Jam Kosong




Dear moms,

Apakah alasan orang tua memilih sebuah sekolah untuk anaknya? Kualitas baik pengajar maupun murid, biaya, sarana dan prasarana sekolah atau lainnya. Pasti banyak hal menyangkut sekolah yang perlu dipertimbangkan. Saya percaya bahwa setiap orang tua pasti mendambakan sekolah yang terbaik untuk anak-anaknya. Bisa jadi sekolah terbaik itu berbeda versi.

Ada yang mengatakan bahwa sekolah A bagus, sementara orang lainnya mengatakan sebaliknya.  Seperti ini, “Aku nggak mau menyekolahkan anak di sekolah X. Banyak jamkosnya?”

“Apa?” Saya masih tidak mengerti “jamkos” itu apa. Maaf kudet! Jamkos artinya jam kosong alias tidak ada pelajaran di kelas. Tapi ya sudahlah. Tidak semua orang akan sependapat dengan kita. Itu hak kita kok, mau memilih sekolah mana saja.

“Jam kosong,” katanya.

So, what dengan jam kosong?

Saya jadi ingat jaman masih sekolah dulu. Aih, senangnya kalau ada jam kosong. Apalagi kalau mata pelajaran yang tidak saya sukai. Dan di jam terakhir. Pengen cepat pulang saja. Atau...pokoknya senang saja.

Lalu, kalau orang tua keberatan dengan jam kosong bagaimana? Entahlah. Karena yang dimaksud adalah sekolah negeri (SMP) yang saya tahu untuk komplain agak susah. Misalnya, kita mau mengeluh ini itu tidak semudah membalikkan tangan. Tidak mudah mendapat tanggapan. Apalagi untuk hal-hal yang dirasa tidak benar-benar penting.

Bukan berarti tidak bisa. Saya pernah beberapa kali chat dengan wali kelas anak saya. Cuma, tidak banyak, sebatas masalah yang sedang dialami anak. Terutama ketika sedang sakit, ketinggalan pelajaran. Seperti itu saja. Sedangkan untuk masalah yang urgent sebaiknya bicara secara langsung saja kepada yang bersangkutan.

Saya tanya anak saya yang dulunya pernah sekolah disana tentang jamkos. “Nggak banyak, sih.”

Intinya sih, si anak fine. Tidak ada masalah dengan jam kosong. Tidak mengeluh panjang lebar sepulang sekolah. Pernah sih bilang, "Nggak ada pelajaran." So far, dia bisa melewati jamkos ini.  Kalau bete ya pastilah. Tapi mau bagaimana lagi. Berapa persen sih ada jamkos. Misalnya banyak, pasti wali murid ramai-ramai datang ke sekolah. Atau minimal saya yang pernah ikut paguyupannya, ikut mendengarkan masalah ini. Faktanya, selama saya duduk mengikuti rapat wali murid dan guru-guru hingga kepala sekolah, tidak pernah membahas ini. Tidak ada wali murid yang protes, bahkan ketika terima rapor dan ada waktu untuk ngobrol dengan wali kelasnya.

Seperti jaman saya sekolah dulu, ketika ada jam kosong dan belum waktunya pulang. Tetap di kelas dan menunggu pelajaran selanjutnya. Paling kelasnya yang ramai. Mulai yang teriak-teriak, menyanyi hingga memukul bangku kelas. Lainnya? Coba deh bayangkan kehebohan seperti apa!

Meski sudah ada tugas dari gurunya ketika jamkos, anak-anak tetap berisik. Yang namanya kelas tanpa dijaga oleh guru jadi bebas, tanpa pengawasan.

Kadang kita mendengar sesuatu dari orang lain dan kita percaya begitu saja. Andai memang ada jam kosong, pasti ada alasannya. Ya, maklum saja. Bapak/ibu guru yang mengampu pelajaran sedang ada tugas atau lainnya sehingga tidak maksimal mengajar di kelas.

Faktanya, anak-anak bisa melewati jam kosong. Seperti sebuah pengalaman. Masa sekolah ada suka dukanya. Anggap saja ini adalah pengalaman buruk yang tak bisa dihindari. Dan saya yakin anak-anak bisa menyiasatinya.

Saya bukan penggemar jam kosong, meskipun dulunya pernah ikut menikmati. Saya juga tidak membuat pembenaran atas jam kosong. Namun, sebaiknya tidak tergesa-gesa membuat kesimpulan terhadap suatu sekolah. Bisa jadi karena satu dan lain faktor kita sudah antipati terhadap sekolah tersebut.

^_^



Nur Rochma Assalamualaikum. Mengasah ilmu, berbagi rasa, asa dan cerita lewat tulisan. Happy reading! ^_^

14 Komentar untuk "Jam Kosong"

  1. jadi teringat masa duduk di bangku sekolah dulu. paling senang klo ada jam kosong #eehh appaadeehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Toss dulu. Aih, ada temannya. Apalagi kalau gurunya galak. Hihi...

      Hapus
  2. Jam kosong itu surga bagi anak2 sekolah hahahaa. Tapi kalo bagi ortu mungkin ngerasa rugi yaa, udah mbayar kok ga belajar hahaha..

    BalasHapus
  3. dulu pada waktu jam kosong seneng juga ... heee
    bisa di buat main-main sepak bola atau makan di kantin, heeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daripada bete di kelas ya. Mending main-main dulu.

      Hapus
  4. yup bener..mesti di cari tahu kenapa ada jam kosong...
    kalao jaman ku dulu biasanya karena gurunya penataran.. atau memang ada tugas..kecuali jika guru cuma ningkrong2 aja... , guru negri sktlrg juga disiplin loh..apalagi ada sertifikasi dan penilaian..mereka lebih ketat aturannya...

    BalasHapus
  5. Kalau ada jam kosong aku malah gak suka. Di jam-jam seperti ini, adalah rawan terjadinya sesuatu, kecuali jam kosong diisi dengan aktifitas yang bermanfaat dan ada guru pendampingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya? Mendingan mengerjakn pr atau tugas lainnya ya.

      Hapus
  6. iya mbak, kalau menurut aku juga jamkos itu fine-fine aja kok, tapi ya mungkin tergantung masing-masing orang tua memaknai seperti apa. Yang penting anak-anaknya nggak ada masalah. Makasih sharingnya mbak, aku jadi tau apa itu jamkos. Hehe ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anaknya seneng. Kalau saya sih, fine aja. Pasti ada alasan gurunya. Tapi orang tua lainnya yang gak suka.

      Hapus
  7. bisa di buat main-main sepak bola atau makan di tempat makan luar sekolah.. :D

    BalasHapus
Taraa! Akhirnya tiba disini. Terima kasih Anda telah membaca blogpost ini. ^_^

Mohon maaf, jika ada link hidup, anonymous atau broken link akan saya hapus!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel