Kacamata (Bukan Sekedar Gaya)
Minggu, 12 Maret 2017
10 Komentar
Sebagai
penderita mata minus saya sangat terbantu oleh kacamata. Iya, sampai detik ini
saya masih mengandalkan kacamata untuk memperjelas pandangan. Pernah ada teman
yang menawarkan operasi lasik karena dia sudah melakukannya. Hasilnya dia bisa
melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata. Alhamdulillah.
Sejak
masih di SMA saya sudah mengalami kesulitan dalam melihat jarak jauh. Awalnya
suatu obyek terlihat agak samar. Lalu saya biarkan saja karena masih merasa
mampu melihat. Sayangnya keadaan ini tidak berlangsung lama. Justru mempersulit
saya ketika berada di dalam kelas. Kalau duduk di bangku depan sih tidak
masalah. Tulisan maupun gambar di papan tulis masih terlihat. Tapi kalau tempat
duduknya bergilir ke tengah dan belakang? Jaman saya sih seperti itu. Maksud
gurunya agar semua murid bisa merasakan duduk di semua bagian.
Duduk
di bangku belakang sangat menyusahkan saya. Bisa dipastikan saya mengalami
kesulitan menerima pelajaran. Melihat tulisan di papan tulis tidak bisa jelas
lagi, lalu bertanya kepada teman sebangku. Ini mengganggu sekali ya. Apalagi
kalau guru sedang menerangkan pelajaran. Masak mesti ngomong, nanti dikira
ngobrol sendiri. Padahal cuma nanya tulisan di papan tulis. Susah, bukan!
Setelah
periksa ke dokter lalu membeli kacamata, saya masih malu memakai. Masih jarang
anak sekolah yang memakai kacamata. Saya hanya memakai jika berada di dalam
kelas saja. Itupun kalau ada pelajaran yang benar-benar memaksa saya memakai
kacamata. Selebihnya ya dimasukkan ke kotak kacamata. Goodbye!
Di
rumahpun nasib kacamata ini nyaris sama. Hanya dipakai saat belajar saja. Atau
kalau menonton film di teve dan ada teksnya. Tulisannya kecil sehingga samar.
Menyerah deh!
Setelah
berjalan beberapa bulan, akhirnya mau tak mau kacamata ini harus terus saya
pakai. Kalau sering dilepas, lupa pula ditaruh dimana. Ada yang bilang minusnya
bisa tambah banyak. Saya sih masih cuek saja. Meski mungkin diperparah oleh
kebiasaan saya membaca seenaknya. Kadang selonjor atau sambil tiduran.
Kalau
ingat waktu itu model kacamata masih sangat terbatas. Lucu juga ketika mengenang
bentuknya yang bulat dengan gagang yang ringan. Yang penting fungsinya. Model
sih menyesuaikan selera dan bentuk wajah.
Akhir-akhir
ini saya cenderung menggunakan dua kacamata yaitu kacamata baca dan sunglasses.
Yang kedua ini awalnya karena mata saya sensitif. Jadi gampang banget lelah.
Terutama kalau sering naik motor, berada di luar dan di laut. Pokoknya kegiatan
yang dilakukan diluar ruangan dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya
membuat mata saya sakit. Rasanya perih dan sering keluar kotoran yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Keadaan seperti ini cukup
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mata merupakan organ tubuh yang vital. Untuk melakukan suatu gerakan, mata sangat berperan. Aih, kalau sedang sakit, baru terasa apa yang saya lakukan ketika sehat. "Mata, kau gunakan untuk apa?" Dan saya orang yang terlena. Ada banyak waktu yang sia-sia saat mata sehat. Ya, Robb, ampuni hamba.
Kalau ada satu saja anggota tubuh kita sedang sakit, seluruh tubuh
ikut merasakan. Sakit mata yang saya alami biasanya berlangsung lama. Kadang sampai satu minggu. Biasanya keadaan seperti ini disertai dengan stamina yang
menurun.
Sangat penting untuk mengenali kekurangan saya ini. Seperti ada alarm dari tubuh, saya harus segera mengambil tindakan ketika mata mulai merasakan gejala tidak baik. Agar sakit mata tidak berlanjut parah saya mesti periksa ke dokter mata. Saran dokter
selalu sama, istirahat, makan buah, sayur, minum vitamin. Dan satu lagi tetap
memberi obat mata.
Mau
bagaimana lagi, patuhi nasihat dokter. Tapi anak-anak bagaimana? Untuk antar
jemput ke sekolah, silaturahim, belanja, dsb. Rasanya ingin bersembunyi di
rumah saja. Baru kena angin di depan rumah, mata sudah nyeri hingga kepala
cekot-cekot.
Kemudian
ada teman yang menyarankan untuk menggunakan sunglasses. Tapi mata saya minus,
bagaimana dong? Berdasarkan rekomendasinya akhirnya saya pergi ke optik yang
dimaksud. Sayangnya disana hanya ada satu macam warna lensa. Coklat. Jadi kalau
kena sinar matahari warnanya agak gelap sedikit.
Lalu
beberapa waktu lalu, ketika menemani suami yang ingin membeli sunglasses, saya
baru tahu kalau ada macam-macam warna untuk lensa. Aih, tahu gitu kan bisa beli
disini. Dari yang warnanya agak terang hingga gelap. Cocok untuk kegiatan
diluar ruangan. Kalau dari webnya optik melawai saya menggunakan lensa photochromic.
Mengenal Warna lensa
Lensa photochromic
Lensa
yang dapat berubah warna menjadi lebih gelap saat terkena sinar matahari dan
otomatis kembali bening saat di dalam ruangan. Memberikan perlindungan terhadap
sinar UV dan kenyamanan penglihatan saat diluar ruangan.
Lensa Polarized
Lensa
Polarized dilapisi oleh lapisan khusus yang dapat mengurangi silau cahaya.
Silau cahaya disebabkan ketika sinar matahari memantul dari permukaan air
ataupun benda padat lainnya. Dengan mengurangi silau, lensa polarized membantu
Anda melihat objek lebih tajam dan juga mengurangi efek berbahaya dari sinar
UV.
Lensa DriveWear
Lensa
yang merupakan gabungan dari teknologi photochromic dengan polarized ini
memiliki warna dasar hijau kekuningan dan akan berubah menjadi coklat tua saat
terkena sinar matahari langsung Lensa ini sangat nyaman untuk aktifitas
outdoor, karena selain dapat mengurangi silau, tingkat kegelapan warnanya pun
menyesuaikan lingkungan sekitar. Cocok untuk berkendara, golf, memancing dll
Lensa tinting
Merupakan
lensa bening yang diberi pewarnaan khusus untuk melindungi mata di siang hari.
Biasanya digunakan sebagai lensa sunglasses.
Aku bukan pemakai kacamata mbak. Alhamdulillah. Tapi dulu suka ngliat cowok yang pke kacamata..keliaran cakep n smart☺
BalasHapusAih kalau dibaca cowok yang berkacamata jadi so sweet, deh.
HapusKece kacamatanya, Mbak. Sama banget nih mbak, saya juga dulu berkacamata kalau dalam kelas aja. Itu pun karena kesulitan membaca tulisan di papan tulis. Baru pakai terus waktu masuk kuliah tapi di rumah sering ga pakai. Sekarang di rumah pun pakai karena minusnya udah tinggi :'(
BalasHapusToss ah. Setelah kepepet, dipakai terus. Lama-lama nyaman juga, hihi....
Hapuskece kacamatanya, kak... aku bukan pemakai kacamata sih, paling cuma punya kacamata hitam aja...
BalasHapusBuat kegiatan outdoor pakai kacamata hitam ya, mba.
HapusSaya baru memakai kacamata setahunan sih. Tapi itu cuma utk gegayaan. Mata Alhamdulillah masih waras meski minus 1.5. Tipsnya banyak mkn sayur. Saya suka wortel dari kecil. Sengaja mkn wortel bnyk2 supaya mata ga cepet minus. Hobinya maen komputer. Tapi masih minus juga sih akhirnya walau ga parah. :)
BalasHapusAku juga suka wortel. Biasanya dijus tanpa gula. Sehat-sehat ya mba.
HapusNah ini nih problemku :p. Mataku skr malah udh silindris mba.. Minusnya naik juga.. Gara2 males pake kacamata nih -_-. Alasanku sih krn mukaku kok ya jd aneh kalo pake kacamata yaa. Bisa jd sih ini cm perasaanku doang, krn kata suami bagus2 aja. Tp krn ga PD jd g suka makenya. Aku pake cuma pas lg nonton di bioskop, krn aku g jelas juga kalo udh nonton.. Pdhl layar segede itu.
BalasHapusSempet dulu pake kontak lens mba, tp ga bertahan lama, krn aku lbh ceroboh :p. Memang hrs ruton dipake sih ya mba.. Tp kalo lensanya cakep bgitu kyknya aku semangat deh mau beli :D. Mumpung kacamata dicover ama kantorku :D
Hahah.. mba Fanny tetap cantik deh. Kacamata buat gaya juga sih.
Hapus