Sepotong Sore di Taman Sritanjung


taman sritanjung



Taman Sritanjung merupakan taman kebanggaan warga Banyuwangi. Dahulu taman ini disebut Lapangan Tegel Masjid karena letaknya berada di depan masjid Jami (masjid Agung Baiturrahman). Setelah direnovasi besar-besaran oleh bupati Azwar Anas pada tahun 2012. Taman yang tadinya tak terawat dan kumuh ini berubah menjadi taman yang cantik. Yang dulu ada pagar, dihilangkan. Kantor unit laka lantas dipindah. Kemudian ditambah tanaman hias, fasilitas umum dan lampu-lampu sehingga tampak menarik seperti saat ini.


Taman Sritanjung seluas 15.000 m2 ini adalah taman kota favorit warga. Taman hijau yang asri yang bisa digunakan siapapun untuk menikmati udara terbuka setiap waktu. Mata seolah dimanjakan dengan pemandangan rumput hijau. Sementara anak-anak yang butuh ruang gerak luas, bebas beraktivitas disini.

 

taman sritanjung


Lokasi Taman Sritanjung berada di kawasan “sistem pemerintahan macapat”, yaitu sistem tata kota yang didasarkan pada jumlah empat dengan pusat kota berada ditengah-tengah. Jumlah emapt bangunan penting diantaranya adalah keraton, tempat ibadah, pasar dan penjara yang tersebar di empat penjuru mata angin. Alun-alun yaitu lapangan yang luas berada di tengah.

Alun-alun merupakan tempat berkumpulnya warga. Di sebelah utara adalah pendapa sebagai pusat pemerintahan. Bagian barat adalah masjid agung Baiturrahman sebagai tempat ibadah. Di bagian timur ada penjara (yang sudah berubah menjadi Mall of Sritanjung) sebagai simbol keamanan. Kemudian bagian selatan adalah pasar Banyuwangi dan pusat pertokoan sebagai pusat kegiatan ekonomi.

masjid baiturrahman


Suasana Taman Sritanjung

Desain Taman Sritanjung ini menarik, hampir mirip dengan alun-alun Malang dan Batu. Namun tetap ada yang unik dari Taman Sritanjung. Taman ini tampak terawat, bersih dan rapi. Bahkan rumput-rumput dan tanaman hiasnya dipotong rapi. Di beberapa titik disediakan tempat sampah.

Sore itu, saya mampir di Taman Sritanjung. Sejenak menyusuri pedestrian yang lenggang. Bangku-bangku diletakkan di beberapa titik. Saya memilih salah satu bangku dan duduk sejenak. Rasanya betah duduk disini. Tak lama, anak-anak memanggil, dan mengajak masuk ke taman.

taman sritanjung


Taman Sritanjung yang rindang membuat orang nyaman untuk menikmati sepotong sore bersama keluarga atau teman. Asalkan hari cerah, pasti pengunjung ramai. Beberapa orang memilih duduk di rumput yang hijau. Sementara lainnya ada yang memilih berada di dekat air mancur.

Air mancur yang berada di tengah taman ini menjadi salah satu spot yang menarik untuk memotret. Mungkin juga yang paling ramai dikunjungi. Di sekitar air mancur ada jalan setapak dan jalan dengan lantai hitam putih.

Kegiatan di Taman Sritanjung

Jogging
Bermain
Wisata kuliner
Berkumpul bersama keluarga dan teman
Menikmati pertunjukkan seni

Taman Sritanjung memiliki fasilitas yang bakal menyenangkan pengunjung. Seperti jalur jogging track ini, bisa untuk jogging atau buat yang pengen jalan santai keliling taman. Atau buat yang ingin melakukan terapi untuk kaki, bisa menggunakan refleksi stone. Lengkap. Jangan salah pilih lantai, ya!

taman sritanjung


Di tengah Taman Sritanjung dekat air mancur ada amphitheater mini yaitu panggung pertunjukan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pertunjukan kesenian dalam skala kecil. Namun bila tak ada jadwal pertunjukan, sehari-hari digunakan warga untuk duduk santai sambil ngobrol bersama orang-orang terdekat.

Di taman ini banyak banget tempat buat duduk-duduk. Di panggung tadi, atau di berbagai sudut yang ada bangku dari beton. Biasanya ditempat yang rindang.
Nah, buat yang ingin wisata kuliner, ada deretan kios PKL di bagian selatan taman. Kios-kios ini tertata dengan rapi. Tapi kalau pedangan asongan tetap ada. Seperti saya yang tergoda untuk membeli kacang rebus.

Penjual kacang rebus ini banyak. Mungkin ada yang mengkoordinasi ya. Mereka berkeliling taman sambil menawarkan dagangan. Yang unik adalah pikulan yang dipakai sebagai wadah kacang rebus. Ini pertama kalinya saya melihat model pikulan yang berbeda dengan biasanya. Pikulan ini sekilas berbentuk segitiga. Di sudut bawah adalah tempat untuk menaruh kacang rebus. Kacang-kacang ini diikat dalam satu kelompok. Per ikat Rp 1.000. Isinya tidak banyak. Kalau membeli tidak mungkin cuma seikat, pastinya lebih.

kacang rebus


Yang jualan kacang rebus ini bapak-bapak. Sepanjang yang saya tahu ya. Entah kalau ada ibu-ibunya. Cuma pas saya membeli ya sama bapak ini. Lainnya masih banyak penjual yang berjalan mendekati orang-orang dan menawarkan kacang rebus. Beberapa penjual lalu lalang di sekitar saya.

Setelah membeli kacang rebus saya memilih mencari tempat duduk lainnya. Kalau disini saya mendapat tempat yang agak rindang. Padahal ya sudah sore tidak masalah kena sinar matahari. Tapi tetap kan, mencari tempat yang rindang itu lebih nyaman.  Sambil melihat view pepohonan yang hijau, mata jadi segar kembali.

Sementara saya makan kacang bersama si sulung, dua anak saya tidak betah duduk-duduk saja, Akhirnya suami mengajak mereka bermain. Tepat di depan masjid ada sewa motor anak-anak gowes dan otopet. Saya lupa harga sewanya. Namun sebelum waktu yang diberikan habis, ternyata anak-anak sudah selesai bermain. Ini tak lain karena satu anak menabrak hingga mengakibatkan korban jatuh di atas pedestrian. Si mas di penyewaan yang lapor kepada kami.

Begitulah anak-anak. Mereka itu mengapa tidak mau mencari jalan sendiri. Kkalau naik motor berdekatan begini bisa menyengggol saudaranya lalu bertabrakan dan jatuh. Berakhirlah permainan ini tanpa pemaksaan. Tapi dengan rangisan panjang.

otopet


Saya yang sejak tadi makan kacang ingin ikut berhenti saja. Anggap saja sudah selesai ya karena proses makan kacang itu lama banget. Dimulai dari membuka kulit kacang. Kalau kulitnya lunak biasanya kacang masih muda, kurang mantap. Sedangkan jika kulitnya keras tandanya kacang sudah matang. Dibutuhkan sedikit kekuatan untuk menekan dan membuka kulit hingga mencopot satu per satu biji kacang. Dilanjutkan dengan proses mengunyah. Hwaa... lama-lama saya tidak betah juga.

Matahari mulai tenggelam, suara alunan murotal mulai terdengar menjelang maghrib. Namun suasana di Taman Sritanjung masih ramai. Kok, rasanya baru tadi saya duduk disini. Efek badan masih pegel, inginnya duduk santai saja. Di samping saya orang-orang masih betah bercengkerama.

Urusan kacang dianggap sudah selesai. Anak-anak sudah berkumpul. Si  bungsu mengadu kakinya sakit. Tapi masih bisa berjalan. Okelah, si ayah yang menuntunnya berjalan hingga tiba di masjid.

kuliner


Happy traveling!

^_^

Sumber bacaan:
www.banyuwangibagus.com

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

2 Komentar untuk "Sepotong Sore di Taman Sritanjung"

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel