Air Terjun Kakek Bodo
Jumat, 14 Oktober 2016
16 Komentar
Assalamualaikum
travelers,
Sudah
ada rencana buat jalan-jalan? Mau mencari yang murmer dengan sedikit tantangan?
Ada yang mengatakan bahwa tidak seru traveling tanpa perjuangan. Yeah, yang
namanya perjuangan bisa bermacam-macam. Misalnya naik turun gunung dengan medan
yang tak mudah atau mencari tempat yang hendak dituju tapi tak kunjung ketemu,
dsb.
Perjalanan
menuju lokasi wisata ini sungguh dimanjakan dengan pemandangan pegunungan,
rumah-rumah penduduk yang berada dibawah dan diatas dan hamparan sawah. Vila,
hotel, penginapan bertaburan di daerah ini. Tinggal pilih sesuai keinginan atau
sesuai budget. Saya seperti ingin berteriak, “Wow”. Saya bersyukur masih diberi
kesempatan dan kesehatan untuk melihat dan mengunjungi tempat-tempat yang
indah. Sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga.
Asal
Usul air terjun Kakek Bodo
Nama
air terjun Kakek Bodo berasal dari cerita penduduk setempat. Kakek Bodo
dahulunya adalah seorang pembantu rumah tangga keluarga Belanda. Dia orang yang
saleh dan jujur. Dia meninggalkan keluarga Belanda untuk menyucikan diri
meninggalkan masalah duniawi dengan bertapa. Karena sikapnya ini, keluarga
Belanda yang ditinggalkan menyebutnya sebagai kakek yang bodoh (Kakek Bodo).
Berkat
bertapanya, si kakek memiliki kelebihan/kesaktian yang digunakan untuk membantu
masyarakat setempat yang meminta pertolongan. Kakek Bodo meninggal di tempat
bertapanya. Makamnya sampai sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat.
Cerita
tersebut bisa ditemui di Makam Kakek Bodo yang terletak di area air terjun ini.
Lokasi
wisata:
Jl.
Taman Wisata no. 541, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
Air
terjun Kakek Bodo merupakan destinasi wisata favorit di Pasuruan. Terletak di
lereng gunung Arjuno, dengan hamparan pemandangan yang menyejukkan mata.
Pohon-pohon tinggi menjulang membuat suasana tampak natural. Udara disini
terasa sejuk.
Tiket
masuk:
Rp.
10.000
Parkir
Rp 5.000.
Kendaraan
bisa diparkir tepat di depan pintu masuk lokasi wisata. Dari sini saja saya
bisa menghirup udara sejuk. Ingin segera turun ke bawah dan melihat air terjunnya.
Jarak
dari loket hingga air terjun kurang lebih 400 meter. Katanya sih jalannya
landai. Maksud saya tidak banyak tanjakan. Hati terasa tenang seketika. Tapi
faktanya, dimana-mana travelers melihat air terjun biasanya tetap butuh
perjuangan. Hiks..hiks perjuangan. Dan mestinya butuh latihan agar ringan
melangkah.
Melihat
tempatnya yang nyaman karena banyak mainan anak, saya yakin kedua bocah bakal
betah disini. Langkah pertama menuju air terjun adalah dengan menuruni tangga.
Oke, tangganya masih mudah, lalu menuju jembatan. Total ada 3 jembatan disini,
semuanya berwarna orange, ngejreng banget.
Anak-anak
girang bukan main. Maksud hati mau main-main dulu, tapi kami khawatir hari
semakin sore. Kami datang sudah sore. Aduh, salah waktu lagi. Padahal
sebenarnya jam berkunjung dibatasi hingga pukul 16.00 saja. Tapi kok ya masih
banyak yang datang setelah jam tersebut.
Setengah
perjalanan saya masih kuat, demikian juga anak-anak. Ah, mereka tetap semangat.
My trip my adventure! Saya membawa bekal satu botol air mineral. Saya rasa
sudah cukup karena tadi di parkiran baru
saja makan (bawa nasi bungkus). Ceritanya makan siang tapi agak terlambat karena anak-anak tidur selama
perjalanan.
Kalau
sedang dalam perjalanan seperti ini waktu makan harus menyesuaikan. Diantara
jam makan berikutnya bisa diisi dengan snack agar perut tidak kosong dalam
jangka panjang. Harus bisa survive gitu loh! Dalam keadaan kenyang saya harap
saya, suami dan anak-anak akan kuat naik turun tangga hingga pulang.
Lagi-lagi
saya yang kalah. Tapi saya tidak mau sendirian. Jadi saya minta si kecil menemani
saya yang sedang ngos-ngosan di ayunan. Sambil main ayunan sambil mengatur
nafas. Biarlah suami dan kakaknya yang melihat air terjun.
Rupanya
si kecil tak betah bersama saya, “Ayo, ikut ayah!”
Oke,
dengan sepenuh harap, semoga kuat, doa saya dalam hati. Daripada malu dihadapan
anak kecil, saya melangkah pelan saja. Perjalanan tak mudah bagi orang macam
saya yang jarang berolahraga. Uhuk!
Dibutuhkan
tenaga ekstra untuk mendaki tangga. Berat banget! Selanjutnya melewati
jembatan. Jalan mulai lempeng deh. Syukurlah jalanan bagus. Jadi tidak terjal
ataupun licin. Jalanan sudah dibuat nyaman bagi pengunjung.
Semakin
mendekati air terjun udara makin dingin. Rasa takjub muncul ketika melihat air
terjun dari kejauhan. “Ayo!” teriak si bungsu bersemangat. Dia tidak sabar
ingin segera bergabung dengan kakaknya, bermain air.
Waktunya
bermain
Anak-anak
tidak tahan untuk segera bermain air di sungainya. Airnya jernih. Jika berdiri
didalam air ini, kaki kita bakal kelihatan. Pastikan mencari tempat yang aman.
Kalau saya memilih di pinggir saja. Duduk di batu sungai yang agak besar sambil
memandang kagum air terjun.
Pengunjung
sudah mulai sepi. Waktu berkunjung sebenarnya sudah berakhir dari tadi. Maka
kami harus bergegas pulang. Tentunya setelah puas mengabadikan momen ini.
Untuk
foto-foto saja mesti gantian sama pengunjung lain. Untungnya tidak banyak
antrian. Asalkan bersabar saja. Semuanya pasti ingin mendapatkan background
air terjun.
Fasilitas:
Warung.
Ada
banyak warung disini. Sayangnya tidak ada yang buka. Mungkin karena saya
datangnya menjelang jam tutup. Mungkin juga karena waktu itu bukan weekend.
Aduh, salah waktu lagi. Tapi tadi sempat bertemu dengan salah satu penjual disini.
Dia menawarkan minuman kepada saya dan pengunjung lainnya.
Saya
merasa beruntung ketika jalan-jalan tidak di akhir pekan. Alasan saya cukup
sederhana, tidak banyak orang jadi tidak ramai. Lalu bisa puas cari spot buat
motret. Maklum amatir.
Toilet.
Meski kurang memadai dan kurang terjaga kebersihannya tapi jumlahnya banyak.
Mulai di pintu masuk hingga di dalam area wisata.
Mushola.
Di tengah area wisata dibangun mushola yang lumayan luas. Pernah sih melihat di
tempat wisata yang ukurannya terbatas hanya dua shaf. Dilengkapi dengan tempat
wudhu dan toilet yang tidak memadai.
Tempat
bermain. Berkunjung disini cukup menyenangkan
buat anak-anak. Banyak mainan seperti ayunan, dsb. Saya saja senang naik
ayunan. Ibaratnya mengenang masa kecil saya dulu. Bagaimana dengan anak-anak? Pasti
pengen ya.
Bangku.
Nah, yang namanya wisata alam pasti butuh tenaga ekstra ya. Sebagai pengunjung
saya merasa terbantu dengan adanya bangku-bangku di taman maupun di pinggir
jalan. Lumayan buat melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan.
Oh
ya, tempat ini sangat menyenangkan buat mata saya yang letih. Saya dapat
memandang pohon-pohon tinggi, hijau, segar. Sambil beristirahat, mata memandang
alam sekeliling.
Jalan.
Disini sudah ada jalan menuju air terjun yang nyaman dan tidak perlu takut
tergelincir.
Kolam
renang. Buat yang suka bermain air atau mau
berenang, monggo mampir. Sayangnya saya tidak sempat kesini. Karena hari sudah
sore, pasti harus buru-buru pulang.
Area
outbond/kemah. Tempat ini sering dipakai
anak-anak sekolah untuk kegiatan outbond dan kemah.
Anak-anak
sebenarnya kurang puas berada disini. Masih ingin ke kolam renang, masih mau
bermain air. Padahal bajunya sudah kecipratan air terjun. Andaikan bisa, saya
ingin perpanjangan waktu kepada petugasnya. Tapi, mengingat sebentar lagi akan
gelap, ya travelingnya berakhir sampai disini saja.
So,
sudah siap buat berakhir pekan?
^_^
What? Pasuruan? Sy kok ga pernah tau kemana aja.. hehehe.. bpk sy asli pasuruan dan sering kesana kalo nyekar makam mbah kung. Tp ga tau tempat ini..hehehe
BalasHapusLihat GPS aja mba, kalau mau kesini. Jalan menuju tempat ini mudah kok. Pasti ketemu.
HapusTau ga mba, dulu aku kira air terjun ini hanya imaginer dr pengarang novel S Mara GD di serial novelnya Misteri pembunuhan di kakek bodo. :D ternyata tempatnya itu bnran nyata yaaa. Aku jd beneran pgn bgt ksana. Pgn liat lgs sambil bayangin cerita novelnya.. kalo di novel ceritanya ada pembunuhan di air terjunbya itu :D
BalasHapusHahaha..mba Fanny, mungkin penulisnya pengen ada setting di air terjun kakek bodo.
HapusBagus mbak air terjunnya.. Dan kelihatannya tempatnya bersih.
BalasHapusLumayan jauh Mbak dr Tuban ke prigen.
Perjalanan sekitar 4 jam kalau lancar.
HapusMba, viewnya langka yaa. Aku udah lama ngga lihat air terjun...kakek bodo cuma namanya yaa, tapi saleh dan baik ya mba..aku kira ada Hubungannya
BalasHapusCerita kakek bodo nggak tahu kebenaranny, mba. Asli sejuk disini.
HapusAku suka lihat view pohon-pohonnya yang tinggi itu. Cuma kok air terjunnya kelihatan kecil dan debit airnya dikit ya Mba? Apa mungkin karena belum musim hujan ya?
BalasHapusSenang berada di alam seperti ini.
HapusBtw, air terjunnya emang nggak gedhe. Bukan yang foto air terjun di bawah foto ayunan ya. Masih jalan terus baru ketemu air terjunnya.
aduh pesona gunung dan terasering sawahnya begitu bikin kagum
BalasHapusKarena saya orang pesisir, lihat beginian, seneng banget.
HapusBtw, ngambil fotonya sambil jalan.
biasanya namanya ir terjun kan pasti jalannya agak2 challenging yaa..ini keliatannya sdh ditata sedemikian utk memudahkan pengunjung yaa
BalasHapusTantangannya cuma pada fisik kita saja, mba. Naik turun. So far, jalannya sudah baik dan nyaman buat pengunjung.
HapusMauuuu kesini..ayo jalan2 ke jatim :)
BalasHapusUnik namanya mbak, untuk saya yang nggak biasa tahu bahasa jawa dan artinya :)
Ayo mba! Aku siap jadi guidenya, termasuk translatornya.
Hapus