Sepotong Sore di Taman Sritanjung
Jumat, 07 September 2018
2 Komentar
Taman
Sritanjung merupakan taman kebanggaan warga Banyuwangi. Dahulu taman ini
disebut Lapangan Tegel Masjid karena letaknya berada di depan masjid Jami
(masjid Agung Baiturrahman). Setelah direnovasi besar-besaran oleh bupati Azwar
Anas pada tahun 2012. Taman yang tadinya tak terawat dan kumuh ini berubah menjadi taman yang cantik. Yang dulu ada pagar, dihilangkan. Kantor unit laka lantas dipindah. Kemudian ditambah tanaman hias, fasilitas umum dan lampu-lampu sehingga tampak menarik seperti saat ini.
Taman
Sritanjung seluas 15.000 m2 ini adalah taman kota favorit warga. Taman
hijau yang asri yang bisa digunakan siapapun untuk menikmati udara terbuka
setiap waktu. Mata seolah dimanjakan dengan pemandangan rumput hijau. Sementara anak-anak yang butuh ruang gerak luas, bebas beraktivitas disini.
Lokasi
Taman Sritanjung berada di kawasan “sistem pemerintahan macapat”, yaitu sistem
tata kota yang didasarkan pada jumlah empat dengan pusat kota berada
ditengah-tengah. Jumlah emapt bangunan penting diantaranya adalah keraton,
tempat ibadah, pasar dan penjara yang tersebar di empat penjuru mata angin.
Alun-alun yaitu lapangan yang luas berada di tengah.
Alun-alun
merupakan tempat berkumpulnya warga. Di sebelah utara adalah pendapa sebagai
pusat pemerintahan. Bagian barat adalah masjid agung Baiturrahman sebagai
tempat ibadah. Di bagian timur ada penjara (yang sudah berubah menjadi Mall of
Sritanjung) sebagai simbol keamanan. Kemudian bagian selatan adalah pasar
Banyuwangi dan pusat pertokoan sebagai pusat kegiatan ekonomi.
Suasana
Taman Sritanjung
Desain
Taman Sritanjung ini menarik, hampir mirip dengan alun-alun Malang dan Batu.
Namun tetap ada yang unik dari Taman Sritanjung. Taman ini tampak terawat,
bersih dan rapi. Bahkan rumput-rumput dan tanaman hiasnya dipotong rapi. Di
beberapa titik disediakan tempat sampah.
Sore
itu, saya mampir di Taman Sritanjung. Sejenak menyusuri pedestrian yang
lenggang. Bangku-bangku diletakkan di beberapa titik. Saya memilih salah satu
bangku dan duduk sejenak. Rasanya betah duduk disini. Tak lama, anak-anak
memanggil, dan mengajak masuk ke taman.
Taman
Sritanjung yang rindang membuat orang nyaman untuk menikmati sepotong sore
bersama keluarga atau teman. Asalkan hari cerah, pasti pengunjung ramai. Beberapa
orang memilih duduk di rumput yang hijau. Sementara lainnya ada yang memilih
berada di dekat air mancur.
Air mancur yang berada di tengah taman ini menjadi salah satu spot yang menarik
untuk memotret. Mungkin juga yang paling ramai dikunjungi. Di sekitar air
mancur ada jalan setapak dan jalan dengan lantai hitam putih.
Kegiatan
di Taman Sritanjung
Jogging
Bermain
Wisata
kuliner
Berkumpul
bersama keluarga dan teman
Menikmati
pertunjukkan seni
Taman
Sritanjung memiliki fasilitas yang bakal menyenangkan pengunjung. Seperti jalur
jogging track ini, bisa untuk jogging atau buat yang pengen jalan santai
keliling taman. Atau buat yang ingin melakukan terapi untuk kaki, bisa
menggunakan refleksi stone. Lengkap. Jangan salah pilih lantai, ya!
Di
tengah Taman Sritanjung dekat air mancur ada amphitheater mini yaitu panggung
pertunjukan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pertunjukan kesenian
dalam skala kecil. Namun bila tak ada jadwal pertunjukan, sehari-hari digunakan
warga untuk duduk santai sambil ngobrol bersama orang-orang terdekat.
Di
taman ini banyak banget tempat buat duduk-duduk. Di panggung tadi, atau di
berbagai sudut yang ada bangku dari beton. Biasanya ditempat yang rindang.
Nah,
buat yang ingin wisata kuliner, ada deretan kios PKL di bagian selatan taman.
Kios-kios ini tertata dengan rapi. Tapi kalau pedangan asongan tetap ada.
Seperti saya yang tergoda untuk membeli kacang rebus.
Penjual
kacang rebus ini banyak. Mungkin ada yang mengkoordinasi ya. Mereka berkeliling
taman sambil menawarkan dagangan. Yang unik adalah pikulan yang dipakai sebagai
wadah kacang rebus. Ini pertama kalinya saya melihat model pikulan yang berbeda dengan biasanya. Pikulan ini sekilas berbentuk segitiga. Di sudut bawah
adalah tempat untuk menaruh kacang rebus. Kacang-kacang ini diikat dalam satu
kelompok. Per ikat Rp 1.000. Isinya tidak banyak. Kalau membeli tidak mungkin
cuma seikat, pastinya lebih.
Yang
jualan kacang rebus ini bapak-bapak. Sepanjang yang saya tahu ya. Entah kalau
ada ibu-ibunya. Cuma pas saya membeli ya sama bapak ini. Lainnya masih banyak penjual yang berjalan mendekati orang-orang dan menawarkan kacang rebus. Beberapa penjual lalu lalang di sekitar saya.
Setelah
membeli kacang rebus saya memilih mencari tempat duduk lainnya. Kalau disini saya
mendapat tempat yang agak rindang. Padahal ya sudah sore tidak masalah kena
sinar matahari. Tapi tetap kan, mencari tempat yang rindang itu lebih
nyaman. Sambil melihat view pepohonan
yang hijau, mata jadi segar kembali.
Sementara
saya makan kacang bersama si sulung, dua anak saya tidak betah duduk-duduk
saja, Akhirnya suami mengajak mereka bermain. Tepat di depan masjid ada sewa
motor anak-anak gowes dan otopet. Saya lupa harga sewanya. Namun sebelum waktu
yang diberikan habis, ternyata anak-anak sudah selesai bermain. Ini tak lain
karena satu anak menabrak hingga mengakibatkan korban jatuh di atas pedestrian. Si mas di penyewaan yang lapor kepada kami.
Begitulah anak-anak. Mereka itu mengapa
tidak mau mencari jalan sendiri. Kkalau naik motor berdekatan begini bisa menyengggol saudaranya lalu bertabrakan dan jatuh. Berakhirlah permainan ini tanpa pemaksaan. Tapi dengan rangisan panjang.
Saya
yang sejak tadi makan kacang ingin ikut berhenti saja. Anggap saja sudah
selesai ya karena proses makan kacang itu lama banget. Dimulai dari membuka
kulit kacang. Kalau kulitnya lunak biasanya kacang masih muda, kurang mantap.
Sedangkan jika kulitnya keras tandanya kacang sudah matang. Dibutuhkan sedikit
kekuatan untuk menekan dan membuka kulit hingga mencopot satu per satu biji
kacang. Dilanjutkan dengan proses mengunyah. Hwaa... lama-lama saya tidak betah
juga.
Matahari mulai tenggelam, suara alunan murotal mulai terdengar menjelang maghrib. Namun suasana di Taman Sritanjung masih ramai. Kok, rasanya baru tadi saya duduk disini. Efek badan masih pegel, inginnya duduk santai saja. Di samping saya orang-orang masih betah bercengkerama.
Urusan kacang dianggap sudah selesai. Anak-anak sudah
berkumpul. Si bungsu mengadu kakinya
sakit. Tapi masih bisa berjalan. Okelah, si ayah yang menuntunnya berjalan hingga tiba di masjid.
Happy
traveling!
^_^
Sumber
bacaan:
www.banyuwangibagus.com
Enak nih tamannya buat olahraga. Kelihatan bersih juga tamannya :)
BalasHapusIya, bersih. Tanamannya terawat.
Hapus