Masjid Kubah Emas
Jumat, 13 April 2018
16 Komentar
Sebelum berangkat ke Jakarta, bapak berpesan agar berkunjung saja ke masjid Kubah Emas. Saya memaklumi karena dulu bapak mampir ke masjid ini ketika di Jakarta. Jadi saya mengangguk saja. Saya belum bisa membayangkan perjalanan bakal seperti apa. Plus waktu yang ada selama di Jakarta apakah mencukupi untuk sekalian mampir kesana.
Beruntung bulik dan sepupu yang tinggal di Depok menyanggupi keinginan saya untuk melihat masjid Kubah Emas. Tidak perlu lama karena saya sudah capek dan ingin segera istirahat. Perkiraan saya berangkat sore, paling maghrib sudah tiba di lokasi.
Faktanya jalanan di Jakarta tidak seperti di daerah-daerah. Kalau mereka mengatakan dekat, mestinya saya tidak mudah untuk percaya. Iya, dekat kalau tidak macet! Tapi saat itu kami terjebak dengan jalanan yang lumayan butuh kesabaran.
Sekilas tentang Masjid Kubah Emas
Masjid Dian Al Mahri atau disebut Masjid Kubah Emas dibangun oleh Hj Dian Djuriah Maimun Ar Rasyid, pengusaha asal Banten. Masjid dibangun sejak tahun 2001 hingga 2006. Masjid Kubah Emas memiliki 5 buah kubah yang terdiri dari 1 kubah besar dan 4 kubah kecil. Yang menarik, setiap kubah dilapisi emas setebal 2-3 mm dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama mirip kubah Taj Mahal.
Selain lapisan emas di kubah, ada lapisan emas 18 karat di relief hiasan diatas tempat imam. Kemudian pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Mahkota pilar masjid berlapis bahan prado atau sisa emas. Secara umum, masjid ini bergaya Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret, plaza, hiasan dekoratif geometris. (Sumber: wikipedia)
Sekilas tentang Masjid Kubah Emas
Masjid Dian Al Mahri atau disebut Masjid Kubah Emas dibangun oleh Hj Dian Djuriah Maimun Ar Rasyid, pengusaha asal Banten. Masjid dibangun sejak tahun 2001 hingga 2006. Masjid Kubah Emas memiliki 5 buah kubah yang terdiri dari 1 kubah besar dan 4 kubah kecil. Yang menarik, setiap kubah dilapisi emas setebal 2-3 mm dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama mirip kubah Taj Mahal.
Selain lapisan emas di kubah, ada lapisan emas 18 karat di relief hiasan diatas tempat imam. Kemudian pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Mahkota pilar masjid berlapis bahan prado atau sisa emas. Secara umum, masjid ini bergaya Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret, plaza, hiasan dekoratif geometris. (Sumber: wikipedia)
Kami tiba di masjid menjelang sholat isya’. Kami menyusuri tangga untuk menyimpan sandal dan sepatu. Namun penjaganya meminta untuk menaruh di tangga atas karena hari sudah malam dan sudah mulai sepi. Baiklah, sepatu dan sandal berderet di tangga dengan aman.
Sambil melihat kemegahan masjid di malam hari, kami berjalan ke tempat wudhu. Saya kurang fokus dengan bangunan masjid. Saya bergegas masuk ke dalam masjid. Saya sudah siap dengan mukena parasut yang ringan ini. Namun kalau tidak membawa mukena, disini ada banyak mukena bersih.
Selesai sholat, kami keluar dari masjid. Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa masjid akan ditutup pada pukul 20.00. Sebelum waktu yang ditetapkan, sirine sudah dibunyikan sambil memberi pengumuman berkeliling masjid. Tentu saja para jamaah yang masih di dalam masjid atau pengunjung bergegas keluar.
Sambil menunggu suami yang belum keluar, saya jalan di sekitar masjid. Ada bangunan di samping masjid yang digunakan sebagai aula. Jadi kalau pengunjung ingin makan-makan bisa memanfaatkan aula yang luas ini. Pokoknya jangan di masjid apalagi mengotorinya.
Tidak butuh waktu lama, kami sudah berada di jalan dan menunggu mobil datang. Tempat parkirnya cukup jauh, lebih baik menunggu dekat masjid biar tidak capek jalan.
Belum puas ke masjid kubah Emas, esok hari bulik mengajak kami lagi. Namun saya sangsi, berhubung esok ada undangan walimah. Apakah kami juga memiliki waktu yang mencukupi untuk melihat kemegahan masjid?
Pagi itu adalah kedatangan kami kedua kalinya ke masjid Kubah Emas. Masih pagi dan cuaca cerah. Jalanan tidak sepadat kemarin. Kami berharap bisa lebih leluasa jalan-jalan di area masjid. Begitupun suami yan sudah siap dengan kameranya.
Kami tiba sekitar pukul 09.00. berhenti di pos satpam karena gerbang masuk tertutup separo. Kami turun dan bertanya kepada pak satpam.
“Masjid ditutup karena masih dibersihkan. Nanti jam 10.00 baru buka.”
Wah, kecewa dong. Tapi mau bagaimana lagi. Kami tawar tidak bisa. Maksudnya buat foto-foto dekat masjid saja masak sih tidak boleh. Kami tidak perlu menginjakkan kaki ke dalam masjid. Cuma mengambil foto.
Ternyata memang tidak boleh. Jadi kami diberi kesempatan untuk mengambil foto dari kejauhan. Dari pos satpam itu turun sedikit. Ah, kok begini ya. Melihat pak satpam tidak sedang mengawasi, kami turun lagi.
Foto masjid susah sekali kalau dari kejauhan dan terhalang pohon-pohon. Eh, pak satpam memanggil kami dan disuruh kembali ke tempat semula. Baiklah, kami menyerah. Beberapa foto diambil di pos satpam. Di dekatnya ada pintu masuk ke taman yang menghubungkan ke masjid. Para karyawan biasa masuk lewat pintu tersebut.
Saya sempat berbicara dengan pengunjung asal Banjarmasin yang senasib dengan saya. Hanya saja saya langsung pulang setelah dari pos satpam, sedangkan mereka masih setia menanti jam buka masjid.
^_^
aku suka kali masjid ini! bakalan betah bisa diam lama perhatiin interiornya apalagi kubahnya.
BalasHapusBakal betah buat ngadem juga. Hati tenang dan damai.
HapusGolden Dome Mosque. Momen yang yang sangat langka saya saja belum perna kesitu. DAri kejauhan masjidnya terlihat megah dan indah
BalasHapusMegah banget
Hapusini masjid yang Iconic di Depok kan ya. Pengen kesana jadinya, tapi agak ribet juga ya kalo datengnya kepagian, gak boleh masuk ama satpamnya. huft
BalasHapusIya, mas.
Hapussaya tinggal di lenteng agung sejak 2001 namun baru sempat main ke masjid ini tahun 2017.. bwahahaha. apalah saya ini.
BalasHapusmemang jalan menuju kesana yang macet itulah yang bikin saya jadi malas tiap kali mau kesini. Akhirnya thn kemaren sukses diseret sama teman di Depok untuk main kesini. hehehe..
Akhirnya bisa ke masjidnya ya mba.
HapusMasya Allah... indah banget ya...
BalasHapuskalau sholat didalamnya pasti bisa lebih khusyuk :)
Cakep mas.
HapusKok lebih sering tutupnya Mbak ��
BalasHapusItulah mba, aku belum tahu jadwalnya.
HapusAku yg tinggal di jkt, malah blm prnh kesana mba. Salah satu alasannya ini jauuuuh banget dari rawamangun, dan arah Kesan itu super duper macet -_-. Makanya pak suami lgs nolak tiap diajak.. Jd so far aku cm tau dari foto2 aja bentuk mesjidnya.
BalasHapusMakanya aku nggak nyampe2 mba. Banyak macetnya ya.
HapusUdah lamaaaa banget gak ke Kubah Emas, padahal lumayan dekat dari rumah.. Pas awal-awal baru dibukad beberapa kali sempat ke Kubah Emas.. Di sana memang ada jam-jamnya mba dan tertib disiplin gitu petugasnya ya..
BalasHapusTertib banget ya. Sayang aku nggak tahu jam buka dan tutupnya.
Hapus