Bolehkah Anak-Anak Bertengkar
Selasa, 04 April 2017
14 Komentar
Assalamualaikum
moms,
Bertengkar
di antara anak-anak adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Ketiga anak saya
(semuanya laki-laki) pernah melakukannya. Menginjak usia remaja si sulung sudah
tidak bertengkar lagi. Masih ada dua anak yang setiap hari rasanya ada saja
masalah yang menyulut perkelahian.
Sebenarnya
sepele, seperti rebutan mainan, barang, makanan, dsb. Entah siapa yang memulai
hingga perkelahian tak bisa dihindari. Mulai dari adu mulut hingga kontak fisik.
Dari semula mencolek hingga membalasnya.
Moms yang memiliki
anak-anak laki-laki apakah seperti ini juga?
Sampai
bosan saya menjadi penonton adegan demi adegan mereka. Kalau tak kunjung
selesai saya biasanya melerai. Atau kalau emosi masing-masing anak semakin tak
terkendali. Pasti tak berunjung. Kecuali salah satu kalah atau terpaksa mengalah.
Kadang mau bermaafan, tapi tak jarang keduanya merasa benar semua sehingga
tidak ada yang bersedia meminta maaf dan memaafkan.
Tapi
sesudah huru-hara seperti ini mereka baik-baik saja. Kembali lagi main bersama, saling menyayangi saudaranya, seolah
tidak pernah terjadi perkelahian apapun. Tidak ada rasa sakit hati. Semua permasalahan
diantara mereka sudah selesai.
Lalu,
saya teringat oleh keluhan seorang ibu dalam sebuah pertemuan orang tua dan
guru TK. Ceritanya si ibu ini jengkel sekali melihat anaknya (laki-laki) tidak
pernah melawan ketika ada anak menjahilinya. Dia selalu mengalah. Sehingga tidak
pernah terjadi perkelahian. Sementara si ibu merasa bahwa menjadi seorang anak
laki-laki harus gentle. Salah satu
caranya ya dengan berkelahi.
Sontak
saja semua yang hadir mendengarkan dengan seksama. Yang awalnya terharu lalu
tertawa. Mungkin aneh, tapi begitulah. Biasanya orang tua terganggu dengan
pertengkaran diantara anak-anak sementara si ibu ini sangat menginginkannya. Entah
apa yang ada dalam pikiran si ibu hingga dia merasa gemas dengan tingkah anaknya.
Seperti anak-anak pada umumnya, si ibu ini ingin agar sifat anaknya berubah.
Sebagaimana
kita biasa mengamini bahwa laki-laki itu harus kuat, berani dan siap melakukan
tindakan fisik jika dirasa perlu. Namun apa daya, jika si anak tidak pernah
sekalipun bertengkar. Kalau dengan adiknya tidak bertengkar karena adiknya
masih balita dan perempuan, mengapa tidak dengan teman-teman sekolahnya. Minimal
untuk melindungi diri sendiri. Bukankah seorang laki-laki harus kuat dan tidak
boleh menyerah begitu saja? Tidak boleh bersifat lembut dan mengalah kepada
lawannya?
Si
ibu tadi khawatir jika anaknya tidak mampu melawan akan banyak anak-anak yang
dengan seenaknya membully. Semoga saja ini hanya kekhawatiran sesaat. Mungkin saja
si anak merasa nyaman dengan tidak melawan. Itu adalah pilihan si anak. Meskipun
ibunya berkali-kali mendorong si anak untuk melawan. Sekedar untuk menunjukkan
bahwa seorang anak mampu melindungi dirinya.
Sampai
pertemuan selesai tidak ada jawaban yang memuaskan buat si ibu. Akhirnya dia
berharap semoga kelak anaknya mampu membawa diri dan tentu saja gentle.
Saya
saja bosen dan jengkel melihat perkelahian diantara anak-anak. Tapi kok ya ada
yang menginginkan anaknya berkelahi. Semuanya memang ada sebabnya. Bahkan ketika
si anak tersebut tidak mau berkelahi bukan karena tidak bisa. Tapi karena dia
merasa bahwa perbuatan seperti itu tidak perlu dibalas.
Kadang
sempat berpikir, sampai kapan ya mereka berhenti memperebutkan sesuatu yang
tidak penting? Tapi kemudian, saya merasa mungkin mereka harus melewati tahapan
seperti ini dulu agar bisa menyelesaikan masalahnya. Asalkan tidak berbahaya,
saya masih membiarkan mereka. Tidak akan ada hasilnya jika saya ikut emosi. Semuanya
panas siapa yang mendinginkan?
Kemudian
saya merasa sepi ketika anak kedua sedang kemah atau mabit. Tidak ada keributan
di rumah. Hanya ada si bungsu. Sepi. Pada keadaan seperti ini saya merasa
merindukan keramaian bersama anak-anak. Keramaian yang bisa memicu
pertengkaran.
Seperti
ditulis tempo.co, “Dari berkelahi, baik kakak maupun adik akan belajar
memecahkan masalah, memahami sudut pandang orang lain, dan menghormati hak,
perasaan, maupun barang milik orang lain. Anak yang memiliki temperamen yang
tinggi kemungkinan lebih sering bertengkar. Tapi, seiring bertambahnya usia,
anak akan lebih jarang berkelahi karena ia telah belajar cara mengatasi masalah
yang muncul, tanpa harus diselesaikan dengan perkelahian.”
Ketika
satu anak sudah beranjak remaja, masih tersisa dua adiknya yang memicu
keributan di rumah. Time flies. Saya ingin
ikhlas menikmati suatu masa ketika kehebohan, kerusuhan, kelucuan dan semua hal
mengenai anak-anak yang benar-benar menguras kesabaran. Sebelum semuanya perlahan menghilang, saya ingin mereka bebas
mengeksploistasi masa kanak-kanak. Saat seperti itu akan datang. Dan saya pasti
akan merindukannya.
^_^
Sumber
bacaan:
https://cantik.tempo.co/read/news/2017/01/06/336833199/kakak-dan-adik-bertengkar-ternyata-ada-manfaatnya
Anakku udh mulai nih mba srg ribut :p. Adeknya umur 13 bulan, kaka umur 4.5 thn. Si kaka sih pengalah, tp kdg2 kesabarannya abis kalo adeknya slaluuu aja ngerebut mainan dia :p.
BalasHapusUjung2nya berantem rebutan.. Hahahahaha.. Aku suka lucu kalo si adek mulai tepok muka kakanya kalo berusaha mempertahankan brg dia. Krn msh kecil tepokannya jg ga sakit, dan untungnya si kaka ga ngebalas.. Duuuh aku suka kgn deh kalo mereka ribut gt. Ga kebayang kalo si adek makin gede soalnya wkwkwjwk...
Gpp lah mrk sesekali ribut. Aku ama adekku dulu srg bgt berantem. Tp toh skr kami sangat deket malah
Yang bungsu sering jadi korban. Ya karena dia paling kecil dari kakaknya. Tapi kadang yang bungsu yang jahili kakaknya. Ternyata sama aja.
Hapuswajar menurutku, seiring atmbah suai dan dewasa mereka gak bertengkar lagi malah sering curhatan
BalasHapusSeiring bertambahnya usia, anak semakin mengerti.
HapusKarena baru akan punya anak jadi baru bisa pantengin tulisan pengalamanmu mbak. :D
BalasHapusHaha...ini sih cerita sehari-hari mba.
HapusSehat-sehat semuanya ya.
Aku.menunggu momen berantem itu lha setelah 9thn nadia baru punya ade je ntah nanti kakak bakalan galak ga tu ama adeknya skr sih syang bgt udah situnggu sejak lama soalnya
BalasHapusMudah-mudahan kakak dan adiknya rukun dan sayang selalu.
Hapusanak sulungku awalnya seperti itu, sampai dia punya adik. Sikapnya berubah, disenggol sedikit langsung marah. Padahal dulu, dipukul aja, diem dan gak membalas
BalasHapusAnak-anak masih berproses ya. Semoga rukun selalu.
HapusTulisan yang bagus, anak ku juga laki-laki sama perempuan 8 tahun dan 6 tahun bertengkar terus kalau ketemu.
BalasHapusBegitulah, mba.Masih anak-anak.
Hapusvery interesting when I see it.
BalasHapusThanks.
Hapus