Senja di Bibir Pantai



Kau benar. Aku tak akan berhenti bertanya hanya dengan mendengar ceritamu. Aku setuju dengan ajakanmu. Kita akan mengunjungi pantai itu, seperti dalam ceritamu. Aku bersorak kegirangan seperti anak kecil.


Jangan katakan aku kampungan, ndeso dan norak. Aku memang jarang melihat pantai. Kau bahkan terkekeh melihatku. Sudahlah, aku siap kapanpun kau ajak pergi. Suara debur ombak seolah memanggil namaku.

Aku datang. Aku berlari menyusuri pantai, melepas rindu. Mencecap debur ombak. Aih, pasir putihnya...”Aku akan membuat istana yang cantik.”

Kau tersenyum. “Kenapa tak ada cerita lagi?”

“Karena kau sudah tahu ceritanya.”

“Tidak. Aku ingin kau tetap bercerita.”

Tiba-tiba kau berseru. “Ayo, pulang!”

Aku masih duduk diatas istanaku. Aku belum mengukir nama kita. Aku sungguh masih ingin disini. Tapi kau memaksa. Aku tak peduli. Aku ingin menyelesaikan istanaku. Kau menarik lenganku. “Oww..sakit! Lepaskan!”

“Kita harus pergi! Sekarang!” teriakmu.

“Kau pergi saja!” hardikku.

“Aku orang pesisir. Aku biasa berkawan dengan laut. Aku selalu bertanya pada alam apa yang akan terjadi nanti. Aku melihat pertanda buruk. Kau harus percaya padaku!”

“Hentikan omong kosongmu!”

“Kau harus percaya atau aku akan meninggalkanmu!”

Matahari mulai meredup. Awan hitam menggantung. Kelam. Benarkah ucapanmu? Aku melangkah gontai, sementara kau berlari menjauh. Hamparan laut bergemuruh. “Tunggu aku!!!”

 #CERMIN (cerita mini)

Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

Belum ada Komentar untuk "Senja di Bibir Pantai"

Posting Komentar

Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel