adalah tanggung jawab saya. Satu cara tak berhasil, ganti cara lainnya.

Nah, kalau teman-teman, apa yang dilakukan agar si anak tidak picky eater? Sharing, yuk di kolom komentar!

^_^


Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

12 Komentar untuk "Bersahabat dengan si Picky Eater"

  1. Anakku yang sulung..picky banget mba pas kecil... Tapi untungnya gedean ini lumayan. Yang gede gampang makan..ganti yang kecil.

    Klo pas di luar rumah gitu susahnya..

    Biasanya jurus paling mentok, ya nunggu lapar. Ntar klo lapar..nembung sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anakku semuanya waktu kecil kayak gini. Yang sulung sejak SD kelas 5 sudah banyak berubah. Tinggal adik-adiknya.

      Hapus
  2. Saya sangat suka sama ikan yang ada di gambar, andai ikannya bisa 3d saya tangkap dan makan haha. jadi ngiler saya mba

    BalasHapus
  3. Anakku yg pertama ini. Miliiiih banget. Kdg kyk mau nyerah.. Apalagi dia sensi bgt ama rasa pedes mba. Kyknya biar dimasukin cm sebutir cabe, dia lgs tau de -_- . Trs lgs emoh makan. Adeknya malah doyan bener kalo pedes.. Sampe skr sih aku dan babysitternya blm nemu cara palinh ampuh supaya si kakak ini jd suka makan mba -_-

    BalasHapus
  4. anak saya masih 11 bulan sih jadi kayaknya belum ketahuan dia picky eater apa nggak. yang jelas saat ini dia masih ogah-ogahan makan masakan ibunya yang nggak pakai gulgar. semoga aja nanti pas sudah benar-benar boleh makan gulgar dia nggak picky eater

    BalasHapus
  5. Ehm... Aku dulu waktu kecil juga pemilih makanan mba. Sekarang apa ajah aku makan kwkwkwkwkw...

    Tapi emang bener, anak susah makan itu nyata waktu bangeeeet hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku waktu kecil kayaknya juga suka pilih2 makanan. Sayangnya nggak ada pilihan. Tetap dimakan deh.

      Hapus
  6. kalau aku menganalisa dari awal jenis makanan apa yang anakku suka mak, ternyata dia suka yang manis. Jadi saya pilihkan daging atau sayur yang rasa dasarnya manis supaya nggak pakai pemanis tambahan. Tapi kalau lagi sakit, mau divariasikan kayak apapun menunya dia nggak nafsu sampai sutrisna bahir nih emaknya >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha.. bener deh, kalau anak lagi sakit menguras waktu, pikiran dan tenaga.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel