Investasi Sosial
Jumat, 29 April 2016
Tulis Komentar
Saya
menemukan istilah investasi sosial di buku berjudul Berjalan di Atas Cahaya
karya Hanum Salsabiela Rais, dkk. Saya tergelitik untuk membuat tulisan di
blog. Disini saya tidak sedang mereview buku tersebut. Saya ingin membahas salah satu point yang ditulis
di halaman 7, “investasi sosial”.
Setahu
saya investasi itu menanam modal. Menaruh sejumlah uang, barang, surat berharga
yang nilainya akan meningkat di masa mendatang. Lalu apa bedanya dengan
invetasi sosial? Beda banget.
Investasi
sosial bukan sesuatu yang abrakadabra. Bukan pula sesuatu yang ujug-ujug alias
tiba-tiba. Semua ditanam dalam proses lama, sehingga suatu saat kita akan
memetiknya. Sebenarnya, kita tak boleh meniatkan untuk memiliki hubungan baik
dengan banyak orang agar memiliki investasi sosial. Agar suatu saat kita bisa merasakan
keuntungannya. Agar suatu saat kita dibantu. Agar suatu saat kita ditolong.
Berhubungan baik dengan semua orang adalah keniscayaan. Suatu lakon yang harus
dilandasi keikhlasan. (Berjalan di atas Cahaya, hal 7)
Dalam
cerita ini, Hanum sebagai seorang jurnalis sedang mendapat tugas liputan di
beberapa negara di Eropa dengan dana USD 3.000. Sebuah angka yang mustahil.
Maka A Man Kutzenberger menyarankan untuk membuka investasi sosial Hamum selama
3 tahun tinggal di Eropa.
...Kau
punya teman dan kolega banyak sekali di Eropa. Itu investasimu selama 3 tahun.
Nah, carilah rute perjalanan liputan yang paling masuk akal dengan kapital
sekecil itu... (hal 6)
Manusia
adalah makhluk sosial. Sejak kita bisa bersosialisasi saya yakin kita sudah
melakukan banyak investasi sosial. Adakah yang bisa menghitungnya? Sejak kecil
hingga dewasa kini.
Tak
ada yang benar-benar mengerti bahwa apa yang selama ini kita lakukan adalah
investasi sosial. Atau memang diniatkan untuk investasi sosial. Perbuatan di
masa lalu itu natural saja. Agama menjadi pedoman agar tidak salah langkah.
Bicara
investasi itu memerlukan waktu yang panjang. Hasilnya bisa dipetik di kemudian
hari. Tidak hari ini! Investasi sosial itu dibutuhkan ketika kita sedang
berhadapan dengan sekian banyak masalah. Kita membutuhkan orang lain untuk
membantu dan memperlancar usaha kita. Bagaimana kalau selama ini kita tidak
pernah berbuat baik. Sebagai “hukuman” tak ada orang yang bersedia membantu.
Kira-kira seperti itu.
Kalau
saya pribadi mengatakan ini sebagai sebab akibat. Karena kita berbuat baik maka
orang akan berbuat baik pada kita. Meski yang namanya orang banyak ada juga
yang bersinggungan sana sini. Tapi selalu yakin selalu ada kebaikan yang akan
mengelilingi kita.
Jadi
meskipun ada istilah investasi sosial sebaiknya niatkan semua perbuatan baik
dengan hati yang ikhlas. Bukan karena mengharapkan kebaikan, jabatan, uang,
status sosial. Bukan pula untuk menarik hati, simpati, perhatian dari orang
lain. Apalagi untuk pencitraan.
Ikhlas
berbuat baik!
Belum ada Komentar untuk "Investasi Sosial"
Posting Komentar
Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!