Lontong Balap Rajawali, Tetap Lezat Sejak 1956

lontong balap rajawali, surabaya


Assalamualaikum,

Ingin menikmati kuliner lokal Surabaya? Tapi bingung karena banyak pilihannya. Well, jika teman-teman sedang berada di Surabaya Barat, di JMP (Jembatan Merah Plaza), cobalah mencicipi Lontong Balap Rajawali yang sudah ada sejak tahun 1956.


Lokasinya memang dekat dengan JMP. Namun jika teman-teman juga ingin belanja di JMP sebaiknya mampir dulu di Lontong Balap Rajawali. Karena lokasi lontong balap ini sebelum JMP. Tapi kalau sudah di JMP dulu, bakal muter-muter. Tidak apa sih, anggap saja keliling kota lama sambil melihat banyak bangunan tua yang berdiri dengan kokoh.

Tidak ada tempat parkir

Buat yang baru pertama kali datang ke Lontong Balap Rajawali, biasanya bingung mau memarkir kendaraannya. Di depan depot? Disamping? Atau dimana?

Kalau kendaraan roda dua mudah saja. Tinggal ditaruh dekat depot. Sedangkan kendaraan roda empat, bisa diparkir di depan dan disamping depot. Tapi kalau sedang ramai pembeli, tempat-tempat tersebut juga penuh mobil. Jadi parkirnya agak jauh saja.

depot lontong balap rajawali


Suami akhirnya bisa parkir disamping depot, berdekatan dengan rumah makan Laksamana. Agak mepet dengan gerobak penjual makanan dan minuman. Biasanya kalau jam makan, ramai kendaraan juga. Sementara kalau di depan depot Lontong Balap, suami saya agak khawatir. Cuma tidak biasa saja parkir mobil di tepi jalan kalau di Surabaya.

Depot lontong balap Rajawali ini kecil mungil di pojokan. Karena berada di jalan Rajawali maka dinamakan lontong balap rajawali. Saya katakan di pojokan karena di sampingnya ada jalan lagi. Satu jalur dengan RM. Laksamana. Di jalan Rajawali ini memang banyak jalan menuju JMP. Tapi ingat disini satu arah. Kudu waspada biar tidak muter-muter.

Lezatnya lontong balap Rajawali tak berubah sejak 1956

Yang menarik dari bangunan depot lontong balap Rajawali adalah tulisan angka tahun. Ya, sejak tahun 1956, katanya rasa lontong balap tidak pernah berubah. Well, pada tahun itu saya belum lahir, dong. Tapi ini menjadi daya tarik bagi pelanggan baru atau calon pelanggan. Bagaimana sebuah usaha kuliner masih terus bertahan ditempa waktu dan kondisi adalah suatu kebanggaan bagi pemiliknya.

Selain itu, dengan mencantumkan tahun, maka pembeli akan mengetahui sedikit atau banyak sejarah berdirinya depot ini. Juga termasuk salah satu promosi juga. kalau saya menangkapnya, soal cita rasa memang harus khas, memiliki nilai lebih yang tetap mampu menarik pembeli dari berbagai kalangan dan usia.

Masuk depot dengan dinding dan pintu kaca membuat ruangan yang super sempit ini terlihat agak luas. Pelanggan lontong balap masih bisa menikmati pemandangan jalan raya dari dinding kaca kehitaman. Meja-meja panjang menempel di dinding demi memaksimalkan tempat makan. Sementara di bagian tengah merupakan meja yang ada kakinya.

depot lontong balap rajawali


Seorang pelayan segera tanggap begitu ada pelanggan memasuki ruang. Menu-menu yang ditawarkan menyapa para pembeli. “Lontong balap, 3 porsi, sate kerang,....”

Saya belum juga paham mau pesan apa, tapi menu-menu meluncur dengan deras menghujani kepala saya. Jujur, saya masih memikirkan anak saya habis atau tidak kalau pesan 1 porsi. Saya saling pandang kepada suami.

“Lontong balap, 2 porsi tambah setengah...”

“Oh, bisa toh pesan setengah porsi?”

“Bisa!”

“Iya, pak, sama setengah porsi buat anak saya.”

“Pakai lontong atau tidak?”

“Pakai lontong.”

“Minumnya es teh, es jeruk atau es degan?”

“Es degan nggak pakai es 2 (apa dong namanya?) dan es teh 1.”

Saya masih melihat sekeliling ruangan mungil bin sempit ini. Untuk bergerak saja terbatas. Tapi rapi dan bersih. Kerupuk dalam wadah besar ditaruh menempel di dinding. Di pojokan dinding ditaruh ambalan, kosong. Fungsinya sih untuk menaruh piring kotor kita atau apa saja biar tidak memenuhi meja saja.

Tidak perlu menunggu lama, semua pesanan diantar si bapak. Lontong balap 2 porsi dan setengah porsi. Semuanya lengkap dengan lontong. Kalau mau menambahkan kecap dan sambal tersedia di setiap meja. Bebas.

Lontong balap ini terdiri dari lontong, taoge, lento, tahu goreng, kuah dan taburan bawang merah goreng. Yang menarik adalah kuahnya. Bagi saya kuah lontong balap memiliki racikan yang berbeda. Saya suka dengan rasa gurihnya. Setiap menyendok kuah saja, terasa lezat. Lontong lalap itu memiliki ciri khas banyak taoge, kadang sampai menggunung. Disini juga seperti itu. Kalau dikatakan banyak banget, tidak juga. Taoge sudah matang, jadi empuk ketika dikunyah.

lontong balap rajawali, surabaya


Tadinya saya khawatir makan lontong balap itu karena kuahnya panas. Iya sih kuah di dapurnya pasti diatas kompor yang menyala. Tapi disini, kuah dihidangkan tidak dalam keadaan panas yang menyisakan asap tipisnya. Cukup hangat. Jadi bisa langsung disantap.

Yang menjadi masalah mungkin lento. Lento itu pada dasarnya berbahan dasar kedelai. Nah, lento disini ada campuran kedelai utuh. Jadi ketika digoreng, kedelai ini cukup keras. Masih bisa dikunyah seperti biasa, sih. Cuma bagi mereka yang memiliki masalah dengan gigi akan kesulitan. Seperti anak kecil atau orang tua.

Di luar dugaan saya, si bungsu ternyata suka dengan lontong balap, kecuali lento. Setengah porsi habis dengan cepat. Sebenarnya yang satu porsi tidak banyak. Kalau suka makan berat, mungkin bisa pesan 2 porsi. Seperti suami saya yang ternyata lebih dahulu menghabiskan lontong balap. Ingin menambah satu porsi namun khawatir tidak habis. Akhirnya pesan setengah porsi tanpa lontong. Eh, si bungsu kok ya mau nambah. Setengah porsi milik ayahnya dimakan berdua.

Jadi....masih kurang? Tidak! Saya sih cukup dengan satu porsi saja. Masih ada segelas minuman yang harus kami habisnya. Jangan memenuhi perut dengan makanan saja. Nanti minuman yang kami pesan tidak mendapat tempat di dalam perut! 

Harga Lontong Balap Rajawali

Untuk menikmati 1 porsi lontong balap Rajawali saya harus merogoh kocek sebesar Rp 20.000. Kalau membeli setengah porsi ya dihitung separuh harga tadi. Harga masih terjangkau, bukan?

Sedangkan minuman yang saya pesan adalah degan dan es teh. Untuk degan tanpa es Rp 10.000, es teh Rp 5.000. Degannya masih muda dan empuknya pas banget. Saya suka dengan degan ini karena sirup yang dipakai tidak bikin tenggorokan serik (apa ya bahasa Indonesianya?). Kalau ada pertanyaan pengen nambah apa, pasti saya jawab degan ini. Tanpa es tetap nikmat dan segar.

Buat teman-teman yang ingin menikmati kuliner khas Surabaya, coba deh kalau berada di sekitar JMP mampir ke Lontong Balap Rajawali.

* Harga tersebut pada saat saya berkunjung pada bulan September.
* Harga sewaktu-waktu berubah.  

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

16 Komentar untuk "Lontong Balap Rajawali, Tetap Lezat Sejak 1956"

  1. Melegendaaaaa yaaak :D

    Kupenasaran dengan dunia perlontongan ini ya ampoooooon :D

    BalasHapus
  2. Kayak apa ya rasanya... Kliatannya sih pedes gurih gitu yaa... Jdi kepingin nih mba Nur 😋😋

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasanya gurih sih. Kalau mau lebih mantap boleh dikasih sambal.

      Hapus
  3. Waduuuh aku jadi bernolstagia tentang Surabaya baca postingan ini mbak hahaha.. tapi sayangnya meski 10 tahun pernah tinggal di Surabaya, aku kok belum pernah nyoba Lontong Balap ini ya, yang Lontong balap pak Gendut sih sudah .. tahu campur dong mbak depan JW Marriot!

    BalasHapus
  4. lontong balap sih aku blm pernah coba, tp lento pernah. dan jujurnya ga doyan kalo lento.

    kalo baca ini, lontong balap mungkin bisa cocok ama lidahku :D. tdnya kupikir lontong balap itu kuahnya kental kayak saus kacang, tp ternyata encer ya mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak familiar dengan lento ya. Anak2ku aja merasa aneh dengan lento. Jadi disisain. Sementara aku yang merasa sayang akhirnya kumakan juga.

      Hapus
  5. Belum pernah coba, penasaran. Tapi di Jakarta sepertinya tidak ada. Mungkin mirip dengan toge goreng ya kalau di Jakarta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh, aku kurang tahu sih kalau di daerah lain seperti apa.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel