Pantai Boom, Tuban





Assalamualaikum,

Adakah yang pernah main ke Pantai Boom di Tuban? Sekedar jalan pagi atau sore. Atau cuma buat duduk-duduk cantik sambil memandang deburan ombak dan perahu-perahu nelayan. Menunggu sunrise dan sunset saat langit cerah.

Baca juga Pantai Sowan.



Bagi orang pesisir suasana pantai adalah hal yang sangat biasa. Karena setiap hari bakal menemui sunrise hingga sunset. Lalu perahu-perahu yang hilir mudik mencari ikan. Atau nelayan yang sibuk dengan perahunya. Entah sedang memperbaiki atau lainnya. Atau orang-orang yang rela menghabiskan waktunya untuk memancing. Begitu-begitu saja. Sampai saya merasa, ini adalah kota tempat saya tinggal. Kota ini sangat istimewa, karena saya lahir dan besar disini. Saya ingin menulis tentang kota ini, tentang tempat-tempat yang layak dikunjungi untuk melepas penat.

Kota Tuban berbatasan dengan laut Jawa. Laut terbentang luas dengan segala kecantikannya. Jadi, yang mau main-main ke pantai, bisa puas banget. Baik yang gratisan maupuan yang berbayar (tiket masuk). 

Baca juga Pantai Remen.

Nah, bagaimana dengan pantai Boom? Sejak belum digunakan sebagai salah satu tujuan wisata saya sering bermain kesini. Biasalah, jalan-jalan sambil mencari kerang dan siput. Sampai kaki berdarah terkena cangkang kerang yang tajam. Itu tak membuat saya kapok. Kadang bersepeda muter saja sampai di ujung pantainya. Ya, jaman saya masih anak-anak, pantai Boom sudah ramai. Sekarangpun demikian.

Lokasi:

Sebelah utara alun-alun Tuban, di kawasan Pasar Sore. 

Pantai Boom ini mudah ditemukan karena lokasinya strategis. Bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun umum. Ada papan nama besar sebagai petunjuk pantai. 



Jika menggunakan kendaraan umum, berhenti saja di pos polisi. Ke utara sedikit sudah terlihat pintu masuk pantai Boom. Jangan heran jika area dekat pintu masuk ini banyak kendaraan. Karena bus-bus dan kendaran para peziarah Sunan Bonang biasa parkir disini. Selain itu banyak pedagang kaki lima yang menempatkan rombongnya di lokasi parkir. 

Tiket:



Rp 1.500. Murah sekali bukan? 

Meskipun jam buka tertulis pukul 07.00, tapi saya datang sebelum pukul 06.00. Loket sudah buka dan sudah banyak pengunjung. Bahkan anak-anak kecil juga sering main-main kesini. Bersepeda atau jalan-jalan bersama teman sepermainannya.

 

Fasilitas:


Replika kapal Tar-Tar, Relief Sejarah Tuban, Taman air mancur, playground, bianglala, batu terapi, jogging track, tempat pemancingan dan gardu istirahat.




Penempatan relief di depan tempat parkir pegawai ini  (di sebelah kiri loket) sebenarnya kurang terlihat pengunjung. Seringkali terlewatkan. Pengunjung biasanya berjalan lurus, langsung menuju loket untuk membeli karcis dan masuk ke lokasi wisata.
Selanjutnya kita masuk ke dalam lokasi pantai Boom. Melewati loket yang merupakan replika kapal Tar-Tar. Selain itu, di lantai bawah ini merupakan kantor wisata pantai Boom. Bangunan ini kelihatan apik ketika dilihat dari bawah.


Bangunan yang dilengkapi dengan dua tangga ini memungkinkan para pengunjung untuk melihat pantai dan daerah sekitarnya dari atas. Disini juga ada tangga lagi. Sudah cukup aman kalau membawa anak-anak naik turun tangga. Sayangnya di lantai atas ini tidak digarap dengan maksimal. Masih ala kadarnya saja.



Selanjutnya kita bisa melihat relief sejarah kota Tuban yang tidak bisa dipisahkan dengan penyebaran agama Islam oleh Sunan Bonang. Aduh pohon di depan itu rasanya mengganggu banget ya. Mau mencari gambar dari samping dan depan sama saja. Pohonnya masih nongol.



Di sebelah kanan pintu masuk ada sebuah jembatan. Kalau tidak jeli, para pengunjung akan melewatkan begitu saja. Maklum saja jembatan ini tidak terlihat begitu kita masuk. Ayo, yang suka foto selfie, mari merapat. Cakep lho jembatannya! 



Wisata Pantai Boom ini dilengkapi dengan arena bermain. Ada ayunan, prosotan, jungkat-jungkit, kereta api, dsb. Ops, bayar tiket dulu ya. Sayangnya ada mainan anak yang sudah rusak. Seperti prosotan yang berlubang. Tentu ini berbahaya jika digunakan anak-anak.



Oh ya, ada banglala lho disini. Asyik kan. Tapi beberapa kali saya datang belum beroperasi. Saya biasa datang kesini pagi, sih. Mungkin petugasnya belum datang.



Ketika sedang jalan-jalan saya sering berpapasan dengan orang-orang yang sedang jogging. Ada jalurnya. Jadi nyaman buat sekedar jalan-jalan sambil melihat pemandangan di laut.




Mendekati ujung pantai ada banyak gardu istirahat. Semacam gazebo yang berderet ke utara. Sayangnya banyak ulah pengunjung yang tak bisa menjaganya. Lihat saja, ada coretan-coretan di seluruh tempat. Ehm...sebenarnya apa sih susahnya untuk duduk-duduk saja. Bukankah pengunjung datang untuk melihat keindahan pantai. Bukan untuk menggambar. Tapi ya begitulah keadaannya.




Lama tak main kesini ternyata pohon-pohonnya sudah rimbun. Jadi adem. Mau jalan-jalan tidak takut kepanasan. Tapi sebaiknya pagi atau sore hari saja. Karena udara pantai panas, menyengat. Bahkan sejak matahari mulai muncul dari balik awan.



Jika sudah capek jalan-jalan, duduk-duduk saja di pinggir pantai. Ada banyak pemandangan menarik disini. Saya bisa melihat para nelayan sedang berjuang mencari ikan. Deru suara perahu motor nelayan memecah kesunyian pagi.



Bagi para nelayan, bekerja keras saja tak cukup. Alam tak selamanya bersahabat dengan mereka. Langit mendung, angin kencang dan ombak besar adalah situasi diluar rencana. Makanya, jika di pasar sedang sepi ikan artinya nelayan tidak melaut. Ikan-ikan hasil tangkapan hanya diambil dari tepi laut.



Dalam satu perahu ini ada 14 nelayan. Semuanya bekerjasama untuk menebar jaring, lalu memutar dan berhenti di satu titik. Beberapa saat kemudian, jaring ditarik bersama. Tentunya menarik jaring yang berisi ikan-ikan ini lebih berat daripada menebar jaring.

Ada pemandangan menarik ketika saya melihat perahu-perahu nelayan ini. Burung! Iya, gerombolan burung senang mengikuti kemanapun perahu pergi. Burung-burung ini sepertinya sedang mengintai ikan-ikan hasil tangkapan nelayan. Ketika menjaringpun, burung-burung ini mulai mengerubungi dan sesekali paruhnya mengambil mangsa.



Bagi yang suka memancing, pantai ini adalah tempat yang nyaman untuk berburu ikan. Mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek menghabiskan sebagian waktunya untuk memancing. Duduk tenang menghadap laut. Ada yang sengaja datang sendirian ada pula yang rombongan.



Karena lokasi luas, anak saya membawa bola. Sepanjang jalan menuju ujung pantai, bermain bola. Kalau hanya di arena wisata tidak apa-apa. Tapi begitu ditendang lalu jatuh diantara batu-batu besar di bibir pantai, aduh bagaimana mengambilnya! Mau langsung turun, ternyata tinggi juga jaraknya. Kalau ada lumut bisa licin. Maka dengan bantuan ayahnya, anak saya turun, mengambil bola. Setelah itu, tetap saja main bola.

Untuk turun hingga di bibir pantai harus hati-hati ya. Ada banyak tangga atau tempat yang sengaja dibuat menurun. Kita bisa lewat itu dan menyentuh air laut. Pastikan tempat yang kita injak tidak licin. Maklum, kalau habis hujan biasanya banyak tempat menjadi tidak nyaman dipijak.



Jangan heran jika kita jalan dan melihat banyak jaring yang ditaruh sembarangan. Benda-benda yang berkaitan erat dengan kegiatan menangkap ikan tergeletak begitu saja. Entah masih dipakai atau tidak. Pemiliknya adalah para nelayan yang tinggal di dekat pantai ini.

Note:



  1. Hati-hati. Beberapa tiang lampu kondisinya memprihatinkan. Mulai dari yang patah hingga roboh. Mungkin karena terjangan angin kencang. Tapi sebaiknya pihak berwenang segera memperhatikan dan memperbaiki. Sehingga tidak membahayakan pengunjung.
  2. Sebaiknya datang pagi atau sore hari. Di pagi hari, udara masih sejuk. Sedangkan sore, panas matahari tidak menyengat lagi. Sekaligus bisa melihat sunrise dan sunset. Sayangnya saya datang saat cuaca sedang mendung.


Selain untuk wisata keluarga pantai Boom ini seringkali digunakan untuk kegiatan sekolah untuk anak-anak playgroup, TK dan SD. Sepanjang saya kesana suasana ramai di hari libur. Anak-anak sekolah berkumpul, bermain sekaligus makan bersama.



Dari semenajung Boom ini kita bisa melihat masjid Agung yang megah. Kubah berwarna biru cerah dipadu dengan kuning tampak menonjol diantara bangunan pertokoan dan kantor-kantor pemerintah. Yuk, mampir sekalian, mumpung masih di Tuban!  

Buat yang ingin jalan-jalan murah, pantai Boom ini bisa jadi pilihan ya! Happy traveling dan jangan nyampah! 

^_^
Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

14 Komentar untuk "Pantai Boom, Tuban"

  1. Alhamdulillah. Senangnya lihat pantai yang indah dan bersih terawat ya mba. Semoga bisa terawat dengan baik selalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Meski sejujurnya masih ada tumpukan sampah di area pantainya. Entah sampah kiriman dari laut atau mana. Tapi kalau yang lokasi wisata (darat), pagi gitu petugasnya sudah bersih-bersih.

      Hapus
  2. Saya juga suka ke situ mbak selain dekat juga murah meriah.

    Di pantai sebelah timur, banyak sekali sampahnya. Sepertinya kiriman dari laut

    BalasHapus
  3. Pantai nan,, bersih walaupun ada tumpukan limbah sdkit,,, aku blm k sana mba pingin suatu saat jd pilihan traveling sm kelg

    BalasHapus
  4. wawwww pantainya sangat bagus dan keren... terawat pula... recommended banget nih..

    www.kananta.com

    BalasHapus
  5. kalo liburan ketempat ini pasti pulangnya lebih fresh.man pikiran bersih... lihat pantai bersih.. gak semrawut gitu..smoga selalu terawat..

    BalasHapus
  6. Dilihat dari sisi mana aja, sepertinya pantai ini cantik mbak. Andai pemerintah punya program edukasi untuk lebih menghargai tempat wisata ya.

    BalasHapus
  7. Seharusnya tempat seperti ini lebih diperhatikan lagi ya, potensinya Besar :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ada yang pihak berwenang yang mendengar ya.

      Hapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel